• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

MWCNU Sukagumiwang Gelar Pelatihan Jurnalistik

MWCNU Sukagumiwang Gelar Pelatihan Jurnalistik
Suasana pelatihan jurnalistik MWCNU Sukagumiwang (Foto: NU Online Jabar/Safitri)
Suasana pelatihan jurnalistik MWCNU Sukagumiwang (Foto: NU Online Jabar/Safitri)

Indramayu, NU Online Jabar
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sukagumiwang, Indramayu menggelar pelatihan jurnalistik di kantor MWCNU Jalan Raya Desa Sukagumiwang, Kecamatan Sukgumiwang, Ahad (4/9).

Pelatihan menghadirkan seorang jurnalis NU Online Jabar, Iing Rohimin dan diikuti puluhan peserta yang terdiri dari pengurus MWCNU, para ketua lembaga dan banon yang ada di lingkungan MWCNU Sukagumiwang dan siswa-siswi SMK NU Sukagumiwang.

Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan Jurnalistik, Muhammad Yusuf dalam laporannya mengungkapkan, tujuan pelatihan adalah untuk mencetak kader muda NU menjadi penulis yang bisa mempublikasikan berbagai kegiatan pengurus dan warga NU yang setiap harinya sangat banyak.

“Kemampuan menulis di kalangan warga NU khususnya para kader muda sangatlah lemah. Oleh karenanya sengaja kami hadirkan seorang wartawan senior dari Indramayu yang juga merupakan jurnalis atau pewarta dari NU Online Jabar agar bisa mengajari kita semua sehingga bisa menulis, harapannya kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk publikasi berbagai kegiatan ke-NUan sehingga gaung NU semakin terdengar kemana-mana,” ungkap M. Yusuf.

Sementara perwakilan dari SMK NU Sukagumiwang, Masyhadi dalam sambutannya menjelaskan, jika ingin menguasai dunia maka kuasailah media. Untuk menguasai media maka dibutuhkan keahlian dalam penulisan, sehingga pelatihan jurnalistik adalah jawaban tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

“Wartawan adalah ratu dunia, seperti kata sebuah syair lagu qasidah, apa yang baik menurut wartawan maka menjadi baiklah dunia dan sebaliknya. Oleh karenanya kita harus bisa menyerap ilmu yang akan disampaikan oleh pelatih kita, karena beliau sudah teruji kemampuannya, jika kita harus belajar di bangku perkuliahan maka dibutuhkan minimal 8 semester untuk bisa mengusai ilmu jurnalistik, kalau sekarang ada kesempatan bisa belajar ilmu penulisan itu, maka harus dimanfaatkan semaksimal mungkin,” tegas Masyhadi.

Ketua MWCNU Sukagumiwang, H Absori dalam sambutannya menegaskan, saat ini begitu banyak kegiatan yang dilakukan oleh MWCNU, bahkan kegiatan Nahdliyin juga setiap harinya sangatlah banyak, oleh karenanya dibutuhkan keterampilan bagi generasi muda NU untuk bisa menulis, sehingga berbagai kegiatan tersebut bisa terpublikasikan ke media.

“Saya berharap semua peserta setelah digembleng oleh Kang Iing nanti benar-benar bisa menulis, karena kami mempunyai program terutama untuk menyambut Hari Santri Nasional ini, yakni membuat tulisan tentang sejarah MWCNU Sukagumiwang termasuk menulis profil para kiai dan sesepuh NU yang telah berjasa mengembangkan Nahdlatul Ulama di kecamatan paling muda se Indramayu ini. disamping itu kita harus berbangga hati meskipun kita ini MWCNU yang paling muda, tetapi prestasinya sudah sangat banyak, kita sudah memiliki gedung sekretariat permanen, sudah memiliki lembaga pendidikan yaitu SMK NU dan UPZISNU juga sudah memiliki mobil ambulan, serta seluruh lembaga dan banom juga kegiatannya sangat banyak, maka butuh kader-kader yang bisa menulis untuk mendokumentasikan sekaligus mewartakan melalui media,” ujar H Absori.

Sementara, Iing Rohimin dalam pemarannya menyampaikan materi tentang teknik menulis berita secara sederhana dan mudah. Para peserta diajak untuk langsung praktek menulis dan satu persatu langsung menunjukkan hasilnya sehingga saat pelatihan berakhir, para peserta sudah mampu menulis berita.

“Materi yang saya sampaikan bukanlah ilmu jurnalistik yang ribet dan njlimet, melainkan saya berikan teori-teori sederhana dan langsung kita praktekkan, karena menulis bukanlah ilmu teori semata, tetapi membutuhkan praktek. Disamping itu seorang penulis harus terus menerus mengasah diri dengan banyak membaca, membuka mata hati, membuka akal, membuka mata dan membuka telinga untuk dapat menyerap berbagai informasi yang ada dan kemudian ditulis sehingga bisa diinformasikan kepada orang lain. Jangan takut mencoba dan teruslah menulis setiap hari agar kita menjadi lancar, ibarat seorang yang belajar nyetir mobil maka setiap hari harus praktek nyetir, sehingga bisa merasakan tantangan yang ada dan akan semakin mahir seiring dengan tingginya jam terbang yang dilakukan,” pungkas Iing Rohimin

Pewarta: Sapitri
Editor: Abdullah Alawi 

 


Daerah Terbaru