• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Nasional

KH M Nuh Addawami: Isilah Dunia dengan Cerita-cerita Baik

KH M Nuh Addawami: Isilah Dunia dengan Cerita-cerita Baik
Rais Syuriah PWNU Jawa Barat, KH M Nuh Addawami. (Foto: NU Online Jabar).
Rais Syuriah PWNU Jawa Barat, KH M Nuh Addawami. (Foto: NU Online Jabar).

Bandung, NU Online Jabar
"Jadilah Anda sebuah cerita yang indah di masa yang akan datang," ungkap Rais Syuriah KH M Nuh Addawami saat memberikan Mauidzoh Hasanah dalam kegiatan Halaqah Ulama dan Pimpinan Pesantren yang digelar oleh PWNU Jawa Barat di Gedung Dakwah PWNU, Sabtu (23/10).  

Kiai Nuh bersyukur menjadi warga NU di Jawa Barat. Sebab gedungnya terpelihara, pendidikan menyebar, NU-nya eksis, serta pengurusnya pun amanah sehingga bisa diceritakan di masa depan. 

"Ingat, dunia itu adalah sebuah cerita. Jadi kita harus mengisi dunia ini dengan cerita-cerita yang baik," tuturnya.

Kiai yang akrab disapa Abah Nuh juga mengutip perkataan dari Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah, bahwa tantangan bagi santri di masa yang akan datang itu lebih berat. Namun menurutnya, tidak ada yang berat kalau kita memandangnya ringan .

"Pandanglah ringan yang akan datang itu, tapi jangan memandang ringan seenaknya tapi harus ada data dan dasar-dasarnya. Oleh karena itu bagi para pengurus pondok pesantren, mempunyai  tugas yang mulia dan suci, ialah membina syubbanul yaum. Santri-santri yang sekarang dibina dan disiapkan untuk menjadi rijalul ghad, menjadi orang-orang besar di masa yang akan datang. Untuk itu, diterapkan dan harus disipakan di setiap lembaga pendidikan NU, di pondok-pondok pesantren, di Lembaga Maarif, ialah membina dan mendiidk subbanul yaum, supaya mereka dapat memantapkan niat ibadah kepada Allah dengan ikhlas," sambungnya.

Kemudian Abah Nuh mengutip Firman Allah dalam Al-Quran:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Orang-orang itu, lanjut Kiai Nuh,  oleh Allah diciptakan bukan untuk jadi bendahara NU, atau rais syuriah, bukan pula untuk jadi ketua panitia. Allah menciptakan manusia itu untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah kepada Allah itu bisa diekspresikan menjadi bendahara NU, ketua panitia, dan bisa jadi ketua tanfidiyah," jelasnya.

"Sekarang ketua tanfidiyahnya KH Hasan Nuri Hidayatullah dan ketua panitianya KH Abubakar Siddiq. ,Semua kedudukan merupakan cara mereka mengekspresikan ibadah secara ikhlas kepada Allah. Tapi belum tentu bagi anak-anak yang akan datang. Bagi mereka, barangkali menjadi pengurus itu ingin meraih jabatan sehingga dalam benak fikirannya jabatan itu adalah warisan. Bahkan jabatan itu adalah dagangan," sambungnya.

Abah Nuh juga mengungkapkan, jabatan yang idealis bukanlah dagangan yang bisa dibeli di mana saja dan bukan warisan yang busa dituntut oleh keturunannya, tetapi jabatan yang diamanatkan karena jasa yang bisa diterima. 

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengungkapkan bahwa tugas para pendidik itu agar santri-santri bisa memantapkan niat ibadah kepada Allah di manapun.

"Santri-santri kita akan menjadi jendral, presiden, wakil presiden, jadi apapun, mereka tetap mampu beribadah secara ikhlas kepada Allah SWT," katanya.

Selain itu, membina dan mendidik supaya mereka dapat menjadi orang-oang  yang rajin bukan malas sehingga mampu memaksimalkan usaha di dalam mengabdikan dirinya itu  berlandaskan ilmu pengetahuan. kecerdasan dan kecintaan.

"Sekarang banyak orang yang rajin bekerja, maksimal usahanya, tapi bukan berlandaskan ilmu dan kecerdasan apalagi kecintaan, tapi berdasarkan kebodohan dan kebencian. Selagi di dunia ini penuh dengan kebodohan dan kebencian, tidak akan terasa kenikamatan yang sebetulnya," tutur Abah Nuh.

Kemudian, tugas para pendidik itu adalah mendidik para remaja yang disiapkan untuk jadi rijalul ghad adalah mereka tidak akan takabbur dengan jasanya, tapi selalu merendah kepada Allah. Apapun yang ia kerjakan, dibarengi dengan memohon pertolongan kepada Allah SWT. 

Abah Nuh lalu memberikan kunci untuk meraih sukses di masa yang akan datang: Pertama, mantapkan niat secara ikhlas beribadah kepada Allah. Kedua, maksimalkan usaha berlandaskan ilmu, kecerdasan, dan kecintaan. Ketiga, angan lupa memohon pertolongan Allah SWT

"Marilah kita memohon kepada Allah SWT semoga NU tetap diberikan hayatan tayyibatan. Semoga para pengurusnya dan para warga jamiyahnya, selalu dirukunkan oleh Allah. Semoga anak cucu kita, tetap ada limpahan rahmat Allah SWT," pungkasnya.

Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru