Khutbah Jumat: Bulan Sya'ban dan Kebersamaan Menyambut Ramadhan
Kamis, 6 Februari 2025 | 14:16 WIB
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
Hadirin rahimakumullah
Mengawali khutbah jumat di Bulan Sya'ban kali ini, mari bersama-sama kita memanjatkan puji serta syukur atas nikmat yang telah Allah Swt berikan kepada kita sehingga kita bisa melaksanakan ibadah shalat Jumat berjamaah pada siang hari ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SWT, juga kepada keluarganya, sahabatnya, serta kepada para pengukutinya hingga sampai kepada kita semua. Semoga, kita bisa merain syafaat darinya di yaumil akhir. Amin ya robbal alamin.
Dalam kesempatan khutbah kali ini, berwasiat khususnya untuk diri pribadi dan umunya untuk semua jamaah untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt dengan sebaik-baiknya taqwa.
Hadirin rahimakumullah
Kita harus menyadari bahwa sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri. Semua aspek kehidupan manusia membutuhkan orang lain sehingga konsep ta’awun atau saling tolong menolong dalam kebaikan menjadi perintah dalam agama. Wujud tolong-menolong ini di antaranya dengan memperbanyak sedekah pada bulan Sya’ban dan tentunya juga pada bulan-bulan lainnya.
Dengan kita banyak membantu orang-orang yang sedang dalam kesulitan menjelang memasuki bulan Ramadahan, maka kita dapat menjadikan mereka bergembira dan bahagia ketika memasuki bulan puasa. Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam kitab Ma Dza fi Sya‘ban? Menyebutkan bahwa umat Islam di zaman Rasulullah menyibukkan diri dengan tadarus dan mengeluarkan harta mereka untuk membantu kelompok dhuafa dan orang-orang miskin dalam menyongsong datangnya bulan Ramadhan.
Budaya seperti ini pun sebenarnya sudah dilakukan juga oleh umat Islam di Indonesia dengan saling bersedekah makanan jelang datangnya bulan Ramadhan. Budaya membahagiakan orang lain ini perlu perlu kita perkuat karena selain menjaga harmoni dalam kehidupan juga sekaligus bentuk ibadah yang dianjurkan dalam tuntunan agama Islam.
Dengan menjalin kebersamaan dan kebaikan pada orang lain melalui sedekah, maka sebenarnya kita sedang berbuat baik pada diri kita sendiri. Hal ini selaras dengan Firman Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 7:
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
Artinya: “Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.”
Hadirin rahimakumullah
Jika direnungkan lebih mendalam, kita sebenarnya tak perlu khawatir dengan pemikiran jika bersedekah maka harta kita akan berkurang. Secara matematika memang apa yang kita miliki akan berkurang, jika milik kita diberikan pada orang lain. Namun dengan bersedekah, hakikatnya kita sedang menyucikan apa yang kita miliki sekaligus akan ditambah oleh Allah swt dengan berlipat ganda. Rasulullah menegaskan dalam haditsnya:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Artinya: “Sedekah tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaan untuknya. Dan tidak ada orang yang rendah hati karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
Hadirin rahimakumullah
Selain dengan bersedekah, kita juga bisa menjalin kebersamaan dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Selain sebagai upaya melatih diri sebelum melaksanakan puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, puasa di bulan Sya’ban juga bisa mengasah kepekaan kita terhadap kesusahan orang lain dengan merasakan kondisi lapar dan dahaga.
Selain itu dengan puasa, kita juga dididik untuk dapat mengekang hawa nafsu yang dapat merugikan orang lain di antaranya melalui ucapan dan tingkah laku yang kita perbuat. Dengan puasa, mulut akan terkunci untuk mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakiti orang lain sehingga tingkah laku kita pun akan terarah. Dengan puasa akan dihindarkan dari perbuatan negatif yang bisa menyakiti dan merugikan orang lain. Disebutkan dalam hadits Qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
Artinya: “Allah Azza wa Jalla berfirman: “Setiap amal seorang manusia adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasan kepadanya. Puasa itu adalah perisai, karena itu apabila salah seorang di antaramu berpuasa, janganlah mengucapkan perkataan yang buruk dan keji, jangan membangkitkan syahwat dan jangan pula mendatangkan kekacauan. Apabila ia dimaki atau ditantang seseorang, maka katakanlah: Aku sedang berpuasa,..”. (HR. Bukhari).
Hadirin rahimakumullah
Akhirnya dari paparan ini, khatib mengajak kepada semua jamaah untuk menjadikan Nisfu Syaban menjelang hadirnya bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk menguatkan kebersamaan melalui kepekaan sosial yang bisa menumbuhkan kebahagiaan bagi diri dan orang lain. Mari bersama bersuka cita akan hadirnya Ramadhan dan semoga kita diberi kesempatan bertemu dengan bulan Ramadhan dan bisa memaksimalkan ibadah kita. Amin
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْن
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْاَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِتِّحَادِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ دَعَانَا بِحُبِّ الْبِلَادِ. الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ أَرْسَلَ لِلْعَالَمِيْنَ اِلَى يَوْمِ الْمَعَادِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللٰهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللٰهِ اِنَّ اللٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللٰهِ اَكْبَرُ
Penulis: H Muhammad Faizin
Sumber: NU Online
Terpopuler
1
Lazuardi Al-Falah Serahkan Zakat, Infaq, dan Sedekah Siswa kepada LAZISNU Kota Depok
2
Kemenag Targetkan BOS dan PIP Santri Rp230 Miliar Cair Sebelum Lebaran
3
Menyoal Legalitas Panitia Zakat Fitrah di Masjid Kampung
4
Kurangi Sampah Lebaran, Ketua LPBINU Jabar Ajak Masyarakat Bijak Kelola Lingkungan
5
Santunan Ramadhan DKM Al Hidayah: 114 Anak Yatim dan Duafa Terima Bantuan
6
Timnas Indonesia Menang 1-0 atas Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
Lihat Semua