• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Majalengka

KH Juhadi Muhammad: Majalengka PCNU Pertama di Jabar yang Gelar PD-PKPNU

KH Juhadi Muhammad: Majalengka PCNU Pertama di Jabar yang Gelar PD-PKPNU
Ketua PWNU Jabar, KH Juhadi Muhammad saat sambutan dan membuka acara PD-PKPNU
Ketua PWNU Jabar, KH Juhadi Muhammad saat sambutan dan membuka acara PD-PKPNU

Majalengka, NU Online Jabar
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Majalengka menggelar Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) di Pondok Pesantren Darul Atqiya Sindangkerta, Kabupaten Majalengka, Jumat (29/7).

 

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, dalam sambutannya sekaligus membuka acara menyampaikan PD-PKPNU ini merupakan yang pertama di gelar di Jabar setelah PBNU melakukan penataan ulang kaderisasi dari Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) dilebur menjadi PD-PKPNU.

 

“Majalengka pengkaderan pertama PD-PKPNU di Jawa Barat, ini sangat luar biasa, perdana setelah peleburan penataan ulang kaderisasi oleh PBNU dari PKPNU dan MKNU menjadi PD-PKPNU),” katanya.

 

Menurut Kiai Juhadi sapaan akrabnya, PD-PKPNU ini digelar untuk melegalkan kader, sehingga menjadi benar-benar kader NU, bukan kader yang hanya sebatas kultur dan natural jadi pengurus.

 

“Kenapa PWNU mengadakan PD-PKPNU, kedepannya mengadakan PMKNU, AKN-NU, karena sudah banyak terjadi bahwa ada kader-kader natural, sehingga Kalau sudah mengikuti pengkaderan sudah terukur bahwa ini benar benar kader NU, jangan sampai jadi kader yang natural saja,” tuturnya.

 

“Dengan adanya pengkaderan PD-PKNU, PMKNU dan lainnya, kader akan mendapatkan sertifikat kader maka bisa jadi pengurus, dan syarat menjadi pengurus punya sertifikat pengkaderan,” imbuhnya.

 

Lanjutnya, Kiai Juhadi menuturkan kedepan pendidikan kaderisasi akan di masifkan, agar semua kader NU jelas sebagai kadernya.

 

“Mulai hari ini dan kedepan kita masifkan kaderisasi, maka mudah-mudahan yang dulunya kurang jelas ke NU-annya, nantinya jelas dan legal sebagai kader. Sehingga jadi pengurus pun sah dan diakui kulaitas kadernya. Dan kalau jadi pengurus itu cukup satu saja yang penting maksimal tidaki harus menjadi pengurus disini atau disana cukup satu yang penting maksimal,” ujarnya.

 

“Mudah mudahan dengan mengikuti PD-PKPNU punya tujuan dan niatan menjadi pengurus ataupun ketua berkhidmat di Nahdatul Ulama dengan ikhlas,” terangnya.

 

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Majalengka KH Dedi Mulyadi menyampaikan pengkaderan yang diadakan oleh PCNU Majalengka sudah angkatan yang ke empat, namun setelah penataan ulang ini yang pertama.

 

“PCNU Kabupaten Majalengka sebenarnya sudah melakukan kaderisasi angkatan yang ke empat, kalau PD-PKPNU ya memang sekarang ini pertama, juga pertama di Jawa Barat sebagaimana disampaikan oleh Ketua,” paparnya.

 

Lanjutnya, Kiai Dedi menuturkan pengkaderan ini sudah dilakukan dibeberapa daerah di Majalengka, termasuk di daerah kota sebagai pusatnya ormas yang bukan NU.

 

“Mulai dari selatan sesuai dengan petunjuk rois dicoba dilaksanakan di selatan di tempat-tempat lain tahun kemarin yaitu PKPNU hampir 300 peserta, kemudian mencoba ketengah kedaerah kota yang oleh orang lain yang dianggap puseurnya ormas sebelah, kita laksanakan pengkaderan, tapi tak disangka jumlahnya hampir 400 peserta. Juga dilaksanakan di daerah bandara internasional, kita adakan pengkaderan jumlah pesertanya hampir 600 peserta,” paparnya.

 

Lanjutnya, hasil moratorium dengan PBNU, bagi kader yang sudah ikut pendidikan kader sebelum disahkannya PD-PKPNU tetap diakui sebagai kader yang telah ikut pendidikan.

 

“Hasil dari moratorium di PBNU pola pengkaderan seperti saat ini yang kita laksanakan, namun bagaimana hukumnya kader-kader yang sudah dilaksanakan pengkaderan lebih awal, saya berani menjawab ya halalan thoyyiban, PKPNU ke satu dan ke dua tetap halal, tetapi yang sekarang lebih daripada itu menjadi halalan thoyyiban ladzidzan,” pungkasnya.

 

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdul Manap


Majalengka Terbaru