• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Daerah

PWNU Jawa Barat: Peminta dan Pemberi Maaf adalah Orang-orang Terbaik

PWNU Jawa Barat: Peminta dan Pemberi Maaf adalah Orang-orang Terbaik
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah (Foto: NU Online Jabar)
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah mengajak kepada tokoh agama dan masyarakat untuk memberi teladan yang baik bagi masyarakat dalam segala tindakan, termasuk dalam menyelesaikan masalah, yaitu mestinya dengan cara-cara yang telah diajarkan Allah dan rasulnya. Bukan dengan cara-cara yang rendah seperti melakukan persekusi karena itu bukanlah solusi.

“Kepada para ulama, habaib, para asatidz, guru, kiai, ajengan, dan yang lainnya yang ditokohkan di masyarakat, untuk kiranya memberikan contoh uswah-uswah yang bisa ditiru oleh masyarakat yaitu, menyelesaikan masalah dengan cara-cara baik. Jika ada sesuatu yang sekiranya mungkin menyinggung atau hal yang lain, bisa ditempuh dengan jalur legal secara hukum yang berlaku di negara kita sehingga persoalan tuntas dengan baik,” jelasnya kepada NU Online Jabar, Selasa (29/9) malam. 

Namun, kiai yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3 Cilamaya, Kabupaten Karawang ini menganjurkan agar para tokoh menyelesaikan masalah dengan cara-cara kekeluargaan terlebih dahulu sebelum menempuh jalur hukum. 

“Menurut hemat saya,  setiap persoalan pasti ada solusi apabila diselesaikan dengan cara berpikir jernih dan musyawarah dengan cara kekeluargaan dan emosi yang terjaga, sehingga menghasilkan sesuatu yang menyejukkan bagi semua pihak termasuk masyarakat dan inilah yang diajarkan oleh baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam,” jelasnya.  

Menurut kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini persoalan yang diselesaikan dengan cara kekerasan justru tidak akan menyelesaikan persoalan. Bahkan akan menimbulkan persoalan lain dan bisa jadi melibatkan banyak pihak yang menyebabkan tidak selesainya persoalan. 

“PWNU Jawa Barat meminta kepada warga Nahdliyin dan pengurus NU, lembaga dan banomnya agar menjadi contoh di masyarakat sebagai warga yang mengedepankan cara berpikir jernih dan menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah. Apa pun kejadian dan persoalannya, warga NU tidak perlu menyikapi secara berlebihan hingga menimbulkan perpecahan apalagi memperkeruh suasana. Prinsipnya pada situasi ketika ada potensi pecah belah, maka kita wajib bersama-sama agar jangan sampai hal itu terjadi,” lanjutnya.  

Oleh karena itu, PWNU Jawa Barat mengapresiasi pihak yang meminta maaf dan memberi maaf. Tidak ada istilah kalah dan menang dalam kata maaf. Kedua-duanya adalah orang yang terbaik. Orang yang meminta maaf tidak akan rendah nilainya, sementara orang yang memberi maaf juga tidak akan rugi. 

Gus Hasan kemudian mengutip ayat Al-Quran: Wa saari’uu ilaa maghfiratin min rabbikum wa jannatin ardhuhas ssamaawaatu waal-ardhu u’iddat lil muttaqiin. Alladziina yunfiquuna fiis sarraa-i waad dharraa-i wal kaadimiinal ghaydha wal 'aafiina 'anin naasi waallaahu yuhibbul muhsiniin.

"Jadi, orang yang baik itu adalah orang yang mampu untuk memberikan kepedulian sosial, baik dalam kondisi susah maupun senang, kedua, waal kaadzimiinal ghaydha, orang yang mampu menahan emosi, wal 'aafiina 'anin naasi, kemudian orang yang ma u saling memaafkan. Itu adalah sifat yang terpuji yang disebut Allah Ta’ala sebagai orang yang bertakwa dalam ayat tersebut,” jelasnya. 

Gus Hasan kemudian berpesan kepada dirinya sendiri, tokoh masyarakat dari kalangan ulama, habaib, dan semua elemen masyarakat, untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian. Hikmah yang baik harus dipetik menjadi pelajaran. Sementara hal yang jelek, seperti perbuatan main hakim sendiri adalah hal yang harus ditinggalkan. 

Pewarta: Abdullah Alawi   


 


Daerah Terbaru