Bandung, NU Online Jabar 
Sebanyak 160 orang calon penghafal Al-Qur’an mendaftarkan diri ke Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Baiturrosyad Al-Qur’ani. Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. 

Pengasuh Pondok Pesantren Baiturrosyad Al-Qur’ani KH Didin Saepudin Ibad mengatakan jumlah tahun ini, pada situasi pandemi Covid-19, calon santri penghafal Al-Qur’an mengalami penurunan. Biasanya, pendaftar berada di atas 200 orang. 

“Kita membuka pendaftaran calon santri pada bulan Juni sampai bulan Juli,” katanya, “Saat ini ditutup,” ungkapnya di kediamannnya di kompleks Pondok Pesantren Baiturrosyad, Desa Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Kamis (29/7). 

Para santri tersebut, lanjutnya, ada yang khusus menghafal Al-Qur’an dan ada yang sambil menjalani pendidikan sekolah formal yang tersedia di kompleks pesantren pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). 

“Biasanya, para santri yang khusus menghafal Al-Qur’an memang telah menyelesaikan pendidikan formalnya dan mereka tanpa ada batasan usia,” katanya. 

Tak hanya menghafal Al-Qur’an, lanjut Mustasyar MWCNU Kecamatan Pacet ini, mereka juga mempelajari ilmu-ilmu yang biasa diajarkan di pesantren seperti nahwu, sharaf, fiqih, dan lain sebagainya. 

Lebih lanjut ia mengatakan, secara umum, perempuan lebih banyak yang mendaftarkan diri menjadi penghafal Al-Qur’an dibanding dengan laki-laki. Ia menyebut perbandingan 60 berbanding 40. Dan itu berlangsung setiap tahun 

Rata-rata, lanjutnya, santri Pondok Pesantren Baiturrosyad Al-Qur’ani menghafalkan Al-Qur’an genap 30 juz bil-ghaib dalam waktu 3 tahun. Namun, ada pula yang lebih cepat dari itu. 

Tahun ini, lanjut kiai yang pernah mondok di Baitul Arqom ini, Pondok Pesantren Baiturrosyad Al-Qur’ani mewisuda 34 santri putra dan putri yang telah mengkhatamkan Al-Qur'an 30 juz dengan bil-ghaib.

Pewarta: Abdullah Alawi