Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Indramayu

Gali Potensi Kader, PMII STKIP Padhaku Indramayu Gelar PKD 1

Gali Potensi Kader, PMII STKIP Padhaku Indramayu Gelar PKD 1. (Foto: Kamis).

Indramayu, NU Online Jabar
Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STKIP Pangeran Dharma Kusuma (Padhaku) Indramayu menggelar Pelatihan Kader Dasar (PKD) 1 se-Jawa Barat. Kegiatan dengan tema Rekonstruksi Semangat Kader Mujahid dalam Memanifestasikan Kritis Transformatif, Produktif, Sebagai Episentrum Pergerakan yang dilaksanakan pada Jum'at (2/9) di Kampus STKIP Padhaku Kabupaten Indramayu.


Ketua panitia kegiatan Muhammad Salaf menjelaskan, bertujuan untuk menggali semangat kader mujahid agar bisa mengimplementasikan paradigma. Menurutnya, bagaimanapun juga, kader harus memiliki produktivitas di berbagai sektor.


"Sederhananya kegiatan ini diharapkan bisa mengembangkan potensi kader dalam ranah intelektual dan kewirausahaan, dengan harapan mampu menginternalisasikan kritis-tranformatif-produktif pada diri dan komisariat masing-masing serta dijadikan motivasi untuk tetap ber-PMII," ungkapnya.


Baca Juga:
Daftar Ketua PMII Provinsi Jawa Barat Dari Masa ke Masa


Sementara itu Ketua PK PMII STKIP Padhaku, Amelia Muslikhah, menjelaskan bahwa menunaikan PKD itu kewajiban setiap anggota. Hal ini bukan karena tujuan apapun selain daripada menyublimasi kapabilitas intelektual dan ketahanan mental.


"Analoginya seperti menggenggam botol plastik yang ada isinya, tidak mudah hancur," terang Amelia dalam kegiatan yang dihadiri oleh puluhan peserta dari Indramayu, Cirebon, Tasikmalaya, Subang, dan Pangandaran ini.


Dalam kesempatan tersebut, salah satu materi diisi oleh jurnalis senior NU Online Jabar, Iin Rohimin. Ia mengungka[kan, pergerakan itu harus melalui pendekatan analisis wacana. Yakni analisis bahasa kritis, analisis wacana pendekatan Perancis, pendekatan kognisi sosial, pendekatan perubahan sosial, dan pendekatan sejarah.


Baca Juga:
Refleksi Hifzun Nasl dan Hifzul Aql, Kiai Musthofa​​​​​​​​​​​​​​: Warga NU Harus Jaga Pola Makan


"Ketika mengonsep dengan menarasikan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan harus menggunakan (analisis) dengan baik," ungkap pria yang kerap dipanggil Kang Iing ini.


Pewarta: Kamis
Editor: Duljani/MRF

Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait