• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Habib Syarif Al-Aydarus Jelaskan Hubungan Musibah, Sabar, dan Tawakal (2-Habis)

Habib Syarif Al-Aydarus Jelaskan Hubungan Musibah, Sabar, dan Tawakal (2-Habis)
Pimpinan Pondok Pesantren Assalam, Kota Bandung, Habib Syarif Al-Aydarus 
Pimpinan Pondok Pesantren Assalam, Kota Bandung, Habib Syarif Al-Aydarus 

Pimpinan Pondok Pesantren Assalam, Kota Bandung, Habib Syarif Al-Aydarus mengatakan, pasrah terbagi ke dalam dua bagian. Pertama pasrah kepada kenyataan. Artinya, seseorang hanya menerima kegagalan apa adanya dan berhenti di kegagalan itu sendiri.

"Tidak ada yang namanya ikhtiar, tidak ada yang namanya upaya, tidak ada yang namanya usaha-usaha yang lebih jauh. Padahal, Allah telah menyampaikan segala sesuatu pasti ada jalan keluarnya. Demikian juga penyakit, likulli daain dawaun, untuk setiap penyakit pasti ada obatnya, saya yakin pada akhirnya pasti ada obatnya," ungkapnya.

Kedua pasrah kepada Allah SWT atau yang disebut dengan tawakal. Menurutnya, pasrah di sini bukan hanya menerima kegagalan apa adanya lalu diam, melainkan terus mencoba dan berupaya untuk mencari jalan keluarnya serta berupaya untuk memperbaikinya.

"Oleh karena itu, dengan bijak salah seorang ulama mengatakan tawakkal dalam islam adalah aslama wahuwa muhsinun, kita harus menerima, tetapi terus berupaya untuk mencari solusi terus berupaya untuk mencari obat, terus berupaya untuk mencari berbagai cara-cara untuk memperbaikinya wahuwa muhsinun," jelasnya.

Ia mencontohkan perjalanan ummuna Sayyidati Hajar atau Siti Hajar, ibu dari nabiyullah Ismail As, yang berjuang mencari tetesan air untuk keberlangsungan kehidupan anaknya.

"Sofa marwah, marwah sofa, sofa marwah sampai tujuh kali sampai tujuh kali, dan ketika itu tidak ada manusia lain kecuali hanya berdua, Siti Hajar dan Nabiyullah Ismail yang masih bayi, betul-betul bayi merah. Nah, itulah contoh tawakkal, tetep berupaya," ujarnya.

Jadi, sambungnya, dari perjalanan tersebut  sehingga diabadikan menjadi sebuah bagian dari ibadah haji yang namanya sa’i.

"Itu menggambarkan sedemikian rupa tingginya sikap tawakkal yang ada pada sayyidah Hajar atau Siti Hajar, ibunda dari nabiyullah Ismail as," sambung Habib Syarif.

Kemudian, ia mengutip perkataan pengarang kitab Ratibul Haddad, Habib Abdullah Al-Haddad.

Man aslaha niyyatan balagha ummiyyatuhu, "Barangsiapa yang baik niatnya, insyaallah akan sampai kepada tujuan. Insya allah, kalo kita menerima musibah ini dengan husnudzon, menerima musibah ini dengan sangkaan yang baik, menerima musibah ini dengan penuh keyakinan, insyaallah, dan ini tentunya harus menjadi kesepakatan kita semuanya," harapannya.

Dalam kesempatan yang sama, Habib Syarif Al-Aydarus juga mengungkapkan hikmah yang terkandung dalam tawakal. Pertama, sikap tawakkal mampu menjaga kesadaran dan keimanan bahwa dibalik sesuatu yang terjadi ada zat yang Maha Agung.

"Virus yang maha kecil itu ada pengendalinya, yang namanya zat yang Maha Agung, untuk Allah besok hilang sangat mudah, sangat mudah. Oleh karena itu, mari kita tetap optimis," ungkap Habib syarif.

Kedua,  sikap tawakal mampu membangun optimisme. Hal itu yang mungkin dapat menjadi sesuatu yang mampu membangun imun dalam jiwa seseorang.

"Kalo lahir terus kita upayakan dengan berbagai vitamin, namun ada satu yang sering terlupakan disini ada yang namanya qalbu, di sini ada yang namanya batin, disini ada yang namanya jiwa. Kenapa jiwa tidak kita asah? Kenapa jiwa tidak kita isi? Kenapa jiwa tidak kita perbaharui? Ini hikmah yang kedua dari yang namanya tawakal," tuturnya.

Ketiga, sikap tawakkal artinya kita dipacu untuk terus berikhtiar. 

Ia mengungkapkan, Ahlussunnah wal Jamaah berbeda dengan jabariyah, qadariyah, terlebih akhir-akhir ini banyak yang kecenderungan neo-Khawarij atau khawarij jadid.

"Yang banyak memberikan komentar-komentar memohon untuk dikurangilah bahwa vaksin ini merupakan kolaborasi dan sebagainya- dan sebagainya, Tolonglah, tolong hal-hal yang bisa merusak tatanan yang dibangun oleh pemerintah, mudah-mudahan tidak diganggu dengan berita-berita yang mengarah ke hoax," jelas Habib Syarif.

Keempat, hikmah dari sikap tawakal mampu membangun sebuah pribadi dan integritas diri yang kuat. 

"Hidup adalah realitas, sesuatu yang tidak mungkin kita pungkiri, insyaallah tawakkal mampu menjadikan kita sebagai sebuah kepribadian yang tangguh," katanya.

Kelima, dengan sikap tawakal mampu menjadikan manusia yang siap menerima berbagai cobaan. 

Ia berharap, Covid-19 tidak menyita kegembiraan manusia.

"Mudah-mudahan kita tetap berhati-hati, kita anjurkan yang belum divaksin secepatnya karena itu adalah bentuk ikhtiar, namun jangan sampai merampas dan menyita kegembiraan kita," pungkasnya.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru