• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Daerah

Situasi Masih PPKM Darurat, Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Larang Orang Tua Jenguk Anaknya

Situasi Masih PPKM Darurat, Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Larang Orang Tua Jenguk Anaknya
Pimpinan Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, KH Sa'dulloh (Foto: NU Online Jabar/Ayi Abdul Kohar)
Pimpinan Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, KH Sa'dulloh (Foto: NU Online Jabar/Ayi Abdul Kohar)

Sumedang, NU Online Jabar
Situasi saat ini masih pandemi Covid-19 dengan keterpaparan terus bertambah. Pemerintah pun memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Menyikapi hal tersebut, Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah membuat aturan agar orang tua santri jangan dulu menjenguk anaknya, serta dilarang dulu sowan kepada guru dan kiai. 

Hal tersebut disampaikan langsung Pimpinan Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, KH Sa'dulloh di hadapan para santri, Selasa (20/7). 

KH Sa'dulloh juga memohon santri faham bahwa saat ini sedang belajar di masa pandemi.  "Para santri mohon memahami bahwa kita saat ini sedang belajar di masa pandemi Covid-19. Ada beberapa aturan yang diberlakukan di Pesantren, salah satunya setiap hari harus melaksanakan protokol kesehatan dan jangan ingin dijenguk oleh orang tua dulu", kata KH Sa'dulloh. 

Penyebaran virus Covid-19 varian Delta ini sangat cepat sekali, lanjutnya. Malahan ada yang mengatakan bisa menyebar lewat berpapasan saja. Sebagai bentuk usaha supaya virus Covid-19 tidak masuk wilayah Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, orangtua untuk sementara mohon jangan menjenguk dulu anaknya. 

Hal ini juga tentu untuk menjaga proses belajar mengajar di Pesantren Al-Hikamussalafiyyah terus berjalan. Kalau virus Covid-19 sudah mengenai para santri, kami khawatir proses belajar mengajar yang sudah berjalan ini akan terganggu, malahan tidak menutup kemungkinan santrinya bisa dipulangkan semua, kata KH Sa'dulloh. 

Ada dua hal yang dikhawatirkan kalau orang tua memaksakan diri menjenguk anaknya ke Pesantren, lanjut Alumni PTIQ Jakarta ini. 

Pertama, khawatir kalau orang tua ketika menjenguk membawa virus Covid-19, terus menular ke anak yang dijenguknya, dan anak tadi menularkan lagi ke santri-santri yang lain. 

Yang kedua, khawatir kalau si anak yang kena virus tapi tanpa gejala, terus menularkan ke orang tua saat ditemuinya, dan orang tua menularkan lagi ke keluarga atau tetangga yang ada di rumahnya. Hal ini dapat memunculkan claster baru penyebaran Virus Covid-19. 

"Jadi hal yang terbaik dalam situasi seperti ini yaitu, orang tua jangan dulu menjenguk anaknya. Mohon santri dan orang tua mematuhi peraturan Pesantren. Para santri dan orang tua supaya bisa lebih memahami situasi seperti ini, tegas KH Sa'dulloh. 

Sebagai analogi, kalau seseorang ingin menyeberang jalan, tidak langsung berlari dan mengatakan mati itu urusan Allah SWT. Tapi hal yang dilakukan tentunya lirik kanan kiri dulu memastikan tidak ada kendaraan yang lewat, kalau sudah pasti aman baru menyeberang. 

Kenapa harus lirik kiri kanan dulu, tentunya sebagai bentuk usaha supaya selamat sampai tujuan dan terhindar dari kematian, lanjut KH Sa'dulloh. 

Pesantren membuat aturan orang tua jangan menjenguk anaknya, itu sebagai bentuk usaha sebagaimana seseorang tadi lirik kanan kiri sebelum menyeberang. Kami ingin pembelajaran di Pesantren terus berlanjut dan santri sehat semuanya. Oleh karena itu, mohon semua pihak mematuhi peraturan Pesantren, tutup KH Sa'dulloh. 

Pewarta: Ayi Abdul Kohar
Editor: Abdullah Alawi 

 


Daerah Terbaru