• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Yesi Siti Aisyah Terpilih Jadi Ketua Fatayat NU Cicalengka

Yesi Siti Aisyah Terpilih Jadi Ketua Fatayat NU Cicalengka
Ketua PAC Fatayat NU Cicalengka Yesi Siti Aisyah (kiri) dan salah seorang pengurus Fatayat NU Kabupaten Bandung Nelly Nurul Azizah (Foto: NU Online Jabar/Yanti Rosmayanti)
Ketua PAC Fatayat NU Cicalengka Yesi Siti Aisyah (kiri) dan salah seorang pengurus Fatayat NU Kabupaten Bandung Nelly Nurul Azizah (Foto: NU Online Jabar/Yanti Rosmayanti)

Bandung, NU Online Jabar
Pimpinan Anak Cabang Fatayat NU Kecamatan Cicalengka mengadakan Konferensi Anak Cabang (konferacab) di Pondok Pesantren Al-Muthola'ah, Jl Ir.H Juanda No 3, Kampung Margahayu, Sabtu, (5/9). Konferacab dihadiri 29 peserta yang terdiri dari pengurus PAC dan perwakilan dari 9 pimpinan ranting dari 12 desa yang ada di Cicalengka.  

Pada konferacab itu, Yesi Siti Aisyah terpilih secara aklamasi menjadi Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Cicalengka masa khidmah 2020-2024. 

Masa kepemimpinannya, Yesi memiliki pekerjaan rumah, yakni membentuk kepengurusan 3 ranting di tiga desa. Sementara program pertama yang akan dijalankannya adalah membentuk majelis taklim Fatayat sebagai sarana silatuhaim antaranggota dan pengurus.

Pengurus PC Fatayat NU Kabupaten Bandung diwakili Nelly Nurul Azizah mengapresiasi program pertama yang akan dijalankan Fatayat Cicalengka. Dia berharap dari majelis tersebut lahir daiyah-daiyah mumpuni untuk memperkuat dan memperluas dakwah Ahlussunah wal Jama’ah di masyarakat. 

Menurut Nelly, Ahlussunah wal Jama’ah selalu menjadi amanat Ketua PCNU Kabupaten Bandung Hj. Yayu Juariah. Kita harus menjadi pelanjut ulama Aswaja untuk memastikan keluarga kita dalam fikrah, amaliyah, dan harakah Aswaja. 

Lebih lanjut, Nelly mengajak agar Fatayat Cicalengka memfasilitasi minat dan bakat kader Fatayat NU, misalnya dalam ekonomi kreatif. Hal ini penting agar dapur bisa terus mengepul. Tapi ingat, jangan melupakan kodrat kita sebagai perempuan. 

“Fatayat harus mandiri, misalnya usaha jualan makanan seblak, uangnya untuk kerudung Deenay,” katanya. “Bisa juga masakan lain, jual, tapi dengan kemasan menarik,” tambahnya. 

Ia menegaskan amanat Ketua PW Fatayat Jawa Barat Hirni Kifa Hazefa untuk senantiasa bersatu, mandiri, berprestasi Fatayat NU menjadi organisasi perempuan yang magnetis.

Pewarta: Yanti Rosmayanti
Editor: Abdullah Alawi 


Daerah Terbaru