MUSYGAP LBMNU Putaran Kedua: Kaderisasi Aktivis Bahtsul Masail di Pesantren Al Hidayah
Senin, 17 Februari 2025 | 10:00 WIB

Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kota Depok sukses menggelar Musyawarah Gabungan Antar Pesantren (MUSYGAP) Putaran Kedua di Pesantren Al Hidayah. (Foto: NU Online Jabar)
Depok, NU Online Jabar
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kota Depok sukses menggelar Musyawarah Gabungan Antar Pesantren (MUSYGAP) Putaran Kedua di Pesantren Al Hidayah. Acara ini diikuti oleh perwakilan dari sepuluh pesantren di Kota Depok, dengan masing-masing mengirimkan lima peserta.
Sepuluh pesantren yang berpartisipasi dalam kegiatan ini antara lain Pesantren Assa’adah, Arrahmaniyah, Nurul Hayat, Al Kindi, Assalamah, Al Hidayah, Al Awwabin, Baitul Hikmah, Darul Fikr, dan Hidayatul Mubtadiin Juraganan. Kehadiran para santri dari berbagai pesantren ini menambah semarak diskusi yang berlangsung intensif sepanjang acara.
Sejumlah pengurus PCNU Kota Depok turut hadir dalam kegiatan ini, termasuk Wakil Katib Syuriah PCNU Kota Depok Kiai Fahmi Hilmi, Ketua LBMNU Ustadz Hasan Anwari, Ketua LFNU M. Nur Sholihin, serta jajaran pengurus LBM lainnya.
Dalam MUSYGAP kali ini, para peserta membahas tema “Batasan Imam dalam Menanggung Bacaan Al-Fatihah Makmum.” Diskusi berlangsung mendalam, dengan peserta mengemukakan argumentasi dari berbagai kitab klasik yang menjadi rujukan utama dalam tradisi bahtsul masail.
Ketua LBMNU Kota Depok, Ustadz Hasan Anwari, menyatakan bahwa MUSYGAP adalah sarana penting untuk kaderisasi santri dalam pembahasan masalah fiqhiyah. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan melatih para santri agar lebih kritis dalam berpikir dan memahami metodologi istinbath hukum.
“Dengan adanya kegiatan ini, para santri tidak hanya memahami fiqh dari segi teoritis, tetapi juga terlatih dalam berpikir kritis dan metodologi istinbath hukum,” ungkap Ust. Hasan Anwari.
Para peserta menyambut antusias kegiatan ini dengan aktif berdiskusi dan menyampaikan pendapat mereka. Harapannya, melalui MUSYGAP, pesantren-pesantren di Kota Depok semakin memperkuat tradisi keilmuan serta mencetak kader-kader alim yang kompeten dalam kajian fiqh.
Selain menjadi ajang diskusi ilmiah, MUSYGAP juga mempererat silaturahmi antarpesantren. Sinergi ini diharapkan mampu memperkuat jaringan keilmuan dan menghadapi tantangan zaman dengan lebih baik. LBMNU Kota Depok berencana terus menggelar MUSYGAP secara berkala guna menjaga kesinambungan tradisi keilmuan di lingkungan pesantren.