Khutbah Jumat Singkat: Hikmah Nuzulul Qur'an, Menghidupkan Peradaban dengan Membaca
Kamis, 20 Maret 2025 | 07:00 WIB
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ، خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ، اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ، الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ، عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Mengawali khutbah Jumat pada kesempatan kali ini, mari sama-sama kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Allah Swt yang telah memberikan banyak karunia dan kenikmatan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tetap dan selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada para sahabat, para tabiin, tabi’ tabiin-nya, hingga kepada kita semua selaku umatnya.
Tak lupa, saya mengajak kepada diri pribadi dan semua jamaah untuk bersama-sama agar terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan sebaik-baiknya. Karena, hanya dengan ketakwaan kita bisa selamat dari adzab Allah Swt.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Salah satu peristiwa yang ada di bulan suci Ramadhan yakni diturunkannya kitab Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw atau yang lebih dikenal dengan peristiwa Nuzulul Qur'an. Peristiwa tersebut memberikan pelajaran yang sangat berharga. Saat itu, Nabi yang sedang beruzlah tiba-tiba didatangi malaikat Jibril yang membawa risalah dari Allah Swt.
Tiba-tiba Jibril berkata, “Bacalah!” sedangkan Nabi Muhammad Saw yang sedang tertidur menjadi bangun dan bingung dibuatnya. Sehingga Nabi menjawab seruan tersebut dengan berkata, “Apa yang akan aku baca?” dialog ini berlangsung lama dengan beberapa kali pengulangan kalimat yang sama. Sampai pada akhirnya, Jibril membacakan QS. Al-Alaq ayat 1-5.
Hal tersebut sebagaimana diabadikan oleh Ibnu Hisyam dalam kitab Sirahnya, jilid 1, halaman 220-221:
قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَجَاءَنِي جِبْرِيْلُ وَأَنَا نَائِمٌ بِنَمَطِ مِنْ دِيبَاجٍ فِيْهِ كِتَابٌ فَقَالَ اِقْرَأْ قَالَ قُلْتُ: مَا أَقْرَأُ؟ قَالَ فَغَتَّنِي بِهِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ الْمَوْتُ ثُمَّ أَرْسَلَنِيْ، فَقَالَ اِقْرَأْ قَالَ قُلْتُ: مَا أَقْرَأُ؟ قَالَ فَغَتَّنِيْ بِهِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ الْمَوْتُ. ثُمَّ أَرْسَلَنِي، فَقَالَ اِقْرَأْ قَالَ قُلْتُ: مَاذَا أَقْرَأُ؟ قَالَ فَغَتَّنِيْ بِهِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ الْمَوْتُ ثُمَّ أَرْسَلَنِي، فَقَالَ اِقْرَأْ قَالَ فَقُلْتُ: مَاذَا أَقْرَأُ؟ مَا أَقُوْلُ ذَلِكَ إِلَّا افْتِدَاءً مِنْهُ أَنْ يَعُودَ لِي بِمِثْلِ مَا صَنَعَ بِي، فَقَالَ {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ} [العلق: 1 – 5] قَالَ فَقَرَأَتُهَا ثُمّ انْتَهَى، فَانْصَرَفَ
Artinya: “Rasulullah Saw bersabda: Jibril mendatangiku saat aku sedang tertidur dengan selimut yang terbuat dari sutera. Jibril tiba-tiba berkata, “Bacalah!”, aku menjawab, “Apa yang akan aku baca?” Ketika itu Jibril memelukku sehingga aku mengira bahwa ia adalah malaikat maut, setelah itu dia melepasku.
Selanjutnya Jibril kembali berkata, “Bacalah!” Nabi melanjutkan ceritanya, aku menjawab, “Apa yang akan aku baca?” Jibril memelukku lagi sehingga aku mengira bahwa ia adalah malaikat maut, setelah itu dia melepasku.
Setelahnya Jibril mengulangi perkataannya, “Bacalah!” Nabi melanjutkan, aku menjawab, “Apa yang akan aku baca?” Jibril memelukku lagi untuk yang sekian kalinya sehingga aku mengira bahwa ia adalah malaikat maut, setelah itu dia melepasku kembali.
Kemudian Jibril mengulang perkataannya untuk yang keempat kalinya, “Bacalah!” Nabi melanjutkan kisahnya dengan berkata, aku menjawab, “Apa yang akan aku baca?” Nabi berkata lagi, “Tidaklah aku mengatakan hal demikian, kecuali semata-mata untuk merespons apa yang Jibril lakukan kepadaku.”
Sehingga pada akhirnya Jibril berkata, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmu-lah Yang Maha mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq [96]: 1-5) Nabi bercerita, lalu aku mengikuti bacaan tersebut dan Setelahnya Jibril pergi.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Bukan tanpa sebab, ternyata Allah Swt menurunkan wahyu pertama berupa perintah sebagai landasan utama dalam membangun aspek fundamental yang diperlukan untuk mewujudkan reformasi masyarakat. Salah satu caranya ialah dengan menanamkan kesadaran tentang keberadaan Tuhan yang dapat dicapai melalui proses membaca.
Melalui penguatan literasi dan peningkatan spiritual dapat mengantarkan peradaban manusia yang semula berada dalam kehidupan jahiliah, berkembang, dan berubah menjadi zaman pencerahan dengan datangnya cahaya Islam.
Dengan sering membaca, manusia diharapkan bisa bertransformasi menjadi makhluk yang lebih baik. Nasiruddin al-Baidhawi dalam kitab Anwaruttanzil wa Asrarutta’wil, jilid 5, halaman 325, menjelaskan bahwa QS. Al-Alaq ayat 1-2 menggambarkan tentang perintah Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dan manusia secara umum untuk membaca Al-Qur’an, berupaya menyebut nama Allah saat memulai membacanya serta menampilkan hikmah luar biasa tentang proses penciptaan manusia yang berasal dari segumpal darah.
Selanjutnya, dalam ayat 3-5 menggambarkan tentang keistimewaan Allah Swt yang telah memerintahkan hambanya untuk membaca, memberikan ilmu pengetahuan dan mengajarkan apa yang tidak mereka ketahui.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua peristiwa yang terjadi merupakan ketetapan Allah yang dihiasi dengan pelajaran berharga untuk kehidupan manusia yang lebih baik.
Berkenaan dengan sejarah turunnya wahyu pertama dalam Nuzulul Qur’an, mengajarkan kita tentang urgensi membaca sebagai wasilah awal untuk mengubah peradaban umat manusia.
Oleh karenanya, mari mengalokasikan waktu agar bisa menyempatkan diri untuk membaca guna menambah ilmu, pahala dan kedekatan bersama tuhan, khususnya dengan membaca Al-Qur’an.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Penulis: Muhaimin Yasin
Sumber; NU Online
Terpopuler
1
Jadwal Lengkap Keberangkatan dan Kepulangan Jamaah Haji 2025
2
Mengapa Amerika Keberatan dengan GPN & QRIS?
3
Khutbah Jumat Singkat: Agar Rezeki Halal dan Pahala Melimpah, Jadikan Pekerjaan sebagai Jalan Ibadah
4
Jelang Konfercab PCNU Kabupaten Bogor, KH Abdullah Nawawi Mdz Ingatkan Pentingnya Menjaga Adab dan Ukhuwah
5
Presiden Prabowo Dijadwalkan Lepas Keberangkatan Kloter Pertama Haji pada 2 Mei 2025
6
Asrama Haji Indramayu Siap Sambut Pemberangkatan Kloter Pertama Jamaah Haji 2025
Terkini
Lihat Semua