Katib Syuriyah PWNU Jabar KH Usamah Manshur Jelaskan Maqam Ikhtiyar dan Tawakal
Jumat, 29 Januari 2021 | 12:01 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Katib Syuriah PWNU Jawa Barat KH Usamah Manshur mengatakan, untuk mengahadapi Covid-19 kita harus berikhtiar dan tawakal. Menurutnya, ikhtiar dan tawakal adalah maqam yang pernah dialami Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Ia mengatakan bahwa manusia itu ada pada dua maqam, yakni pertama, maqamul ikhtiyar wal ikhtiyat.
“Maqom kita itu, maqam usaha dan hati-hati,” katanya dikutip dari You Tube NU Jabar Channel, Sabtu (16/1) lalu.
Yang kedua, manusia itu ada pada maqam mutawakkal. Menurutnya, ini juga berlaku bagi baginda Rasulullah saw. Beliau lalu menceritakan kisah hijrah Rasulullah dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq ke Madinah.
Diceritakan, ketika Nabi dan sahabatnya Abu Bakar sedang beristirahat di sebuah gua, Abu Bakar melihat sangat banyak pemuda-pemuda Quraisy dengan pedang terhunus mengejar Nabi, mereka sudah sampai kemulut gua. Lalu Abu Bakar berkata kepada Rasulullah: “Ya Rasulallah, law raama fi qodamaih, laa raana,” Seandainya mereka mau melongok liat ke bawah. Dijamin mereka melihat kita di sini, habis kita Ya Rasul.
Lalu Rasulullah menjawab: “Ya aba bakrin, la tahzan innallaha ma’ana,”
Abu Bakar pada saat itu dalam kondisi ketakutan, sedangkan Nabi Muhammad saw dalam kondisi yang sangat tenang. Ini karena, Nabi Muhammad fi maqamittaqwa sementara Abu Bakar fi maqamil ikhtiyar.
“Di kala Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah, Nabi fi maqamuttawakal. Sementara temanya, sahabat Abu Bakar fi maqamil ikhtiyar,” terangnya.
Lalu kemudian, beliau bercerita pula tentang kisah peperangan kaum muslim melawan kafir Quraisy pada saat perang Badar. Pada saat itu, pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 313 orang, harus melawan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah ribuan pasukan.
Dikala pasukan Muslim sudah siap untuk bertempur melawan kafir Quraisy, sayyidina Hamzah memohon kepada sayyidina Abu Bakar untuk mencari Rasulullah. Ternyata Rasul masih ada di tendanya, beliau sedang bermunajat kepada Allah dalam keadaan sujud dan menangis, memohon kepada Allah bantuan bala tentara dari unsur malaikat.
Abu Bakar pada saat itu menghibur Nabi dan berkata: “Irfa’ Ya Rasulallah,” bangkitlah Ya Rasulaalh. “Himma yakhzikallah, anta Rasulallah wa anta antu” wahai rasul bangkitlah sudah, kita akan menang demi Allah, engkau itu tidak akan disia-siakan oleh Allah, engkau itu utusan Allah, engkau itu hamba Allah, kita pasti menang.
Nabi Muhammad dalam keadaan sedih, munajat kepada Allah, sebab di sini fi maqamil ikhtiyar, harus ada bantuan. Bagaimana mengatur strategis, 313 pasukan Muslim melawan kafir Quraisy seribu pasukan lebih. Tanpa ada bantuan dari Allah disini kita akan sulit,” pungkasnya. “Nah ini namanya fi maqamil ikhtiyar,” sambungnya.
“Satu orang harus melawan tiga sampai empat orang, Logika manapun satu orang dikeroyok tiga atau empat orang kan kalah,” tuturnya.
Ia lalu mengingatkan bahwa, kita harus mengetahui posisi dalam menghadapi Covid-19. Menurutya, protokol kesehatan sudah islami. Ia mengutip pernyataan Ibnu Hajar Al-‘Astqalani yang menyatakan bahwa jika tha’un sedang merambah ke kita, maka hindari mushafahah, hindari kerumunan.
“Jadi logis jika MUI pernah memberika fatwa shalat jum’at diganti dengan shalat dzuhur di rumah, menghindari kerumunan,” katanya.
Pewarta: Agung Gumelar
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Barak Militer Vs Pesantren
2
Jejak Perjuangan KH Muhammad asal Garut: Dari Membangun Pesantren hingga Menjaga NU
3
Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Pendidikan dan Kepemimpinan
4
Pesantren Karangmangu Bertaraf Nasional, Cetak Puluhan Khatimin dari Berbagai Daerah
5
BPBD Jabar Siap Tangani Bencana Alam di Bandung Barat, Karawang, dan Bekasi
6
IPPNU Kota Banjar Kunjungi Dinas Sosial, Bahas Kasus Sosial dan Penguatan Ketahanan Keluarga
Terkini
Lihat Semua