• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Kota Bandung

Haul Muassis Ponpes Sirnamiskin, KH Achmad Saefurridjal Ungkap Sanad Keilmuan KH Achmad Dimyati

Haul Muassis Ponpes Sirnamiskin, KH Achmad Saefurridjal Ungkap Sanad Keilmuan KH Achmad Dimyati
Haul Muassis Ponpes Sirnamiskin, KH Achmad Saefurridjal Ungkap Sanad Keilmuan KH Achmad Dimyati
Haul Muassis Ponpes Sirnamiskin, KH Achmad Saefurridjal Ungkap Sanad Keilmuan KH Achmad Dimyati

Bandung, NU Online Jabar
Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Pondok Pesantren Sirnamiskin menggelar peringatan atau haul wafatnya muassis sang pendiri, yaitu KH Achmad Dimyati. Acara tersebut diselenggarakan selama tiga hari, 14-16 November 2022 di lingkungan Ponpes setempat, Jalan KH Wahid Hasyim (Kopo), Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung

 

KH Achmad Dimyati ini merupakan salah satu pendiri dan penyebar NU di Jawa Barat Khususnya di Kota Bandung

 

Ketua Yayasan YPI Ponpes Sirnamiskin juga Cucu sang pendiri, KH Achmad Saefurridjal dalam sambutannya mengatakan acara tersebut diselenggarakan dengan beberapa rangkaian kegiatan, diantaranya Bazar, Khotmil Qur’an, Lomba Barzanji, Ziarah, Tahlil dan Tabligh Akbar sebagai puncaknya.

 

“Aacara dimulai dengan khotmil Qur’an, dan di hari kedua kita melakukan ziarah ke tiga tempat, pertama ke keluarga Ponpes Sirnamiskin, kedua Pesantren Pangkalan, dan ketiga ke Pesantren Ama Cibaduyut,” katanya.

 

Alasan ziarah ke tiga makam tersebut kata KH Achmad Saefurridjal, karena terdapat makbarah kerabat atau keluarga dari Ponpes Sirnamiskin

 

“Pertama karena di situ di makamkan pendiri yaitu KH Achmad Dimyati, kedua Pangkalan karena disitu di makamkan ibu Hj Otim Khotimah putri dari KH Sujai, KH Sujai itu putra Mama Zarkasyi. Jadi ponpes ini berhubungan erat baik secara kekeluargaan maupun sanad keilmuan,” terangnya

 

“Ketiga ke makam Cibaduyut, yaitu Mama Zarkasyi, kekerabatan tersebut karena cucu dari Mama Zarkasyi nikah dengan putra dari KH Ahmad Dimyati, yaitu Sofyan Dimyati yang menikah dengan HJ Otim Khotimah,” imbuhnya.

 

Menurut KH Achmad Saefurridjal Kekerabatan atau kekeluargaan tersebut tersambung hingga Syekh Abdul Muhyi Pamijahan.

 

“Kedua kaka dari nenek saya Hj Siti Sofiah yaitu Hj Umamah menikah dengan bapak KH Nachrowi, ini putra dari Mama Zarkasyi. Nenek saya Siti Sofiah itu putri ibu Hj Siti Aisyah, dari Cigondewah yang terus keturunannya keatas yaitu ke Mahmud, bersaudara dengan Pamijahan,” jelasnya.

 

Sanad Keilmuan
Sementara untuk riwayat pendidikan KH Achmad Dimyati, KH Achmad Saefurridjal meuturkan, kakenya tersebut pernah mondok di beberapa pesantren di Kota Bandung dan di luar Jawa Barat.

 

“Pertama ke Pesantren Cijerah, Pesantren Cibaduyut Mama Zarkasyi, Pesantren Sukamiskin, kemudian ke ajengan Aon Pesantren Mangunreja, emudian ke Pesantren Pejaten Cirebon Kh Muhammad Nawawi, kemudian Tebuireng Jombang. Dan dari sinilah ditunjuk untuk menyebarkan Nahdlatul Ulama di Jawa Barat, terutama di Kota Bandung,” tuturnya.

 

Selain itu lanjutnya, KH Achmad Dimyati ini sebagai pasukan Laskar Hijbullah Bandung Selatan dan ahli silat

 

“Yang unik, setiap mau ngaji itu, karena yang dihadapinya PKI, orang-orang yang masih terpengaruh hindu atau lainnya kakek saya suka mengajaknya berkelahi, dan yang kalah harus ta'dim. Beliau tidak pernah kalah karena harus melawan dulu muridnya,” tandasnya. 

 

“Beliau juga merupakan anggota konstituante, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat 1950, kemudian Rais PWNU 1960, kemudian sebagai inisiator dibentuknya MUI Jawa Barat yang didirikan tahun 1958,” pungkasnya.

 

Pewarta: Abdul Manap 


Kota Bandung Terbaru