Khutbah KHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat Maulid: Meneladani Akhlak Terpuji Nabi Muhammad SAW

Kamis, 5 September 2024 | 07:00 WIB

Khutbah Jumat Maulid: Meneladani Akhlak Terpuji Nabi Muhammad SAW

(Ilustrasi: NU Online Jabar/Rizqy).

Khutbah I


الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 


Hadirin sidang shalat Jumat Rahimakumullah 
Alhamdulillah
puji dan syukur mari bersama-sama kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah dan terus memberikan kita nikmat sehat dan juga kesempatan sehingga kita semua bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam. 


Khatib berwasiat kepada seluruh jamaah untuk terus meningkatkan iman dan takwa. Sebab, Iman dan takwa adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam menghadapi dunia yang penuh tipu daya. Karena, hanya dengan iman dan takwalah manusia akan memiliki pedoman hidup yang benar dan akan terhindar dari kebejatan dunia.


Hadirin sidang shalat Jumat Rahimakumullah 
Baru saja, kita memasuki bulan Rabiul Awal 1446 H atau yang lebih dikenal dengan bulan Maulid Nabi, dimana dalam bulan ini merupakan bulan di mana Rasulullah Saw dilahirkan, tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi, di Kota Makkah. Beliau adalah manusia yang sangat mulia dan penuh keagungan.


Nabi Muhammad Saw adalah teladan terbaik bagi umat manusia. Beliau memiliki akhlak yang paling mulia, sehingga Allah Swt menyebutnya sebagai uswah hasanah (teladan yang baik).


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 21: 


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21).


Hadirin sidang shalat Jumat Rahimakumullah 
Dalam kitab Tafsir al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an, Imam Qurthubi menyebutkan bahwa makna “uswah”  dalam ayat tersebut adalah panutan. Artinya, Nabi Muhammad adalah sosok teladan, yang tingkah lakunya jadi tempat bersandar. Maka, Rasulullah diikuti dalam semua perbuatannya dan menjadi tempat bersandar dalam semua keadaannya. Nabi Muhammad adalah sosok yang diteladani dalam keikhlasan; wajah beliau dilukai, lengannya patah, pamannya Hamzah dibunuh, perutnya lapar, dan beliau tidak ditemukan kecuali dalam keadaan sabar dan ikhlas, serta bersyukur dan ridha.


Lebih lanjut, saat beliau disakiti, Nabi tidak ada keinginan untuk membalas tindakan tersebut. Misalnya, saat diusir dari Makkah, Nabi Muhammad tidak membalas dengan kekerasan. Nabi justru berhijrah ke Madinah dan mendirikan peradaban Islam yang damai dan adil.


Demikian juga ketika dilempari batu oleh penduduk Thaif dengan batu sehingga berdarah pelipis matanya, Nabi Muhammad tidak membalas dengan makian atau lemparan batu. Nabi Muhammad, kata Imam Qurthubi, justru berdoa agar yang menyakitinya mendapatkan hidayah dan kebaikan dari Allah.


للَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يعلمون


Artinya: "Ya Allah ampunilah kaum ku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui perbuatan mereka."


Sejatinya, sikap Nabi Muhammad saat disakiti ini merupakan teladan yang sangat berharga bagi umat Islam. Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu memaafkan orang yang menyakiti kita, bahkan ketika mereka menyakiti kita dengan cara yang tidak terbayangkan. Dengan memaafkan, kita tidak hanya menghilangkan dendam dan kebencian, tetapi juga membuka pintu kebaikan dan kasih sayang.


قَوْلُهُ تَعَالَى”أُسْوَةٌ” الْأُسْوَةُ الْقُدْوَةُ. وَالْأُسْوَةُ مَا يُتَأَسَّى بِهِ، أَيْ يُتَعَزَّى بِهِ. فَيُقْتَدَى بِهِ فِي جَمِيعِ أَفْعَالِهِ وَيُتَعَزَّى بِهِ فِي جَمِيعِ أَحْوَالِهِ، فَلَقَدْ شُجَّ وَجْهُهُ، وَكُسِرَتْ رَبَاعِيَتُهُ،


Artinya: "Firman Allah Ta’ala "uswatun" (suatu teladan). Uswatun (suatu teladan) adalah qudwah (contoh). Uswatun (suatu teladan) adalah sesuatu yang diteladani, yaitu sesuatu yang dibanggakan. Maka, seseorang meneladani dalam semua perbuatannya dan bangga dengannya dalam semua keadaannya. Maka, sungguh wajahnya telah terluka, dan tulang pipinya telah pecah." [Imam Qurthubi, al Jami’ li Ahkami al-Qur’an, [Kairo; Dar Kutub al Misriyah, 1964], halaman 155]


Hadirin sidang shalat Jumat Rahimakumullah 
Di sisi lain, Abu Al Muzhaffar As-Sam'ani, dalam Tafsir as-Sam'ani, jilid I, [Riyadh, Darul Wathan, 1997],  halaman 270 ayat menekankan bahwa Rasulullah adalah sebagai teladan yang baik bagi umatnya, dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah aspek kesabaran dalam menghadapi cobaan dalam berdakwah. 


Nabi Muhammad bersabar atas apa yang menimpanya, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dalam menghadapi kaum Quraish yang kejam. Nabi Muhammad disakiti hingga beliau patah hidungnya pada perang Uhud, dan luka di dahinya, dan telur pecah di kepalanya, hingga pamannya Hamzah terbunuh, namun Nabi tidak berhenti dalam urusan berdakwah di jalan Allah, dan bersabar atas semua itu. 


Hadirin sidang shalat Jumat Rahimakumullah 
Terkait keluhuran akhlak dan budi luhur Rasulullah Safiur Rahman Mubarakfuri dalam kitab Ar-Rahiq al-Makhtum, [Beirut; Dar Hilal, 1427 H]  halaman 440 memberikan pujian yang tinggi pada akhlak Nabi Muhammad Saw. Rasulullah katanya, memiliki akhlak yang sempurna, dan kesempurnaan akhlaknya tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Setiap orang yang berjumpa dengan Nabi, pasti hatinya dipenuhi dengan penghormatan. Bahkan para lelaki rela mengorbankan diri mereka untuk melindungi dan menghormati beliau, sesuatu yang tidak pernah terjadi pada orang lain.


Hadirin sidang shalat Jumat Rahimakumullah 
Lebih lanjut, orang yang pernah bergaul dengan Nabi akan jatuh hati dan mencintainya hingga batas teramat sangat, dan tidak peduli jika leher mereka dipatahkan atau kuku beliau tergores. Seseorang akan mencintai beliau karena Nabi Muhammad memiliki kesempurnaan yang dicintai manusia, dan kesempurnaan tersebut tidak pernah dimiliki oleh manusia lain.


Al Mubarakfuri memuji Nabi dengan mengutip perkataan Umm Ma'bad al-Khaza'iyah mengatakan bahwa Nabi memiliki penampilan yang cerah, wajahnya bersih, akhlaknya baik, tidak lelah dengan kesabarannya, dan tidak sombong dengan keagungannya. Beliau tampan dan memiliki paras yang indah. Di matanya ada warna hitam pekat, di bulu matanya ada bulu yang halus, di suaranya ada suara yang keras, dan di lehernya ada lekuk yang indah. 


Nabi bermata biru, bermata hitam, berhidung mancung, dan berkumis. Rambutnya sangat hitam. Jika beliau diam, beliau tampak berwibawa. Jika beliau berbicara, beliau tampak agung. Beliau adalah orang yang paling tampan dan agung dari jauh, dan orang yang paling baik dan manis dari dekat.


Itulah sekelumit akhlak terpuji dan budi agung Nabi Muhammad, seorang teladan di alam semesta. Tidak pernah membenci, apalagi mendendam pada orang yang menyakitinya. Di momentum bulan Muharram ini, waktu yang baik untuk mengamalkan akhlak luhur Rasulullah. 


 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ الأَيَاتِ وَألذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 


Khutbah II


 اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهَُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ.


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ


لِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Penulis: Zainuddin Lubis
Sumber: NU Online