• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Memasuki Abad Kedua NU, Wapres: Perlu Siapkan Tokoh Perubahan

Memasuki Abad Kedua NU, Wapres: Perlu Siapkan Tokoh Perubahan
Warga NU Jawa Barat (Foto: NU Online Jabar/Abdullah Alawi)
Warga NU Jawa Barat (Foto: NU Online Jabar/Abdullah Alawi)

Jakarta, NU Online Jabar
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin mengatakan, dalam rangka melaksanakan berbagai program terkait perkembangan atau perbaikan gerakan untuk memasuki abad kedua, Nahdlatul Ulama (NU) perlu menyiapkan tokoh-tokoh perubahan.

Di samping itu, kata dia,  NU perlu membangun pusat perubahan atau perbaikan sebagai contoh yang nantinya dapat direplikasi di berbagai wilayah dan cabang.

Oleh karena itu, ia mengajak segenap pengurus dan warga NU untuk kembali membangun hamasah nahdliyah atau semangat ke-NU-an. Semangat itu sebagaimana yang telah ditanamkan oleh para muassis (pendiri) NU. 

Menurut Kiai Ma’ruf, pelajaran dari para sesepuh di lingkungan NU pada masa lalu harus diteladani. Terutama semangat yang pantang menyerah, sekalipun dalam kondisi serba keterbatasan. Para pendiri dan pendahulu NU itu senantiasa berjuang dengan segala daya yang dimilikinya. 

"Sesungguhnya NU saat ini mempunyai modal sangat besar karena merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di dunia," tutur saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam Peringatan Puncak Hari Lahir (Harlah) ke-98 NU, di Masjid Istiqlal Jakarta pada 16 Rajab 1442 Hijriah yang bertepatan dengan Sabtu (27/2) malam.

Ia mengutip penelitian yang dilakukan oleh Lingkaran Survey Indonesia pada 2019 lalu bahwa jumlah warga NU di negeri ini mencapai 49,5 persen. Angka tersebut setara dengan 108 juta orang dari jumlah penduduk Muslim Indonesia yang secara keseluruhan berjumlah 229 juta.

Menurut Wapres hal itu menjadi kekuatan besar apabila dapat dikonsolidasikan menjadi kekuatan ekonomi masyarakat dan negara. Ditambah dengan potensi jumlah pesantren NU yang tak kurang dari 24 ribu, termasuk semakin bertambahnya lembaga pendidikan dan perguruan tinggi, serta lembaga kesehatan amsyarakat seperti klinik dan rumah sakit.

"Selain itu, jumlah warga NU juga banyak yang naik kelas. Menjadi golongan masyarakat ekonomi menengah. Dengan kuatnya pilar ekonomi gerakan NU, maka pilar pemikiran dan kebangsaan NU yang selama ini telah menjadi arus utama, juga akan semakin kuat," ungkap cicit Syekh Nawawi Al-Bantani ini. 

Dengan modal itu, ia berharap NU tidak hanya sekadar memainkan peran dalam memulihkan perekonomian masyarakat tetapi juga terus berperan penting dan dapat menjadi contoh gerakan Islam dalam skala global. 

Editor: Abdullah Alawi 
 


Nasional Terbaru