• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Kota Bandung

Di Ruang Digital, di Mana Posisi Kamu Berada? 

Di Ruang Digital, di Mana Posisi Kamu Berada? 
Menurut Dosen Ilmu Komunikasi UIN Bandung, Susanti Ainul Fitri mengungkapkan bahwa ada 3 peran yang bisa dipilih dalam ruang digital atau dunia maya. Pertama, sebagai netizen. Kedua, sebagai influencer, dan ketiga sebagai buzzer. (Tangkapat Layar NU Jabar Channel)
Menurut Dosen Ilmu Komunikasi UIN Bandung, Susanti Ainul Fitri mengungkapkan bahwa ada 3 peran yang bisa dipilih dalam ruang digital atau dunia maya. Pertama, sebagai netizen. Kedua, sebagai influencer, dan ketiga sebagai buzzer. (Tangkapat Layar NU Jabar Channel)

Bandung, NU Online Jabar

Ruang digital atau dunia maya memberikan kebebasan bagi setiap insan untuk mengekspresikan dirinya sesuka hati. Di sana, kamu bisa membentuk karakter kepribadian mu sesuai dengan apa yang kamu inginkan atau yang ingin kamu tunjukkan kepada orang lain. 

 

Di dunia maya kamu juga bisa membuat karakter impian sesuai dengan kemauan mu. Misalnya, kamu ingin menjadi seorang penyanyi. Kamu bisa mencitrakan dirimu seolah-olah menjadi seorang penyanyi dengan mengunggah postingan yang berhubungan dengan hal itu sehingga orang lain akan berkesimpulan bahwa benar kamu adalah seorang penyanyi. 

 

Kebebasan berekspresi seperti itu akhirnya memunculkan istilah ‘Kepribadian Ganda’. Simpelnya adalah karakter yang kamu tunjukkan di dunia maya dengan realitanya dalam kehidupan nyata adalah dua karakter yang berbeda. 

 

Selain itu, ruang digital atau dunia maya juga menyediakan tempat atau posisi bagi penggunannya sesuai dengan peran yang ia mainkan di dunia maya. Apa saja posisi itu? 

 

Menurut Dosen Ilmu Komunikasi UIN Bandung, Susanti Ainul Fitri mengungkapkan bahwa ada 3 peran yang bisa dipilih dalam ruang digital atau dunia maya. Pertama, sebagai netizen. Kedua, sebagai influencer, dan ketiga sebagai buzzer. 

 

Susan mengungkapkan bahwa istilah netizen juga sering disebut sebagai warganet, ini merupakan penggambaran yang disematkan pada seseorang yang secara aktif terlihat di internet atau secara khusus dalam komunitas online. 

 

“Kita ini semua adalah netizen, berkomunikasi secara online itu disebut netizen. Netizen itukan dari kata internet dan citizen (warga dan internet). Jadi kita yang melakukan aktivitas di dunia internet disebut netizen,” kata Susan saat menyempaikan materi dalam acara literasi digital bertajuk ‘Membentuk Kepribadian Digital, Melawan Narasi Negara Islam di Ruang Digital’  pada Selasa (27/9/2022). 

 

Selanjutnya, influencer, yakni pesohor yang mengembangkan dan mendapatkan ketenaran di internet dapat memanfaatkan kepopulerannya dengan menjadi influencer. selebritas internet ini dapat direkrut oleh perusahaan untuk mempromosikan produk, gaya hidup, atau juga sikap tertentu. 

 

“Saya pikir ruang influencer ini bukan miliknya Atta Hailintar saja, atau Rafi Ahmad, atau Baim Wong. Tapi milik kita semua. Asalkan konten yang kita upload punya dampak yang positif. Urusan dampak itu kapan akan terasa itu urusan nanti, yang terpenting adalah kita mengisi ruang digital dengan konten-konten yang positif dan ini merupakan peran atau posisi yang sangat strategis yang bisa kita ambil,” terangnya. 

 

Kemudian, buzzer, yakni salah satu aktor dalam industri buzzing. Membuat bising seperti dengan lebah. Buzzer ini merupakan individu atau akun yang memiliki kemampuan amplifikasi pesan dengan cara menarik perhatian atau membangun percakapan. Buzzer ini dapat bergerak dengan motif tertentu, komersial, atau sukarela. 

 

Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru