• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 1 Mei 2024

Indramayu

Upaya Atasi Tantangan Pangan Mahasiswa Institut Padhaku Gelar Seminar Pertanian

Upaya Atasi Tantangan Pangan Mahasiswa Institut Padhaku Gelar Seminar Pertanian
Mahasiswa KKN Institut Pangeran Dharma Kusuma menggelar seminar pertanian dengan tema Pengembangan Pertanian Berkelanjutan untuk Mengatasi Tantangan Pangan Global, Selasa (12/12/2023). (Foto: NU Online Jabar)
Mahasiswa KKN Institut Pangeran Dharma Kusuma menggelar seminar pertanian dengan tema Pengembangan Pertanian Berkelanjutan untuk Mengatasi Tantangan Pangan Global, Selasa (12/12/2023). (Foto: NU Online Jabar)

Indramayu, NU Online Jabar
Mahasiswa sebagai Agen of Change (agen perubahan) harus memiliki peran kontribusi kepada masyarakat, hal tersebut ditunjukkan mahasiswa KKN Kelompok 2 Institut Pangeran Dharma Kusuma, Kabupaten Indramayu dengan menggelar seminar pertanian sebagai upaya atasi tantangan pangan.


Berlokasi di Desa Segeran , Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu para mahasiswa tersebut berinisiatif menggelar seminar pertanian mengusung tema Pengembangan Pertanian Berkelanjutan untuk Mengatasi Tantangan Pangan Global dengan menghadirkan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pengembangan Swadaya (P4S) Erwin Wiguna,S.P sebagai narasumber.


Ketua KKN Kelompok 2 Institut Pangeran Dharma Kusuma, Muhammad Fery Syafei menilai kondisi dan budaya di Desa Segeran dengan banyaknya lahan perkebunan dan penduduk yang mayoritas adalah petani menjadi awal kelompok ini ingin memberikan kontribusi lebih dalam pengabdian masyarakat. 


“Data Greenpeace menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara yang cukup banyak mengalami peristiwa gagal panen. Salah satu kasus yang sangat mengkhawatirkan ialah gagal panen mengakibatkan rusaknya lahan pertanian masyarakat,” ungkap Fery dalam seminar tersebut, Selasa (12/12/2023).


Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sekitar 500 lebih kepala keluarga mengalami kelaparan, bahkan beberapa telah meregang nyawa. “Masih hangat dalam ingatan Ketika 6 Hektare sawah yang berada di Indramayu gagal panen karena El Nino,” imbuhnya.


Kenaikan suhu global, lanjut Fery, mengakibatkan kondisi cuaca yang tidak menentu yang membuat para petani harus rela kehilangan kesempatan panen hampir 50 persen dari yang seharusnya mereka panen akibat hujan ekstrim. 


“Begitu juga dengan petani cabe, hampir di semua wilayah Jawa dan Sumatera yang menderita kerugian akibat hujan ekstrim,” katanya.


Selain itu, gagal panen akibat cuaca ekstrim semakin sering terjadi di Indonesia. Masyarakat harus menanggung biaya lebih untuk memperoleh pasokan karbohidrat, protein, dan serat. Sementara, lonjakan harga pangan tidak pernah benar-benar mendatangkan kesejahteraan bagi petani. 


“Petani, justru ikut menderita kerugian karena hasil panen yang tidak maksimal. Sementara, mereka harus tetap menanggung biaya produksi yang semakin tinggi,” tandasnya.


Tantangan pangan di masa depan menjadi fokus utama dalam seminar yang dihadiri oleh Aparatur Desa , Babinsa, Bhabinkamtibmas, DPL juga masyarakat desa Segeran. Tak lupa juga Generasi milenial dari Karang Taruna Desa segeran dan Irmas se desa Segeran indramayu.


"Bulan lalu Indramayu sempat mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang, dengan adanya seminar ini diharapkan masyarakat mampu teredukasi dan bisa memitigasi sejak dini,” ujar Erwin dalam pemaparannya.


Kegiatan ini pun mendapat respons yang positif dari masyarakat sekitar. “Kami sebagai masyarakat sangat mendukung terhadap pelaksanaan seminar ini, karena jarang jarang anak anak muda mengedukasi dan mengenalkan tentang tantangan pangan untuk antisipasi masyarakat terhadap pertanian,” kata salah seorang warga desa setempat.


Selanjutnya, Fery mengatakan bahwa edukasi dalam seminar ini bertujuan agar ke depanya para petani mengetahui tentang mitigasi, ancaman serta tantangan pangan untuk ke depan, sehingga meminimalisir terjadinya gagal panen.


Kontributor: Mumung Muhammad Syakir


Indramayu Terbaru