• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Khutbah

KHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat; Fiqih Pergantian Tahun dan Panduan Muhasabah

Khutbah Jumat; Fiqih Pergantian Tahun dan Panduan Muhasabah
Khutbah Jumat; Fiqih Pergantian Tahun dan Panduan Muhasabah
Khutbah Jumat; Fiqih Pergantian Tahun dan Panduan Muhasabah

Khutbah I


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْـدُ. فَإِنِّيْ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ.  هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (سورة يونس: 5). وقال أيضا: وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا (سورة الإسراء: 12). كَمَا أُوْصِيْ بِطَاعَةِ رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَائِلِ: اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحسنةَ تَمْحُهَا، وخَالقِ النَّاسَ بخُلُقٍ حَسَنٍ." رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.


Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,
Didasari rasa syukur yang kita buka dengan memperbanyak kalimat alhamdulillahi rabbil ‘alamin, serta dengan salawat kepada baginda Rasulullah, kami mengingatkan khususnya untuk diri pribadi sekaligus mengajak segenap jamaah seluruhnya pada umumnya untuk selalu meningkatkan komitmen kita dalam bertakwa kepada Allah. Kita tingkatkan terus komitmen kita untuk taat menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segenap laranganNya.


Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,
Dalam rangka meningkatkan komitmen ketakwaan tersebut, terutama memasuki tahun baru 2024, penting bagi kita untuk mencermati pesan ayat Al-Quran yang telah kami bacakan di awal tadi. Tujuannya, supaya keimanan dan ketakwaan kita senantiasa bertambah seiring dengan bertambahnya bilangan tahun. Fattaqullah fii kulli ‘aamikum. Mari kita selalu bertakwa dalam menjalani segenap waktu di sepanjang tahun kita.


هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ


Artinya: "Dialah Allah yang telah menjadikan matahari sebagai [sistem] penerangan dan [menjadikan] rembulan sebagai [cahaya], serta menetapkan sistem tersebut pada tempat-tempat orbitnya supaya kalian mengetahui bilangan tahun dan perhitungan [waktu]." (QS Yunus: 5)


Melalui ilmu pengetahuan dan sains kita dapat merasakan ayat Allah tersebut berjalan secara sistematis dan nyata. Sebelum ayat ini, Allah terlebih dahulu menjelaskan tentang penciptaan langit dan bumi serta alam semesta yang ditundukkan kepada manusia. Bumi berputar pada porosnya (berotasi) yang menghasilkan sistem waktu bernama hari. Penandanya adalah pergantian siang dan malam.


Pada ayat ini, disebutkan matahari yang merupakan induk dari semua bintang berevolusi sehingga menghasilkan sistem waktu yang disebut dengan tahun. Penandanya adalah pergantian bilangan tahun. Sedangkan rembulan (qamar) berputar mengelilingi bumi (revolusi bulan) menghasilkan sistem yang disebut dengan bulan. Penandanya adalah terlihatnya anak bulan (hilal). 


Semua itu diciptakan Allah secara sistematis. Masing-masing memiliki tempat orbit yang sudah tetap. Tujuannya adalah supaya kita semua mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Hari ini perhitungan waktu kita di tahun 2023 telah melewati angka 360 hari. Itu artinya hanya tinggal beberapa hari saja bilangan tahun kita akan berubah menjadi 2024.


مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ


Artinya: "Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada kaum yang mengetahui." (QS Yunus: 5).


Allah mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang Dia ciptakan pasti terjadi dengan tujuan yang benar. Setiap makhluk dan fenomena dalam alam semesta ini memiliki tujuan dan hikmah yang mendalam, dan semuanya diciptakan dengan kebenaran dan kebijaksanaan-Nya. 


Allah menyatakan bahwa Dia memberikan penjelasan dan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada mereka yang memiliki pengetahuan dan pemahaman. Artinya, keberadaan dan keteraturan alam semesta, kejadian-kejadian yang mengagumkan, dan tanda-tanda lainnya adalah bukti dari kebenaran penciptaan Allah. Hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan dan akal yang dapat memahami tanda-tanda tersebut.


Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,
Ayat ini mengandung pesan khusus untuk kita, supaya kita menjadi qaumun ya’lamun, "kaum yang mengetahui" atau "kaum yang memahami." Ini merujuk kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan, kebijaksanaan, dan pemahaman yang cukup untuk merenungi dan mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah. Mereka diajak untuk merenungkan penciptaan-Nya dengan penuh penghayatan dan kekaguman.


Satu tahun telah berlalu. Sangatlah rugi jika kita tidak bisa menjadi pribadi yang melek, tahu, atau paham, padahal adanya sistem waktu yang bermacam-macam dan bertingkat-tingkat itu telah menyajikan sekaligus mengajak kita menyaksikan ayat-ayat (tanda kekuasaan) Allah secara sangat rinci.


Namun, pertanyaannya adalah, sudahkah kita merasakan ayat-ayat tersebut? Sudahkah kita mengambil manfaat dan faedah besar dari ayat-ayat tersebut? Lalu, sudahkah kita meyakini dan mengimani ayat-ayat tersebut sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah? Atau, jangan-jangan kita selama ini hanya melihat-lihatnya saja, tanpa merenungkan mengambil manfaat, meyakini, apalagi mensyukurinya?! Di sinilah, manusia itu benar-benar dalam kerugian, yaitu ketika berakhirnya suatu sistem masa, dia masih belum juga bisa mengoperasikan keimanan dan amal salehnya, serta belum mampu saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran.


Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,
Oleh karena itu, kita harus melek ayat yang telah dirinci oleh Allah sepanjang tahun kita. Kita harus mulai introspeksi diri. Kita wajib mempelajari fikih pergantian tahun supaya kita tidak menjadi orang-orang yang merugi karena ketidaktahuan dan ketidak-mau-tahuan kita. 


Selanjutnya, mari kita renungkan Qs. Al-Isra’: 12:


وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً...


Artinya: "Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami). Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang... "


Hari ini masih siang, dan beberapa saat lagi kita akan memasuki malam. Di situlah nanti kita bisa mulai melakukan praktikum pelajaran fikih pergantian tahun yang paling dasar, yaitu melalui dua ayat, tanda kekuasaan Allah yang bekerja secara sistematis silih berganti.


Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,
Dalam fikih pergantian tahun, berdasarkan pesan ayat ini kita diperintah untuk menggapai suatu capaian, sebagaimana tertera dalam penghujung ayat tersebut,


... لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا


Artinya: "agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu dan mengetahui bilangan tahun serta perhitungan (waktu). Segala sesuatu telah Kami terangkan secara terperinci." (QS Isra': 12)


Inilah pesan utama untuk kita semua. Ayat ini telah menyadarkan kepada kita akan banyaknya tanda-tanda kekuasaan, kebijaksanaan, dan kasih sayang yang Allah berikan kepada kita secara terperinci. Tinggal satu kewajiban kita adalah mensyukurinya. Mari kita evaluasi, sudah berapa banyak karunia (fadhl) yang telah Allah berikan kepada kita selama satu tahun ini. Mari kita data satu per satu, mulai dari karunia yang kita anggap sangat kecil dan biasa, padahal tidak ada karunia Allah yang kecil. Lalu, kita juga harus data karunia apa saja yang kita anggap besar sepanjang tahun ini. Jangan lupa pula mendata, bila perlu kita catat dalam daftar, karunia apa saja yang Allah berikan kepada kita di balik musibah, ujian, cobaan kehidupan kita selama satu tahun ini?


Jangan lupa pula mendata berapa banyak pertolongan Allah yang dapat kita sadari sepanjang tahun ini, yang seringkali tidak bisa kita rasakan karena ketidaksabaran kita. Tentu, kalau kita hitung semuanya, itu tidaklah mungkin. Tetapi, tidak ada larangan dan bukan pula kesalahan kalau kita menghitungnya dengan tujuan supaya kita sadar dan bisa bersyukur atas sekian banyak karunia (fadhl) yang baru kita sadari dan kita rasakan hari ini, setelah setahun berjalan. Itu artinya, tanpa kita cari pun, Allah sudah memberikan karunia-Nya. Lalu, bagaimana jika kita memang benar-benar mencari karunia-Nya?


Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,
Allah telah memberikan kita petunjuk yang jelas dan lugas, bahwa tujuan adanya pergantian siang dan malam, pergantian bulan dan tahun, adalah supaya kita bisa mencari karunia dari Allah. Lalu, bagaimana kita harus mencarinya? Bukankah kita selama ini memang selalu mencari karunia Allah? Belum tentu. 


Kita selama ini bekerja, belum tentu mencari karunia Allah. Boleh jadi, yang kita cari adalah sebatas uang, sebatas harta, sebatas dunia. Setelah kita dapatkan itu semua, ternyata kita tidak merasa bahwa itu pemberian Allah. Kita hanya merasa bahwa itu adalah uang kita, harta kita, dunia yang sudah kita upayakan dengan payah. 


Para ulama ahli Bahasa Arab menegaskan bahwa kata fadl memiliki makna dasar ziyadah, tambahan atau nilai plus. Ia adalah lawan dari kata naqsh yang artinya kurang. Sedangkan dunia ini selalu memiliki sifat kurang. Jadi, kalau yang kita peroleh baru sebatas dunia saja, itu artinya kita belum mendapatkan fadhl dari Allah. Belum mendapatkan bonus, kelebihan, tambahan dari Allah.


Oleh karena itu, para ahli tafsir mengartikan fadhl adalah pemberian dari Allah yang berupa hidayah dan agama yang benar. Sayyidina Ibnu Abbas mengartikannya dengan al-islam. Imam Ibnu Athiyyah menafsirkannya dengan hidayatullah ila dinihi. Jadi, itulah yang harus kita cari. Sudahkah dengan sekian banyak ayat-ayat duniawi, tanda-tanda kasih sayang Allah yang telah kita terima ini membuat kita bertambah keimanan dan ketakwaan kita? 


Maasyiral Muslimin jamaah Jumat rakhimakumullah,
Dengan demikian, di momen pergantian tahun ini, ada dua hal yang perlu kita pastikan. Pertama, kita harus menutup tahun ini dengan penutup yang terbaik. Rasulullah menegaskan kepada kita,


إٍنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ   


Artinya: "Sungguh, [hasil nilai] amal-amal perbuatan itu [ditentukan] oleh akhirnya."


Supaya hasil nilai tahunan kita ini berubah baik, maka kita harus mengakhirinya dengan hal terbaik. Itulah husnul khatimah dalam konsep mikro. Kita tutup tahun 2023 ini dengan taubat kepada Allah. Kita perbanyak istighfar, kita koreksi seluruh kesalahan, kekurangan, dan kelalaian kita sepanjang tahun ini.


Selanjutnya, kita sambut tahun yang baru ini nanti dengan penuh rasa syukur. Kita perbanyak mengucap hamdalah supaya berkah. Segala sesuatu yang tidak dimulai dengan hamdalah, memuji Allah, maka keberkahan atau kebaikannya akan terputus.


Termasuk bagian dari perwujudan mencari karunia (fadl) dari Allah, dalam konteks ini, adalah dengan cara membuat perencanaan yang matang, bagus, dan sistematis. Kita buat kalender amal saleh dan target-target peningkatan keimanan dan ketakwaan. Sebagaimana ketika kita memulai tahun belajar, diperlukan kalender akademik. Ketika kita memulai tahun usaha, diperlukan tahun pembukuan. Begitu pula kehidupan kita ini, diperlukan kalender keimanan, kalender kesalihan, dan kalender ketakwaan, sebelum akhirnya kita nanti menutup buku kehidupan ini dan tidak lagi menyaksikan pergantian tahun.


Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah untuk meraih karunia-karunia dari Allah sepanjang tahun kita.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ  اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ.


عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.


Penulis: Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah
Sumber: NU Online


Khutbah Terbaru