• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Kabupaten Tasikmalaya

RMINU Jabar Gelar Halaqah Pesantren di Ponpes Darussalam Tasikmalaya

RMINU Jabar Gelar Halaqah Pesantren di Ponpes Darussalam Tasikmalaya
Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Barat menggelar kegiatan bertajuk Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan dengan tema Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi pada Ahad (19/11/2023). Kegiatan tersebut berlansung di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: Istimewa)
Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Barat menggelar kegiatan bertajuk Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan dengan tema Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi pada Ahad (19/11/2023). Kegiatan tersebut berlansung di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: Istimewa)

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Barat menggelar kegiatan bertajuk Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan dengan tema Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi pada Ahad (19/11/2023). Kegiatan tersebut berlansung di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.


Acara ini dihadiri oleh para peserta yang merupakan utusan dari 50 pondok pesantren yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh dan tamu kehormatan antara lain Ketua dan Sekretaris RMINU Jabar yakni KH Abdurrahman dan Dr. KH Dede Rofiq Yunus bersama Ketua RMINU Kabupaten Tasikmalaya H Harun Harosid.


Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ang Subhan Fatah Hadlori yang merupakan santri Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Yalal Wathon oleh seluruh peserta.


Prakata dari KH Ahmad Deni Rustandi selaku tuan rumah mengawali acara ini. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga besar RMINU Jawa Barat dan RMINU Kabupaten Tasikmalaya yang telah mempercayakan pelaksaanan kegiatannya berlangsung di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya. 


“Ini menjadi suatu kehormatan bagi pondok dan semakin meneguhkan pondok untuk semakin eksis dan istiqomah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kepesantrenan,” ujarnya.


Ia berharap dengan adanya kegiatan ini bisa memberikan wawasan dan pencerahan dalam suatu perkara yang bersifat Al-tsawabit dan Al- mutaghayyirat juga tentang konsep Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah terkait perubahan yang membawa keberkahan.


Ketua RMINU Kabupeten Tasikmalaya Harun Harosid menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya acara ini sehingga dengan adanya acara ini bisa menjadi momentum silaturahmi bagi semua pihak. 


Sementara itu, Ketua RMINU Jawa Barat KH Abdurrahman mengatakan bahwa Jawa Barat memiliki jumlah pondok pesantren RMI terbanyak di Indonesia menurut data Kemenag perhari ini. 


“Tema Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi dalam Halaqah ini sangat selaras dengan dunia pesantren di mana pesantren bila ingin berubah maka orientasinya juga harus berubah tentunya ke arah yang lebih baik,” jelasnya.


Menurutnya, pesantren harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman agar bisa bertahan di era globalisasi yang dinamis ini. Oleh karena itu, kata dia, RMI harus menjadi garda terdepan dalam merubah mindset pesantren, karena belajar agama tanpa ilmu agama akan lemah dan rusak, sehingga re-orientasinya harus seimbang antara ilmu agama dengan ilmu lainnya.


Hadir juga pada kesempatan tersebut Dr. H Akhmad Buhaiti (Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Tasikmalaya), Dr. H Ahmad Zaki Mubarak (Akademisi IAIC Cipasung), KH Busrol Karim (Pimpinan Ponpes Baitul Hikmah Haurkuning) dan Dr. KH Ahmad Deni Rustandi (Pimpinan Pondok Pesantrena Darussalam Rajapolah Tasikmalaya).


Kiai Busrol menyampaikan bahwa pendidikan pesantren sebaiknya dikolaborasikan dengan pendidikan umum (sekolah) atau yang lebih lazim disebut “masantren bari sakola” (mondok sambil sekolah), bukan “sakola bari masantren” (sekolah sambil mondok) yang memiliki makna berbeda. 


“Pesantren akan mencetak santri-santri dengan sistem pendidikan dan sanad ilmu yang jelas karena santri-santri lah yang akan menjadi pewaris para ulama,” tuturnya.


Pada kesempatan ini ia juga berkenan untuk membuka secara resmi Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan berjudul Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi yang diadakan di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya dan juga sekaligus memimpin do’a demi keberkahan acara yang diselenggarakan hari ini.


Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan berjudul Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi diisi dengan seminar kepesantreanan dengan menghadirkan dua orang narasumber yakni Dr. H. Akhmad Buhaiti yang merupakan Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Tasikmalaya dan Dr H Ahmad Zaki Mubarak yang merupakan akademisi yang berkiprah di dunia pendidikan dan pengabdian masyarakat.


Kabupaten Tasikmalaya Terbaru