Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Hikmah

Intelektual Itu Melihat Ruh

Intelektual Itu Melihat Ruh

Membaca buku antologi karya para santri milenial ini membuat wajah saya berbinar-binar sekaligus menitipkan rasa optimisme akan masa depan negeri ini. Di tengah-tengah situasi bangsa yang sedang disergap krisis intelektualisme yang mencerdaskan, dan reduksi kehangatan relasi kemanusiaan, buku ini hadir menawarkan pikiran-pikiran yang mencerahkan dan mendamaikan hati.


Tema-tema yang dipresentasikan di dalamnya begitu aktual dan dianalisis dengan semangat kemanusiaan, modernitas sekaligus kontekstual.


Lebih dari itu, hal yang sangat menarik dari buku ini dan istimewa adalah kajiannya tentang berbagam isu kontemporer yang dianalisis melalui perspektif sufistik, sebagaimana kekhasan pesantren tempat di mana para penulis buku ini belajar dan tafaqquh fi al-din. Pendekatan ini sangat relevan dan penting dalam kehidupan hari ini yang sedang mengalami situasi sosial yang kering kerontang dari nilai-nilai spiritual.


Baca Juga:
Hadiri Upgrading dan Rakerda di Jabar, Ketua Kaderisasi Nasional PB PMII Ungkap Trimatra Organisasi


Pandangan-pandangan sufistik melihat segala persoalan, isu dan fenomena kehidupan di dunia ini dari sudut ruh, hakikat atau esensinya. Begitu juga dalam memahami baik teks-teks keagamaan maupun fenomena semesta.


Imam al-Ghazali dalam bukunya “Al-Tibr al Masbuk” mengatakan :


والعاقل من نظر أرواح الأشياء وحقائقها ولا يغتر بصورها، فكل من لم يتيقن ذلك فليس بعاقل ومن لم يكن عاقلًا لم يكن عادلًا ومن لم يكن عادلًا مأواه جهنم،


Baca Juga:
Abu Nawas dan Cara Mati Syahid bagi Para Jomblo


"Seorang yang memiliki akal budi adalah melihat/memandang segala hal/sesuatu dari sisi ruh dan esensinya, dan tidak terjebak pada gambar (rupa, kulit, bungkus). Setiap orang yang tidak meyakini hal ini bukanlah orang yang berakal budi. Siapa yang tidak berakal budi dia tak akan bisa berbuat adil. Siapa yang tidak bertindak adil tempatnya di neraka.”(hlm. 23).


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU

Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait