Nasional

Jelang Wukuf, PPIH Ingatkan Lima Hal Penting bagi Jamaah Haji Perempuan

Senin, 26 Mei 2025 | 19:15 WIB

Jelang Wukuf, PPIH Ingatkan Lima Hal Penting bagi Jamaah Haji Perempuan

Konsultan ibadah yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ny. Hj. Badriyah Fayumi (Foto: Kemenag)

Bandung, NU Online Jabar
Wukuf di Arafah merupakan momen paling sakral dalam rangkaian ibadah haji. Ribuan jamaah dari seluruh dunia akan berkumpul, bermunajat, dan memperbanyak doa sebagai puncak pelaksanaan manasik. Namun bagi jamaah perempuan, terdapat sejumlah hal khusus yang perlu diperhatikan agar ibadah tetap sah dan nyaman.

Konsultan ibadah yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ny. Hj. Badriyah Fayumi, menyampaikan bahwa ibadah haji bagi perempuan merupakan bentuk jihad.

“Perempuan yang berhaji telah melakukan pengorbanan besar meninggalkan keluarga, rutinitas harian, dan menempuh perjalanan panjang demi memenuhi panggilan Ilahi,” ujarnya di Makkah, Sabtu (24/5/2025) seperti dikutip dari laman resmi Kemenag.

Menjelang pelaksanaan wukuf, Badriyah memberikan lima poin penting yang perlu diperhatikan jamaah perempuan:

1. Haid Bukan Penghalang Wukuf
Menurut Badriyah, perempuan yang sedang haid tetap dapat mengikuti wukuf. "Yang tidak bisa dilakukan hanya tawaf, itu pun bisa dilakukan setelah suci," terangnya. 


Ia juga menyarankan agar jamaah yang datang bulan menjelang wukuf mempertimbangkan mengubah niat haji dari tamattu’ menjadi qiran agar tetap dapat mengikuti rangkaian ibadah secara sah.

2. Antisipasi dengan Pembalut atau Pampers
Antrean panjang di toilet selama wukuf bisa menjadi kendala. Oleh karena itu, jamaah perempuan disarankan mengenakan pembalut atau pampers untuk menjaga kesucian pakaian ihram. 


"Ini bukan soal kenyamanan semata, tapi juga menjaga kesucian," jelasnya.

3. Masker dan Aurat Saat Ihram
Dalam keadaan ihram, perempuan tidak diperbolehkan menutup wajah dan telapak tangan. Namun, penggunaan masker tetap diperbolehkan untuk alasan kesehatan.


“Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin lebih berhati-hati, bisa membayar fidyah,” ujarnya. Sementara itu, membuka jilbab di hadapan sesama perempuan tidak dianggap pelanggaran, meski tetap dianjurkan untuk menjaga aurat.

4. Hemat Tenaga, Gandakan Ibadah
Menjelang rangkaian Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina), aktivitas fisik akan meningkat. Badriyah mengimbau jamaah perempuan untuk menghemat tenaga dan menggandakan ibadah ringan seperti zikir, tadarus, sedekah, dan doa. "Gunakan waktu untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar," pesannya.

5. Hindari Perdebatan, Perkuat Keikhlasan
Perbedaan pendapat fikih kerap memicu perdebatan di kalangan jamaah. Badriyah mengingatkan agar hal tersebut dihindari.

“Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu memperdebatkan hal yang tidak perlu,” tuturnya.
Di akhir pesannya, Badriyah mengajak para jamaah perempuan untuk menjadikan wukuf sebagai momentum refleksi dan titik balik spiritual. 


“Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur,” pungkasnya.