Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Indramayu

Terminologi Istimewa Makna Rijalul Ansor

Kegiatan rutinan Ngaji Tematik MDS Rijalul Ansor Kecamatan Wonopringgo dengan tema ‘Semangat Muharram Dalam Rangka Memaknai Hijrah yang Sesungguhnya’ pada Rabu (24/5/23). (Foto NU Online Jabar)

Indramayu, NU Online Jabar
Narasumber Ngaji Tematik Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor kertasemaya, A. M. Naufal memakai terminologi istimewa dalam memaknai kalimat Rijalul Ansor yang memiliki arti para wali-wali Ansor.


Hal tersebut disampaikan Naufal dalam pengantar rutinan Ngaji Tematik MDS Rijalul Ansor Kecamatan Wonopringgo dengan tema ‘Semangat Muharram Dalam Rangka Memaknai Hijrah yang Sesungguhnya’ pada Rabu (24/5/23).


"Dalam ilmu nahwu, kalimat rijaalul merupakan jamak taksir dari rojul yang artinya piro-piro wong lanang akeh (beberapa laki-laki). Namun, kalimat rijaalul tidak digunakan untuk sembarang rojul, seperti kalimat rijaalul maa' yang maknanya wali-wali yang bisa berjalan di atas air, ada lagi rijaalul ghoib wa syahadah yang maknanya wali-wali yang hidup di alam ghoib dan nyata," ucapnya.


Naufal menerangkan bulan Muharram yang termasuk dalam empat bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt sesuai dengan firman-Nya yang termaktub dalam Al-Quran Surat Taubah Ayat 36.


Baca Juga:
Bantu Masyarakat Hadapi Krisis Air Bersih, GP Ansor Purwakarta Sigap Kirim 3 Mobil Tangki


Dalam bulan Muharram sendiri terdapat hari istimewa, dikarenakan terjadi banyak peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam. Di antaranya adalah mendaratnya perahu Nabi Nuh 'alaihissalam yang menyentuh daratan setelah mengalami banjir bandang pada hari ke sepuluh bulan Muharram.


Untuk mensyukuri nikmat tersebut, Nabi Nuh 'alaihissalam meminta kepada pengikutnya agar tasyakuran dengan sedekah dari sisa-sisa apa yang dimiliki. Maka, di adat budaya Jawa saat tanggal sepuluh Muharram tiba, para warga masyarakat membuat tasyakuran dengan membuat bubur.


"Akan tetapi, bersedekah bulan Muharram tidak harus menggunakan bubur semua. Seperti milyader, bisa membagikan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan, sehingga sedekahnya akan lebih bermanfaat untuk yang menerima,"  lanjut Naufal.


Diterangkan, bulan Muharram yang merupakan awal bulan dari penanggalan kalender Hijriyah, ditentukan dari masa dimana Nabi Muhammad Saw mulai hijrah ke Madinah.


Baca Juga:
Hadiri Halal Bihalal PCNU Sumedang di Gedung Negara, Waketum PBNU Ingatkan Nahdliyin Tidak Terjebak Politik Identitas


"Berawal dari seorang Gubernur yang membuka berkas surat dari Sayyidina 'Umar radhiyallahu anhu hendak melakukan isi surat tersebut, namun tidak melihat tahun pada surat tersebut sehingga kebingungan takut terlalu terlambat untuk melaksanakannya," terangnya.


Kegiatan rutinan MDS Rijalul Ansor Kecamatan kertasemaya, Pembacaan Tahlil dan doa, kemudian dilanjutkan dengan  Ngaji Tematik. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua GP Ansor Kertasemaya Suryanto, Sekertaris GP Ansor Kertasemaya Abdur Rosyid, Ketua MDS Rijalul Ansor Kertasemaya Abdul Hamid, Ketua Perekonomian GP Ansor Kertasemaya A.M. Naufal, Ketua Media GP Ansor Kertasemaya Wisnu, Ketua Pagar Musa kertasemaya Alimudin dan Ansor Banser kertasemaya.


Pewarta: Muhammad Hayyan

Editor: Agung Gumelar

Artikel Terkait