Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Hikmah

Kemuliaan Bulan Rajab (2)

(Ilustrasi: NUO)

Jika Rasuulullah diangkat bagi seluruh umat manusia, bangsa, dan risalah (tugas kerasulannya) menjadi rahmat bagi alam semesta, maka "alladzii baaraknaa haulahu", yang telah kami berkahi sekelilingnya, itu tidak hanya lingkungan sekitar Palestina, namun dimensi ruang dalam risalah Rasulullah adalah seluruh alam, dan dimensi waktu adalah semenjak Nur Muhammad tercipta hingga akhir nanti. Untuk keberkahan bulan Rajab ini, do'a yang biasa dimintakannya kepada Allaah SWT:


اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ


"Ya Allaah berikanlah berkah kepada kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami di bulan Ramadlan".


Do'a Rasul pasti dikabulkan, dan bulan Rajab adalah bulan yang diberkahi.


Tahun Kesedihan ('Aamul Hazun).


Tahun saat terjadi peristiwa Isra-Mi'raj Rasuulullah saw dikenal dengan 'aamul hazun (tahun kesedihan). Tahun sedih karena Rasul ditinggal pergi untuk selamanya oleh 2 (dua) sosok orang tercinta; yaitu isterinya sendiri, Sayyidatina Khadijatul Kubro, orang yang sangat dicintainya. Beliau turut berdakwah bersama Rasul dengan harta kekayaannya yang begitu banyak hingga habis, di samping dorongan dan suport yang sangat besar terhadap Sang Rasul.


Karena saking sayangnya terhadap isteri tercinta, beliau banyak menyebut-nyebut  nama Khadijah yang telah pergi mendahuluinya di depan isterinya yang lain, sehingga membuat cemburu Sayyidatina Aisyah alkhumaira, dibanding pada isteri-isteri Rasul yang lain.


Sementara yang lainnya adalah ditinggal oleh pamannya sendiri, Abu Thalib sebagai benteng, perisai Rasul dari gangguan para pembesar Mekah saat itu, sehingga mereka tidak terlalu berani mengganggu Rasuulullaah. Yang menjadi kesedihan buat Nabi adalah saat meninggal, Abu Thalib belum mengucapkan kalimah syahadat, belum menyatakan keislamannya.


Maka atas kesedihan beliau, Allaah swt mengundangnya ke Sidratul Muntaha, didampingi malaikat Jibril dengan mengendari Buraq, selain untuk menerima tugas (shalat fardlu) bagi umat islam, juga untuk menghibur, mengusir kesedihan beliau dengan dipertontonkan, diperlihatkan pada sebahagian tanda-tanda kebesaran, keagungan Sang Maha Pencipta, "linuriyahuu min aayaatinaa..."


Sebahagian tanda-tanda Kebesaran, Keagungan Allaah swt sepanjang perjalanan isra-mi'raj, antara lain : 
 

 

KH Awan, salah seorang A'wan PWNU Jawa Barat
 

Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait