Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Warta

Tetap Giat Berorganisasi di Era Pandemi, Pengalaman Fatayat Kabupaten Bekasi

Wulan Mayasari, Sekretaris PC Fatayat Kabupaten Bekasi. Foto: dok. pribadi.

Bekasi, NU Jabar Online

“Perjuangan seberat apapun, akan terasa ringan jika kita melakukannya dengan hati yang senang.” Demikian ditegaskan oleh Wulan Mayasari, Sekretaris PC Fatayat Kabupaten Bekasi, saat ditemui oleh NU Online Jabar di kediamannya, Senin, 7/9/'20.

Di tengah pandemi covid-19 yang belum mereda, Fatayat Bekasi menyesuaikan diri dengan kondisi. Rapat atau kegiatan seminar dilangsungkan secara virtual. Untuk beberapa PAC yang berada di zona aman, pengajian rutin sudah mulai bergulir kembali. Tapi di kawasan zona  merah seperti Tambun, semua kegiatan beralih ke virtual.

“Kami belum bisa mengadakan acara dengan mengundang banyak orang, sebab itu akan sangat berisiko,” ujar Wulan. Roda organisasi harus tetap berjalan sekalipun berada di tengah ancaman wabah.

Wulan Mayasari memulai berorganisasi saat kuliah. Ia aktif di PMII dan Lembaga Dakwah Kampus. Setelah lulus dan berkeluarga, ia meneruskan aktivitasnya di Fayatat. Awalnya ia menjadi anggota biasa dan melalui Konfercab PC Fatayat NU Kabupaten Bekasi 2015, ia diminta untuk menjadi sekretaris. 

Menurut Wulan, dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi, sudah terbentuk 19 PAC Fatayat. Namun beberapa PAC sudah tidak aktif sehingga segera memerlukan pergantian. 

“Karena PAC tidak bergerak, maka pembentukan ranting jadi sulit  dilakukan,” jelasnya. “Agar bisa aktif hingga tingkat ranting, sebuah PAC harus aktif dan kuat terlebih dahulu,” lanjutnya.

Untuk mengatasi kemacaetan ini, PC Fatayat melakukan pendekatan melalui Banom NU yang aktif di kecamatan tersebut, misalnya GP Ansor. PC Fatayat juga bersilaturahim dengan sesepuh pesantren setempat, agar jamaah pengajiannya mau bergabung dengan Fatayat.

Untuk memperkuat organisasi Fatayat Kabupaten Bekasi, menurut Wulan kuncinya adalah silaturahim. Jejaring dibangun dengan internal NU dan lembaga lain, termasuk birokrasi dan lembaga pemerintah. Beberapa lembaga sudah menjalin kerjasama, antara lain melalui program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Untuk kesadaran menggunakan hak politik, kerjasama dijalin dengan KPUD. Dengan Komisi Perlindungan Anak Daerah, dijalin program konseling untuk anak perempuan. 

“Perempuan adalah benteng keluarga sekaligus bangsa. Kami ingin agar di kabupaten ini perempuan dapat lebih maju, lebih terbuka wawasannya. Perempuan jangan hanya di wilayah domestik saja, tetapi bisa pula mengembangkan wilayah sosialnya,” papar Wulan menutup perbincangan. 

Pewarta: Robiatul Adawiyah, utusan dari PC IPPNU Kabupaten Bekasi. Peserta Kelas Menulis IPPNU Jabar yang dikelola oleh Media Center PWNU. 
 

Editor: Abdullah Alawi

Artikel Terkait