Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Opini

Industri Syariah

Industri Syariah

Dua produk Syariah yang sekarang mengglobal dan menjadi industri: Ekonomi Syariah dan Produk Halal. Keduanya menjadi global dan mendunia. Namun geliatnya masih belum dirasakan sampai ke bawah. Kenapa demikian?


Saat membahas ekonomi Syariah, biasanya kita cuma fokus soal riba atau tidak riba,  belum fokus pada hak khiyar dan perlindungan hak-hak konsumen. Layanan purna jual, misalnya, sekarang menjadi barometer kepuasan pelanggan. 


Baca Juga:
Ribuan Kader Hadiri Harlah ke-73, Lilik Ingatkan Kader Fatayat NU di Kabupaten Tasikmalaya Tingkatkan 3 Hal


Saat membahas produk halal, kita biasanya fokus pada halal makanan, belum soal thayyib. Padahal al-Quran menggunakan frase “halalan  thayyiban” (halal dan baik). Perlu reinterpretasi yang dinamis dan progresif untuk memahami kata “thayyib”, yang kini bisa diartikan higenis, bergizi, sehat, packaging yang menarik tapi juga ramah lingkungan, bahkan hak-hak buruh ya juga harus sesuai UMR. Kita juga butuh sertifikat Thayyib. 


Pada akhirnya, kalau industri Syariah hendak bertahan di dunia global, dan masuk ke hati kaum Muslimin sehingga mampu memberdayakan umat sampai ke bawah, maka produknya harus berorientasi customer satisfaction, bukan semata akherat-oriented


Ingat dengan kaidah kehidupan ini: yang menang dan mampu terus bertahan adalah yang mempu memberikan kenyamanan. 


Baca Juga:
Sebanyak 800 Orang Ikuti Gema Shalawat Wabarik GP Ansor Rajapolah di Masjid Malikul Falah


Ini soal hati yang nyaman. Yang  bisa berkisah apa saja, dan nyaman menjadi diri sendiri, serta nyaman dalam pelukan.  Ehh kok jadi ke sini bahasannya. Buat yang paham aja.


Nadirsyah HosenRais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

M. Rizqy Fauzi
Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait