Kiai Ahmad Muhajir Kembali Pimpin MWCNU Waluran Masa Khidmat 2024-2029
Ahad, 25 Agustus 2024 | 07:00 WIB
Sukabumi, NU Online Jabar
Majelis Wakil Cabang Nahdhatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Waluran kembali dipimpin oleh Kiai Ahmad Muhajir untuk masa khidmat 2024-2029. Pemilihan ini berlangsung dalam Konferensi MWCNU yang digelar di Pondok Pesantren Bina Bana Waluran pada Jumat (23/08) 2024 M/17 Shafar 1446 H.
Acara tersebut dibuka oleh perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukabumi, Kiai Sulaeman Indra P, yang bertindak sebagai pimpinan sidang pleno.
Konferensi ini berlangsung dengan khidmat sesuai dengan Pedoman Dasar/Anggaran Rumah Tangga (PD/ART) Nahdlatul Ulama, mengusung tema *"Penguatan Aswaja dan Ukhuwah Wathaniyyah dalam Bingkai NKRI."*
Dalam sambutannya, KH Masmu Pudloli, salah satu perwakilan dari PCNU Kabupaten Sukabumi, menyampaikan pesan penting agar pengurus dan kiai di NU tidak terlibat dalam polemik terkait nasab yang sedang menjadi perbincangan di masyarakat.
"Agar pengurus NU tidak terprovokasi dalam polemik yang berkaitan dengan nasab yang saat ini menjadi persoalan di masyarakat. Fokus saja pada pengkhidmatan," tegasnya.
Konferensi ini dihadiri oleh peserta dari enam Pengurus Ranting NU yang ada di Kecamatan Waluran. Sebelumnya, MWCNU Kecamatan Waluran dipimpin oleh Kiai Ahmad Muhajir pada periode 2019-2024. Kiai Ahmad Muhajir, yang juga merupakan pengasuh Pondok Pesantren Salafi NU Al-Hikmah Waluran, kembali dipercaya untuk memimpin MWCNU Kecamatan Waluran selama lima tahun ke depan.
Setelah terpilih kembali, Kiai Ahmad Muhajir menyatakan kesiapannya untuk terus mengurus NU dengan melanjutkan jejak perjuangan ayahnya, Almarhum KH Aang Hikmatulloh, yang pernah menjabat sebagai Syuriah PCNU Kabupaten Sukabumi.
"Apabila bukan kita yang mengurus NU, siapa lagi yang akan mengurus NU. Pesan orangtua saya, kita adalah orang bodoh, maka kita harus mengikuti kiai," ujar kiai muda yang akrab disapa A Enjih itu.
Rais Syuriah MWCNU Kecamatan Waluran, Kiai Rosidin, dalam sambutannya menekankan bahwa pengabdian di NU harus dilandasi dengan niat mencari berkah.
"Dengan niat yang baik kepada NU, semoga kita mendapatkan keberkahan serta bisa menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing, dan semoga kita menjadi orang yang istiqomah dalam menjalankan roda kepengurusan MWCNU Kecamatan Waluran," ujarnya.
Selain pemilihan kepemimpinan untuk periode selanjutnya, konferensi ini juga menyelenggarakan bahtsul masail dengan beberapa tema menarik, di antaranya:
1. Apakah aplikasi Al-Qur'an sama status fiqihnya dengan mushaf Al-Qur'an?
2. Bagaimana hukum memegang handphone yang ada aplikasi Al-Qur'annya bagi orang yang tidak mempunyai wudhu?
Pewarta: Amus Mustaqim