• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Daerah

Pelatihan Penanggulangan Bencana LPBINU Jabar Diikuti Peserta dari Berbagai Desa di Pamanukan 

Pelatihan Penanggulangan Bencana LPBINU Jabar Diikuti Peserta dari Berbagai Desa di Pamanukan 
Kegiatan pelatihan penanggulangan bencana LPBI PWNU Jawa Barat di Pamanukan (Foto: NUJO)
Kegiatan pelatihan penanggulangan bencana LPBI PWNU Jawa Barat di Pamanukan (Foto: NUJO)

Subang, NU Online Jabar 
Lembaga Penanggulangan Becana dan Perubahan Iklim Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (LPBI PWNU) Jawa Barat kembali menyelenggarakan pelatihan penanggulangan bencana. Kegiatan tersebut diselenggarakan di aula Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang berlangsung selama dua hari, dimulai hari ini dan selesai esok hari, Jumat (09/07). 

 

Pelatihan Tim Siaga Bencana ini diikuti peserta dari berbagai desa di Kecamatan Pamanukan dan Peserta didik/Siswa MI An Nuur dengan jumlah peserta 120 orang. Mereka akan dibekali materi pelatihan pembuatan peta kajian partisipatori risiko bencana berbasis masyarakat dan peta kajian risiko bencana di sekolah yang berpusat pada anak.

 

Sebagaimana diketahui pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda. 

 

Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan atau daerah tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.

 

Menurut Ketua LPBINU Jawa Barat Dadang Sudardja mengatakan, para peserta dilatih membuat peta kajian risiko dengan mempergunakan metode PRA dan juga observasi lapangan. Selain mendapatkan teori, setelah selesai pelatihan selama 10 hari para peserta diberikan waktu untuk turun ke lapangan untuk mempraktikkan ilmu/pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan.

 

“Para peserta akan memetakan tingkat ancaman kawasan, tingkat kerentanan kawasan yang terancam kemudian tingkat kapasitas kawasan yang terancam,” ujar Wa Dadang, sapaan akrab ketua LPBINU Jabar. 

 

Ia berharap dari pelatihan ini nantinya di masing-masing desa akan memiliki Peta Risiko Bencana (KRB) yang memiliki data yang objektif dan akurat karena dibuat secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat.

 

“Upaya pengkajian risiko bencana pada dasarnya untuk menentukan 3 komponen risiko tersebut dan menyajikannya dalam bentuk spasial maupun non spasial agar mudah dimengerti. Pengkajian risiko bencana digunakan sebagai landasan penyelenggaraan penanggulangan bencana disuatu kawasan/wilayah,” terang Wa Dadang. 

 

Lanjutnya, Penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko bencana dengan cara memperkecil ancaman kawasan, mengurangi kerentanan kawasan/Lingkungan sekolah yang terancam, dan meningkatkan kapasitas kawasan yang terancam.

 

“Melalui pelatihan ini, nantinya para peserta pelatihan ini mampu menjadi fasilitator dan motivator di daerahnya dalam upaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola risiko bencana,” harapnya. 

 

Sementara, untuk kegiatan di sekolah akan lebih berfokus pada peningkatan kapasitas/kemampuan anak dalam menghadapi ancaman Bencana, terutama ancaman banjir. 

 

“Anak-anak diajak untuk melihat ancaman, kerentanan dan kapasitas di lingkungan sekolah dengan cara mengamatinya lingkungan sekolah kemudian dituangkan dalam bentuk gambar, hasilnya didiskusikan untuk kemudian dijadikan doken kajian risiko bencana di sekolahnya,” pungkasnya.

 

Editor: Agung Gumelar


Daerah Terbaru