• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 16 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat Singkat: Mari Ikuti Rasulullah

Khutbah Jumat Singkat: Mari Ikuti Rasulullah
Ilustrasi: NU Online
Ilustrasi: NU Online

Oleh KH Ucup Pathudin Al Maarif 
(Sekretaris Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْعَا قِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلَا عُدْوَاْنَ إِلَّا عَلَى الْظَّالِمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاِالٰهَ إِلَّااللهُ اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنَ 
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
 أَمَّ بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَاْزَ المُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَلَى فِىْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ
 أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَ اللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita merenungkan salah satu firman Allah dalam QS. Âli Imrân [3] ayat 31:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَ اللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Ayat ini secara jelas, tegas, dan lugas menyatakan, bahwa jika kita mau mencintai Allah atau mengaku cinta kepada Allah, syaratnya adalah mengikuti Rasulullah SAW.

Salah satu bentuk mengikuti Rasulullah SAW., adalah melaksanakan pesan yang disampaikan olehnya, melalui hadits-hadits yang bisa kita temukan di berbagai literatur hadits.

Di antara pesan tersebut, salah satunya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi yang diterima melalui Abu Hurairah RA, sebagaimana dikutip oleh ‘Ali Ashabuniy dalam kitab Min Kunûzis Sunnah.

Pertama,  إِتَّقِ اَلْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ (ittaqi al-mahârima takun a’badan-nâsi). Bertaqwalah kepada Allah, niscaya engkau akan menjadi manusia paling baik ibadahnya di antara manusia. Ketaqwaan akan tumbuh kuat bahkan melekat pada setiap tindakan kita, manakala benih taqwa tertanam kuat dalam kalbu kita. Rasululloh SAW. menjelaskan, at-taqwa hâ hunâ, taqwa itu letaknya di sini, sambil menunjuk letak hati (di bawah susu sebelah kiri). Ketaqwaan pula yang menjadi tolak ukur kemuliaan manusia, sebagaimana Allah menegaskan inna akramakum ‘indallahi atqakum. 

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Kedua, وَارْضَ بِمَا قَسَّمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ (wardla bimâ qassamallahu laka takun agnan-nâsi), hendaknya engkau ridha atas bagian yang Allah berikan, niscaya engkau akan menjadi manusia paling kaya.

Kekayaan bukanlah terletak pada harta kekayaan yang melimpah atau jabatan yang tinggi. Tapi orang kaya adalah orang yang jiwanya ridha atas pemberian Allah. Rasulullah menjelaskan: Laitsal ginâ ‘an katsrati ‘irdlihi walâkinnal ginâ ginan-nafsi.

Ketiga,  وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا (wa ahsin ilâ jârika takun mu’minan), perbaikilah hubungan dengan tetangga. Niscaya engkau akan menjadi Mukmin yang hidup dalam keadaan aman. Tetangga tidak hanya bermakna orang yang menetap di sekeliling rumah kita. Rekan kerja yang berdampingan meja, bersebelahan ruangan, berbeda divisi, dan seterusnya adalah tetangga juga. Jika kita memiliki well relationship, maka pada saat yang sama kita sedang menciptakan iklim bekerja yang aman dan nyaman.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Keempat, وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا (wa ahibba lin-nâsi mâ tuhibbu linafsika takun musliman), cintailah sesama manusia layaknya mencintai diri sendiri, niscaya engkau hidup dalam kedamaian. Prinsipnya, setiap manusia, meskipun berbeda bahasa, budaya, warna kulit, bangsa, bahkan keyakinan, selagi mereka tidak mengganggu keyakinan kita, wajib kita cintai.

Yang terakhir, pesan Rasulullah SAW. kepada adalah  وَلَا تُكْثِر اَلضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ (walâ tuktsir ad-dlahika fa inna katsratad-dlahiki tumîtul qalba), janganlah memperbanyak tertawa terbahak-bahak, karena tertawa seperti itu bias membuat hati menjadi mati.

Islam mengajarkan tabassum (tersenyum yang manis) bukan tadlahhuk (tertawa terbahak-bahak). Bahkan tersenyum yang manis, bermuka ceria, di hadapan saudara kita, adalah bernilai ibadah. Rasulullah bersabda: tabassumuka fî wajhi akhîka shadaqatun, senyumanmu yang manis di hadapan saudaramu, dan membuatnya bahagia melihat senyum itu, adalah shadaqah.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Semoga Allah memberikan kemauan, kemampuan, dan kesungguhan kepada kita sekalian, agar kita mampu melaksanakan kelima pesan Rasulullah SAW tadi, amian ya Rabbal ‘alamin.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ  

Khutbah II

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّ بَعْدُ
أَللّٰهُمَّ أَمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
أَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاْحِمِيْنَ
رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَاْبَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ 
وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Khutbah Terbaru