Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Kabupaten Cirebon

Lesbumi Kabupaten Cirebon Gelar Diskusi Sapa Budaya Desa

Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon menggelar diskusi bertema "Sapa Budaya Desa" bersama Pengurus Lesbumi PWNU Jawa Barat, Kota Cirebon, dan Indramayu.

Cirebon, NU Online Jabar
Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon menggelar diskusi bertema "Sapa Budaya Desa" bersama Pengurus Lesbumi PWNU Jawa Barat, Kota Cirebon, dan Indramayu.


Kegiatan yang bertempat di arena Pekan Raya Cirebon (PRC) Lapangan Jogging Track Gor Watubelah, Sumber, Kabupaten Cirebon itu berlangsung pada Jumat, 3 November 2023.


Salah satu narasumber dari Pengurus Lesbumi PWNU Jabar, Lely Mei menilai masyarakat mempunyai cara sendiri dalam mengakrabi lingkungannya. Salah satunya yang paling kentara adalah banyak daerah ataupun sungai-sungai besar yang diadposi dari nama tanaman. 


Baca Juga:
Lesbumi NU Jabar Terima Kunjungan Guru Besar The College William and Mary Amerika Serikat


"Misalnya, nama Citarum ternyata menunjukkan bahwa di sepanjang aliran sungai itu banyak tumbuh pohon Tarum. Begitupun dengan nama sungai Cikapundung, diadaptasi dari banyaknya tanaman Kapundung di sisi aliran sungainya," jelas dia.


Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa budaya tidak terlepas dari kondisi ekologis dan keragaman hayati masyarakat. Penamaan daerah dari nama tanaman juga menunjukkan posisi penting kehidupan hayati dalam menopang hidup dan kebudayaan manusia.


Senada dengan itu, Ketua Lesbumi PCNU Kota Cirebon, Ipul Azka juga menyebut kecamatan di Kota Cirebon juga banyak mengadopsi nama tanaman, seperti Kesambi, Majasem, Gebang, Kedawung, Dukupuntang, dan sebagainya. 


"Akan tetapi itu tidak berbanding lurus dengan pengetahuan masyarakat terkait dengan tanaman-tanaman tersebut. Mereka kebanyakan sudah mulai melupakan atau bahkan tidak mengetahuai tanaman yang menjadi nama daerahnya itu seperti apa," kata dia.


Baca Juga:
Ibadah Haji 2024, Kemenag Fokuskan Kesehatan Jamaah


Sementara itu, Pengurus Lesbumi Kabupaten Cirebon, Abdul Rosyidi menyampaikan, masyarakat perlu untuk mendekatkan kembali konsep-konsep kebudayaan ke dalam konteks hidup sehari-hari. 


Selama ini, kata dia, kebudayaan seolah berjarak dengan masyarakat terutama anak-anak muda. Sehingga dirasa sulit menemukan formulasi yang tepat dalam melestarikan budaya.


"Salah satu ikhtiar dari Lesbumi Kabupaten Cirebon adalah mendekatkan budaya itu ke masyarakat dengan berbagai cara. Salah satu yang akan diluncurkan pada tahun ini yakni Penulisan Sejarah Desa yang mempunyai prinsip bahwa sejarah perlu ditulis dengan perspektif orang-orang lokal di desa," jelas Rosyid.


Lebih lanjut, Rosyid mengatakan, penulisan sejarah dari warga lokal ini selain memperkaya khazanah kebudayaan berbasis akar rumput, juga bisa meningkatkan rasa mencintai dan memiliki masyarakat di desa terhadap cerita dan nilai-nilai luhur yang tumbuh, lahir, dan lestari di daerahnya sendiri.


Pewarta: Sofhal Adnan

Fasfah Sofhal Jamil
Editor: Agung Gumelar

Artikel Terkait