Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Nasional

Ahmad Suaedy Ungkap Dua Langkah Hadapi Bonus Demografi bagi Pelajar NU

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Suaedy. (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Suaedy, memberikan pandangan tajam terkait dengan bonus demografi yang akan dihadapi oleh generasi muda Indonesia. 


Dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Suaedy mengemukakan dua langkah strategis yang dianggapnya krusial bagi persiapan pelajar NU menghadapi masa depan yang penuh tantangan.


Baca Juga:
Gus Yahya Tunjuk Erick Thohir Jadi Ketua Lakpesdam PBNU, Canangkan Transformasi Bangun Bappenasnya NU


Pertama, Suaedy menyoroti pentingnya menggabungkan teknologi dan industrialisasi dengan nilai-nilai agama. Dalam konteks ini, ia mendorong IPPNU untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat positif yang dapat memperkuat peran organisasi dalam menghadapi perubahan zaman. 


"Agama bukan lagi hanya urusan privasi, melainkan menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Oleh karena itu, PBNU telah berpartisipasi dalam forum internasional untuk menjadikan teknologi dan industrialisasi sebagai aspek positif dalam kehidupan masyarakat," ungkap Suaedy.


Baca Juga:
Masa Jabatan Akan Habis, PMII Garut Tantang 3 Hal Urgen kepada Bacalon Pj Bupati


Suaedy menekankan bahwa agama dapat berperan sebagai pemersatu dan pengurang ketegangan, polarisasi, serta populisme. Melalui forum-forum internasional seperti R20, Muktamar Fiqih Peradaban, ISORA, dan Konferensi Asia-Afrika (KAA), PBNU berupaya menggambarkan bahwa agama harus menjadi landasan aksi kemanusiaan, bukan identitas politik atau ideologi politik.


Kedua, Suaedy menggarisbawahi perlunya para kader IPPNU memanfaatkan peluang kompetisi internasional untuk mengoptimalkan bonus demografi. Menurutnya, partisipasi dalam ajang kompetisi global akan membuka wawasan dan meningkatkan keterampilan yang esensial dalam menghadapi bonus demografi. 


"Saat ini, batas-batas negara semakin pudar, dan kompetisi internasional menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang siap bersaing di tingkat global," kata Suaedy.


​​​​​​​Suaedy yakin bahwa pengalaman dalam kompetisi internasional dapat menjadi landasan kuat bagi generasi muda NU untuk berhasil bersaing di era globalisasi. 


"Kita tidak bisa lagi berdiam diri di rumah tanpa usaha. Kompetisi tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga antar negara. Oleh karena itu, dalam Rakernas IPPNU, perlu dibahas strategi agar teman-teman bisa berkompetisi tidak hanya di antara sesama anggota IPPNU atau Banom NU, tetapi juga di tingkat internasional," tegasnya.


Dengan dua langkah strategis ini, Ahmad Suaedy optimis bahwa generasi muda NU dapat memainkan peran yang aktif dan positif dalam menghadapi bonus demografi serta tantangan global yang semakin kompleks.
 

Editor: Abdul Manap