Fatayat NU Jabar Bahas Solusi Gangguan Kesehatan Mental Perempuan melalui Evaluasi MKDM dan Halaqah
Ahad, 15 Desember 2024 | 13:00 WIB
Abdul Manap
Penulis
Bandung, NU Online Jabar
Fatayat NU Jawa Barat menggelar evaluasi Madrasah Kader Daiyah Mahmudah (MKDM) dan Halaqah bertema “Peran Fatayat NU dalam Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental Perempuan”, Ahad (15/12/2024).
Acara tersebut berlangsung di Gedung Dakwah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat ini menghadirkan para pengurus cabang Fatayat NU se-Jawa Barat serta dua narasumber, yakni KH Husein Muhammad, pendiri dan Ketua Yayasan Fahmina, dan Avianty Diah, seorang psikolog.
Ketua Fatayat NU Jabar, Hirni Kifa Hazefa, memaparkan bahwa MKDM merupakan salah satu program unggulan Forum Daiyah Fatayat Nahdlatul Ulama (Fordaf) yang bertujuan meningkatkan kapasitas para dai perempuan. Program ini diawali dengan seleksi melalui "Nyantri Keren", yang merekrut kader dai potensial dari tingkat cabang (PC). Peserta terbaik dari program ini kemudian mengikuti pelatihan intensif MKDM yang meliputi Training of Trainer (ToT) sebelum diterjunkan ke masyarakat.
“Melalui MKDM, kami mengevaluasi temuan di lapangan terkait isu-isu perempuan dan anak, termasuk bahasan kali ini yaitu kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB). Hasil evaluasi ini menjadi bahan untuk merespons persoalan yang dihadapi dai di masyarakat,” ungkap Hirni.
Pada sesi halaqah, fokus utama adalah peran dai Fatayat NU dalam membantu perempuan mengatasi gangguan kesehatan mental. Menurut Hirni, kesehatan mental erat kaitannya dengan spiritualitas. “Iman adalah benteng utama. Ketika seseorang memiliki keimanan, mereka akan merasa tenang, sehingga gangguan mental dapat diminimalkan tanpa perlu bergantung pada obat-obatan,” ujarnya.
Acara ini juga menjadi ruang diskusi mendalam, di mana KH Husein Muhammad memberikan perspektif agama, sementara Avianty Diah memaparkan dari sisi psikologi. Halaqah ini menjadi bagian dari Bahtsul Masail, forum yang membahas isu-isu perempuan dan anak, termasuk fiqih terkait kesehatan mental.
Fatayat NU berharap acara ini menjadi model untuk diterapkan di tingkat cabang (PC) dalam bentuk kegiatan serupa, yang nantinya akan ditindaklanjuti melalui forum evaluasi seperti MKDM. Hirni menegaskan, Fatayat NU berkomitmen menyediakan ruang aman bagi perempuan untuk berbagi, berdiskusi, dan mendapatkan solusi atas berbagai persoalan mereka, termasuk kesehatan mental.
“Daiyah Fatayat NU tidak hanya berdakwah, tetapi juga memberikan penguatan spiritual berbasis dalil Al-Qur’an dan hadis untuk mendukung kesehatan mental. Kami menggunakan berbagai media, mulai dari ceramah hingga konseling, agar isu ini dapat direspons secara komprehensif,” pungkasnya.
Acara ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam penguatan peran perempuan dalam menghadapi tantangan kesehatan mental di masyarakat.
Terpopuler
1
Lafal Niat Puasa Asyura Puasa Sunah pada 10 Muharram
2
Perkuat Ukhuwah dan Semangat Dakwah di Masyarakat, GP Ansor Cigerenem Gandeng Latansa 2 Gelar Pengajian Syahriahan
3
Ranting NU Teluk Pucung Bekasi Utara Fasilitasi Proses Dua Warga Masuk Islam: Ibu dan Anak Resmi Jadi Mualaf
4
Agar Hati Tak Mati, Inilah Doa-doa Pilihan di Hari Asyura 10 Muharram
5
Koperasi Merah Putih, Koreksi dan Harapan Baru bagi Ekonomi Rakyat
6
Model Bisnis NU Cirebon Dilirik PCNU Magelang untuk Kolaborasi Strategis
Terkini
Lihat Semua