• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Lebaran dalam Suasana Pandemi

Khutbah Idul Fitri: Lebaran dalam Suasana Pandemi
Ilustrasi: NU Online
Ilustrasi: NU Online

Oleh KH Amin Baejuri Asnaf 
(Ketua LD PWNU JABAR, Pendiri dan Pengasuh Pesantren Daarul Mubien Assalafie Bandung)

ألله أكبر×٩ الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لآإله إلاالله ولانعبد إلاإياه مخلصين له الدين ولوكره الكافرون لآإله إلاالله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده لآإله إلاالله والله أكبر الله اكبر ولله الحمد.
الحمد لله الذي جعل العيد ضيافة وكرامة للصائمين. صلاة وسلاما دائمين متلازمين الى يوم الدين. على رسوله الكريم محمدا المصطفى المتبع فى الدنيا والدين. وعلى اله واصحابه الذين بد لوا نفوسهم لعزة الاسلام والمسلمين. أشهد ان لا اله الاالله وحده لاشريك له الملك الحق المبين. وأشهد ان محمدا عبده ورسوله صادق الوعد الامين. فاتقوالله جعلنا الله و ايا كم من العا ئدين. أما بعد. أيها المسلمون اوصى وإياكم بتقوى الله فقد فاز المتقون, قال الله تعالى فى كتابه العزيز الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, بسم الله الرحمن الرحيم . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (آل عمران:١٠٢) 
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (الملك:٢).

Ma’asyiral muslimin Yarhamukukullaah,
Dalam suasana khusu’ dan khidmat walau ujian pandemi covid 19 masih ada di sekitar kita, pada hari ini kita berkumpul bersama di hamparan rahmat pemilik alam semesta untuk bersama munajat dan mengumandangkan tasbih, tahmid, tahlil dan tabir sebagai ungkapan suci menghadap kepada Dzat yang maha suci sebagai wujud totalitas seorang hamba ibadah Allah SWT dengan ruku’ dan sujud mengharap Rahmat, Ridha dan Ampunan-Nya yang dihamparkan di bumi pertiwi ini.

Ramadhan telah melatih kita untuk menanggalkan kehidupan rutin dari kehidupan serba benda dan syahwat duniawi. Saat ini kita terus dituntut dan menata men-training diri di saat suasana pandemi masih terjadi, kita tetap meningkatkan ubudiyah dan amaliah melalui perangkat dan fasilitas sabar, ikhlas dan tawakkal serta ikhtiar dengan maksimal untuk menuju perjalanan keselamatan duniawi dan ukhrowi. Situasi dan kondisi yang sekarang kita jalani ini di hadapan Allah SWT kita semua sama, hakikatnya manusia dihadapan sang pencipta tidak terikat oleh status kepangkatan, kekayaan, atau kebangsawanan bahkan kebangsaan sekalipun. Kita sama sedang menghadap Allah SWT merundukkan kepala yang biasa pongah dan sombong, kepala yang selalu ditopang oleh leher, kepala yang selamanya berada di atas. Saat ini kita tundukkan mencium tanah atau lantai yang setiap saat kita injak, saat ini kita duduk dengan khusyuk dan khudhur ruku’ sujud untuk mendekat kepada-Nya.

الله أكبر الله اكبر الله أكبر ولله الحمد  

Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia,

Shaum Ramadhan baru saja kita lewati, perjalanan selama sebulan yang kita isi dan hayati ruang geraknya dengan segala kegiatan dan pengalaman ruhani dan jasadi, kita penuhi sepanjang bulan itu dengan berbagai amal ritual dan sosial dengan satu tujuan yakni mendapat Ridha-Nya. Marilah kita mengevaluasi diri, dalam menjalani hidup kita seringkali tanpa menyadari bahwa kita merasa paling besar, paling pintar, paling benar, paling hebat, paling kuat, paling kuasa dan seterusnya, seolah-olah semua manusia kecil dan harus takluk di hadapannya. Kita berlagak seolah kita adalah Tuhan yang kuasa atas segala keadaan. Tidakkah kita sadar bahwa kondoisi pandemi yang saat ini terjadi yang mengubah tatanan kehidupan tidak ada satu pun manusia yang bisa melawannya, kita sesungguhnya tidak lain adalah makhluk yang sangat lemah, tidak punya daya dan kekuatan maka kepada siapa lagi kita berharap selain kepada Allah SWT yang telah menciptakan kita dan dengan kasih sayang-Nya kita diberi kesempatan menikmati menghirup nafas setiap detik, detak jantung yang terus memompa untuk menggerakkan organ tubuh menjadi hidup di bawah pertolongan dan kasih sayang Allah yang maha Kuasa. 

Hari ini kita rayakan Idul Fitri dalam keadaan bahagia karena kita telah melewati rangkaian ibadah Ramadhan dengan penuh khidmat, sehat dan selamat serta usia yang Allah berikan walau di saat yang sama suasana prihatin dengan adanya covid 19 masih ada dan telah mengubah tatanan kehidupan di sekitar kita, oleh karenanya mari kita renungkan dan tanyakan pada diri kita; 

Mengapa kita berlaku angkuh dan sombong padahal Allah Yang Maha Besar (Al Kabiir)

Apa yang menjadi dorongan bahwa diri merasa paling pintar padahal Allah Maha Pintar (Al ‘Aliim)

Ukuran apa sehingga kita merasa paling benar padahal Allah SWT Yang Maha Benar (Al Haqq)

Mengapa kita merasa paling berkuasa dan tinggi padahal Allah Maha Berkuasa dan Maha Tinggi (Al Muqtadiru Al Muta’aali)

Mengapa kita menolak permintaan ma’af dari sesama padahal Allah Maha Pema’af (Al ‘Afuww)

Apa sesungguhnya ukuran kita merasa paling kaya padahal Allah adalah Yang Maha Kaya (Al Ghaniyy)

Renungan tersebut adalah menjawab sifat dan tabiat manusia yang seringkali merasa diri yang paling besar, paling benar, paling pintar, paling berkuasa, paling kaya dan seterusnya maka dengan sifat-sifat Allah Yang Maha segalanya apa yang dirasa, dibanggakan dan dimiliki oleh manusia hanyalah menjadi kehinaan dan kehancuran bagi dirinya. Sungguh prilaku manusia yang merasa paling itu sangat tidak layak dimiliki oleh manusia karena itu merupakan kesombongan dan telah melampaui batas sifat kemanusiaan, bukankah Al Qur’an mengabadikan bahwa bentuk dan aktifitas manusia berupa shalat, ibadah, hidup dan mati totalitas hanya karena Allah,


قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al An’am [6]:162)

الله أكبر الله اكبر الله أكبر ولله الحمد
 

Ma’aasyiral muslimiin yarhamukumullaah,

Berbahagialah kita karena sampai saat ini kita dimudahkan oleh Allah diberikan kesempatan dan kesehatan serta iman dan islam untuk sujud, ruku’ beribadah kepada-Nya. Hindari perilaku kita yang menentang dan menantang ketentuan Allah karena hanya akan menyebabkan Allah semakin murka kepada kita. Hindari kesombongan dan kebodohan kita karena menjadi sebab terhalangnya kita dari rahmat Allah, Hindari oleh kita berita hoaks dan fitnah karena menyebabkan turunnya musibah dan azab menimpa kita. Sungguh Ramadhan sebagai kendaraan kita selama perjalanan satu bulan telah mengantarkan kita baik secara individu maupun secara kolektif dengan berbagai pengalaman dan ilmu yang didapat selama perjalanan itu akan membentuk pribadi kita untuk lebih baik dan menata berbagai bentuk ibadah kepada-Nya. Jumlah shalat misalnya secara kuantitatif rakaatnya bertambah, harapan kita semoga bertambah tinggi pula nilai kualitatifnya, upaya membelanjakan sebagian harta kita dengan tulus untuk kita salurkan baik zakat, infaq, shadaqah dan lainnya diberikan kepada sesama terlebih di saat pandemi seperti ini banyak saudara kita yang menanti uluran tangan kedermawanan kita untuk bersama merasakan kebahagiaan di hari yang suci.


Berbagai aktifitas positif ini tentu kita harapkan akan berlanjut terus mewarnai hari-hari kehidupan kita dari waktu ke waktu sampai ajal terakhir nanti karena niat kita untuk beristiqomah dalam kepatuhan ilaahiyyah merupakan pengejawentahan dari penghambaan ikhlas seorang hamba kepada-Nya dan sesuai dengan petunjuk-Nya: 

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS.al Bayyinah [98]:5)

Komitmen yang diungkapkan pada kalimat لله تعالى pada setiap memulai ibadah saat niat, hal ini menggambarkan untuk kepentingan masa depan supaya tidak menghadapi kerugian dan kebangkrutan. Dengan demikian filosofi Idul Fitri dalam situasi pandemi Covid 19 dapat menumbuh-suburkan nilai-nilai positif pada diri kita. Dengan memahami nilai dan filosofi Idul Fitri dalam suasana pandemi harapannya semua amal ibadah diterima, semua macam dosa dan khilaf diampuni dan kita kembali pada posisi fitri, mulus tanpa dosa bagaikan seorang anak bayi yang baru lahir serta merasa beruntung karena menjadi bagian dari orang-rang yang kembali dan pemenang minal ‘aaidiin wal faaiziin. Situasi seperti ini kita tidak mengharapkan amalan Ramadhan yang baru saja kita lakukan dan amal shalih lainnya menjadi pailit (bangkrut) kelak di hari kemudian seperti digambarkan oleh Baginda Rasulullah SAW. dalam hadits shahihnya :

أتذرون من المفلس؟ قالوا المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع. فقال عليه الصّلاة والسّلام إنّ المفلس من امّتى من يأتى يوم القيامة بصلاة وصيام وزكاة ويأتى من قدشتم هذا وقذف هذا وأكل مال هذا وسفك دام هذا وضرب هذا. فيعطى هذا من حسناته وهذا من حسناته. فأنّ فنيت حسناته قبل أن يقضى ماعليه . أخذ من خطا ياهم. فطرحت عليه ثمّ طرح فى النّار (رواه مسلم عن ابى هريرة(

Artinya : “Tahukah kalian semua, siapakah orang yang bangkrut itu ? Tanya Rasulullah kepada para sahabatnya – mereka pun menjawab : orang yang bangkrut menurut kita adalah mereka yang tidak memiliki uang dan harta benda yang tersisa.” Kemudian Rasulullah menyampaikan sabdanya : “Orang yang benar-benar pailit (bangkrut) diantara umatku – ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (seabrek) pahala shalat, puasa dan zakat; tapi (sementara itu) datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang pernah dizaliminya) dan ditimpakan kepadanya. Kemudian dicampakkanlah ia ke api neraka.” Naudzubillah …… ! (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Subhanallah, ternyata mulut, tangan, kaki, perut dan anggota tubuh kita yang biasa kita gunakan untuk beribadah, ruku’, bersujud, berdzikir, berpuasa, memberikan zakat, dapat membuat kita pailit (bangkrut) kelak. Tidak hanya menghabiskan modal, pahala yang kita tumpuk sepanjang usia kita tapi bahkan dapat menarik kepada kita kerugian dari orang lain. Ini semua tentunya karena kita terlalu meremehkan dosa dan orang lain. Oleh karenanya, apabila kita memuliakan Allah, maka termasuk yang dimuliakan Allah ialah manusia.

الله أكبر الله اكبر الله أكبر ولله الحمد

Ma’aasyiral muslimiin yarhamukukumullaah,
Ketika Mencermati kehidupan sosial sekarang ini, cenderung sudah terkikis dari nilai-nilai positif bahkan berlawanan dengan akhlaq al kariimah. Manusia melakukan dan berbuat baik kepada sesama kadangkala ada misi atas imbalan duniawi yang dia cari. Amal shaleh hanya lahir untuk kepentingan sesaat, baik peribadi, kelompok, dan golongan yang pada gilirannya hanya akan melahirkan halusinasi, frustasi dan saling menggugat, menghujat serta saling salah menyalahkan. Perilaku manusia yang didasari hanya dengan kepentingan duniawi justeru akan lenyap manakala kepentingan tersebut tidak terpenuhi. Melalui bulan Ramadhan yang telah melatih diri kita sebagai hamba yang لله تعالى merupakan perwujudan dari niat ikhlash yang bulat yakni “ إيمانا واحتسابا " telah mengantarkanpada manusia yang menjalankannya mampu melewati berbagai ujian yang menghadang. Oleh karenanya berbagai bentuk ibadah dengan sabar dan tawakkal serta ikhtiar merupakan satu-satunya simbol dan modal yang akan bertahan dan berkelanjutan untuk mengawal kehidupan kita dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Nabi SAW;

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Barangsiapa yang shaum di bulan Ramadhan dengan motivasi iman dan mengharap ridha Allah SWT, pasti ia mendapat ampunan dari Allah atas segala dosanya yang sudah lewat.

Jiwa yang suci yang berada di hari fitri merupakan pribadi yang siap menyongsong masa depan yang penuh harapan, siap menghadapi berbagi ujian, siap membangun bangsa dengan jiwa kesatria, motivasi dan tujuan selalu terarah. Dengan jiwa yang fitri, jiwa yang memiliki nilai-nilai ikatan yang kuat dengan Allah, jiwa yang memancarkan aqidah_diharapkan akan senantiasa tegar, mampu berbuat yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara pada umumnya. Bila Ramadhan dapat menghadapi ujian pandemi dengan sabar, tawakkal dan ikhtiar, guna meraih kesucian ruhani dan kebersihan jasmani pada bulan-bulan berikutnya maka di hari fitri ini kita berusaha untuk semakin kuat menghadapi ujian menjaga memelihara agar tidak terjebak dan tetap berada dalam fitrah Allah dengan senantiasa bertaqwa kepada-Nya. Dengan nilai-nilai spiritual Ramadhan yang dirasakan oleh kita maka akan semakin kuat imunitas dan kekebalan tubuh kita dari tercemarnya virus-virus serta polusi kefasikan, kemunafikan, kezhaliman, kesombongan, keangkuhan, riya, hasud, dengki, hoaks, dan sifat negatif lainnya yang semua itu akan mengotori hati dan fikiran kita. Allah SWT berfirman QS. Asy Sams [91] 9-10.

قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Dalam kehidupan kita sehari hari, kita dituntut untuk tampil prima. Kita bantu saudara, teman dan kerabat yang membutuhkan bantuan. Kita santuni fakir dan miskin dengan yakin. Kita dukung para sepuh kita dengan utuh. Kita dorong pemuda dengan visi yang terarah. Kita tebar harta kita dengan serta merta tanpa riya. Kita sampaikan ma’af kita kepada sesama dengan lapang. Satu-satunya harapan kita bahwa tampilan kita adalah tampilan prima mencari ridha dan ampunan karena Allah semata. 

الله أكبر الله اكبر الله أكبر ولله الحمد

Ma’aasyiral muslimiin yarhamukumullaah,
Hidup dalam beribadah berarti hidup mengikuti konsep syariat, membutuhkan petunjuk, memerlukan perolongan dan kekuatan, menghasratkan maghfirah menuju titik akhir kehidupan dunia yang pasti, yakni keridloan-Nya. Hidup dalam warna dan gaya ibadah seperti ini pasti menyatakan diri dalam keramahan tatkala harus berhubungan dengan sesama dan penuh penerimaan dan penyerahan secara total ketika berhubungan dengan sang Maha Pencipta.
 
Perjalanan dalam sisa umur menjadi sangat pasti. Hanya dengan usaha dan berserah diri ikhtiar dan tawakkal kepada-Nya dan dengan; ramah terhadap diri dengan tidak memaksa berbuat maksiat dan dosa, ramah terhadap keluarga dengan segala kesanggupan membimbing dan rela saling mengisi, ramah terhadap masyarakat luas dalam kesanggupan menghadapi kenyataan dan tidak saling menghujat dan tidak membuat serta tidak menyebar hoaks, ramah kepada Bangsa dan Negara berarti santun dan dapat menerima segala peraturan serta undang-undang yang telah disepakati bersama dan tumbuh dengan kuat mengatur hidup kebersamaan saling menghargai dan menghormati dalam perbedaan. Hanya dengan sikap ramah seperti itulah hidup akan di bimbing oleh pertolongan, rahmat dan ridha Allah SWT. Sampai pada status dambaan, selalu merasa cukup dalam kebutuhan lahir, berserah dalam kehidupan batin dan ikhtiar mampu melihat kenyataan yang sedang tumbuh. Itulah konsep hidup yang tidak bangkrut atau merugi menurut ajaran Rasulullah SAW.;

قد أفلح من أسلم وكان رزقه كفافا وقنعه الله بما أعطاه

Berbahagialah mereka yang berserah diri pada Allah, dan merasa cukup dengan rizqi yang ada padanya dan mampu menerima kenyataan yang ada.

 
الله أكبر الله اكبر الله أكبر ولله الحمد

Ma’aasyiral muslimiin yarhamukumullaah,
Mari kita tanamkan kejujuran pada diri kita, sebelum kita jujur mengikrarkan ma’af kepada sesama manusia mari kita mengikrarkan prmohonan ma’af kita kepada diri kita sendiri, sebelum kemudian sungkem dan minta ma’af kepada orang-orang yang kita cintai yakni orang tua, suami-isteri, masyayikh, guru-guru kita dan antar sesama. Wahai mata ma’afkan aku selama ini kau gunakan untuk melihat maksiat dan kemunkaran. Wahai telinga ma’afkan aku selama ini aku gunakan untuk merekam ghibbah dan fitnah. Wahai mulut ma’afkan aku selama ini aku gunakan hanya untuk menyebar permusuhan dan hoaks. Ma’afkan aku wahai tangan selama ini aku gunakan hanya untuk menzhalimi dan mengambil hak orang lain. Ma’afkan aku wahai kaki selama ini aku gerakkan melangkah hanya pada kegelapan dan mengikuti hawa nafsu. Wahai diri marilah menjadi manusia yang suci di hari yang fitri walau dalam situasi pandemi untuk menggapai magfirah dan ridha Ilahi.

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أما بعد فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ وَصَلِّ اللهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا أَمَرْتَنَا، فَقُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ، اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ،. اللهم اجعل جمعنا هذا جمعا مرحوما وتفرقنا من بعده تفرقا معصوما , ربنا عليك توكلنا وإليك انبنا وإليك المصير, اللهم أرنا الحق حقا وارزقنا اتباعا وأرنا الباطلا باطلا وارزقنا اجتنابه ولا تجعله ملتبسا علينا واجعله للمتقين إماما, ربنا تقبل منا إنك أنت السميع الدعاء, ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقنا عذاب النار يارحمان يارحيم يافتاح يارزاق ياعليم يالطيف ياوهاب ياعزيز ياغفار برحمتك ياأرحم الراحمين. سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين. والحمد لله رب العالمين. عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.آمين.  


Khutbah Terbaru