Khutbah Jumat: Tiga Keutamaan Berbagi Kebahagiaan dengan Sesama
Kamis, 15 Mei 2025 | 07:00 WIB
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga dengan mengucap Alhamdulillahirobbil Alamiin, sehingga kita bisa melaksanakan ibadah shalat Jumat di siang hari ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw serta kepada keluarganya, sahabatnya serta kepada para pengikutnya hingga sampai kepada kita. Semoga, kita bisa mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir.
Di momentum yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh jamaah yang hadir, marilah kita senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala. Dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan bersungguh-sungguh menjauhi segala larangan-Nya.
Sebab, takwa adalah fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Dan pada hakikatnya, takwa bukan hanya soal ibadah yang bersifat ritual semata, melainkan juga bagaimana kita mengamalkan nilai-nilai ketakwaan itu dalam kehidupan sehari-hari, dalam ucapan, perbuatan, dan dalam berinteraksi dengan sesama.
Hal ini penting dipahami bersama, karena dengan takwalah kehidupan kita akan menjadi bermakna dan bermanfaat. Allah Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ
Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad), niscaya Allah menganugerahkan kepadamu dua bagian dari rahmat-Nya dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu berjalan serta Dia mengampunimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS.Al-Hadid 28).
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Salah satu bentuk pengamalan nilai ketakwaan yang sangat mulia adalah dengan berbagi kebahagiaan kepada sesama. Berbagi kebahagiaan bukan sekadar tindakan sosial, tetapi merupakan nilai agung yang menjadi bagian dari ajaran Islam itu sendiri.
Sebab, ketika kita membagikan kebahagiaan kepada orang lain, sejatinya kita sedang menunjukkan rasa syukur atas segala nikmat dan anugerah yang telah Allah limpahkan kepada kita. Keutamaan dan keistimewaan berbagi kebahagiaan ini bahkan disabdakan langsung oleh Nabi Muhammad Saw:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ : إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اَحَبَّ الْاَعْمَالِ اِلَى اللهِ بَعْدَ الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُسْلِمِ. (رواه الطبراني)
Artinya, "Diriwayat dari Ibnu Abbas RA, bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Sesungguhnya amal yang paling disukai Allah SWT setelah melaksanakan amalan yang wajib adalah menggembirakan muslim yang lain'," (HR Ath-Thabrani).
Berbagi kebahagiaan tidaklah dapat diwujudkan kecuali dengan rasa peduli, rasa peduli inilah yang akan menuntun hati seseorang memiliki rasa kasih sayang kepada sesama, dengan rasa kasih sayang inilah seseorang akan mudah membagi kebahagiaanya.
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Perlu kita tahu bahwa berbagi kebahagiaan tidaklah bisa dipukul rata, sebab kebahagiaan antar individu tidaklah bisa disamakan. Sebagaimana seorang yang haus akan ilmu, tentu bahagia apabila mendapatkan ilmu. Orang miskin akan bahagia apabila mendapat harta. Orang yang hina akan bahagia dengan mendapat kemuliaan, orang tua bahagia apabila dihormati dan ditaati, anak kecil bahagia dengan diberi dan disayangi, dan seterusnya.
Maka penting bagi kita untuk memiliki beberapa prinsip bersama tentang berbagi kebahagiaan. Yang pertama adalah dengan tidak menyakiti. Karena dengan tidak menyakiti sesama inilah secara tidak langsung kita telah membuat lingkungan di sekitar kita bahagia, kondusif, tenteram dan tenang. Baginda Nabi bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Artinya, "Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin keselamatan orang-orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya," (HR Bukhari).
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Yang kedua adalah menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat. Ketika kita mampu menghindari aktivitas yang kurang berguna, kita akan memiliki kesadaran spiritual yang lebih tinggi. Selain itu, kita juga akan menjadi pribadi yang lebih produktif dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Dengan menjadi pribadi yang produktif, secara tidak langsung kita juga memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Kita tidak menyulitkan lingkungan, tidak menambah beban orang lain, dan secara umum membawa suasana yang lebih baik.
Karena begitu besar manfaat dari meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, Rasulullah Saw bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Artinya, "Di antara keindahan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat," (HR Imam at-Tirmidzi).
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Yang ketiga adalah dengan berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat. Cara untuk menjadi orang yang bermanfaat itu sangat beragam, karena pada dasarnya manfaat itu bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi.
Misalnya, ketika kita berada di tengah keluarga, maka bentuk manfaat yang bisa kita berikan adalah nafkah yang halal, kesabaran dalam menghadapi dinamika rumah tangga, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, dan banyak hal lainnya.
Karena itulah, tidak mengherankan jika sahabat Jabir meriwayatkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang siapa manusia yang terbaik:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya)."
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Itulah beberapa prinsip bersama yang bisa kami rangkum dalam upaya menebar kebahagiaan. Semoga kita semua senantiasa menjadi pribadi Muslim yang baik, yang bisa membawa kebahagiaan dan memberi manfaat bagi sesama. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ
فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ
Penulis: Ustadz Abdul Karim Malik
Sumber; NU Online