Hikmah

Cari dan Temukan Ruh, Bukan Kulit atau Tubuh

Senin, 15 Agustus 2022 | 07:00 WIB

Cari dan Temukan Ruh, Bukan Kulit atau Tubuh

Cari dan Temukan Ruh, Bukan Kulit atau Tubuh. (ILustrasi: NUO).

Kaum "Salafi" selalu memaknai al Qur'an atau Hadits berdasarkan makna literalnya. Mereka anti logika, sastra dan sejarah sosial. 


Al Qur'an mengkritik tajam cara pemahaman tekstualistik/literal itu:   


افلا يتدبرون القرآن . أم على قلوب أقفالها


“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka telah terkunci?”. 


Al-Qur’an juga mengatakan : 


كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ 


“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”.


Ibnu Mas'ud, sahabat Nabi Saw terkemuka mengatakan :


من أراد علم الأولين والآخرين فليتدبر القرآن. وذلك لا يحصل بمجرد تفسير الظاهر. (ابن مسعود رضى الله عنه)


 "Siapa yang ingin memahami pengetahuan ulama generasi awal maka renungkan/pikirkan kata-kata al-Quran, dan itu tidak bisa hanya dengan memahami makna literal/luarnya saja".


Orang yang berpikir akan mencari makna, substansi dari sebuah huruf atau kata. 


Abdurrahman Jami, penyair sufi Persia, penulis kisah “Layla-Majnun” dan “Yusuf-Zulaikha” mengatakan :


ان كنت عالما بالمعرفة فدع اللفظ واقصد المعنى


Jika kau berpengetahuan luas dan mendalam tinggalkan literalisme, carilah substansi.


Imam al Ghazali, sang argumentator Islam mengatakan :


خذ اللب والق القشر ان كنت من اولى الالباب


"Ambillah saripati, buanglah kulit, jika kau seorang bijakbestari".


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU