• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Nasional

Gus Hasan Minta Nahdliyin Jabar Terdepan Bantu Warga Terdampak Musibah Banjir dan Longsor

Gus Hasan Minta Nahdliyin Jabar Terdepan Bantu Warga Terdampak Musibah Banjir dan Longsor
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah (Foto: NU Online Jabar/Bagus)
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah (Foto: NU Online Jabar/Bagus)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah bersedih atas musibah yang bertubi-tubi terjadi di Jawa Barat, yang disebabkan banjir dan longsor. Paling terbaru terjadi di Sumedang di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, pada akhir pekan lalu, Sabtu (9/1/) yang menewaskan hingga 24 korban meninggal dunia. 

“Saya atas nama PWNU Jawa Barat dan mewakili Nahdliyin mengucapkan duka sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Semoga para almarhumin meninggal dalam keadaan husnul khatimah, ditempatkan oleh Allah di tempat yang mulia. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah memberikan ketabahan. Amin...,” katanya, Jumat (15/1).

Kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini mengajak kepada Nahdliyin Jawa barat, bersatu padu, menjadi warga yang paling depan dalam membantu warga terdampak musibah, baik di Sumedang dan daerah-daerah lain. 

“Saya, atas nama PWNU Jawa Barat mengucapkan terima kasih kepada Nahdliyin, Banser, LPBINU, dan LAZISNU yang secara otomatis turun tempat-tempat yang terjadi musibah tanpa menunggu perintah,” ungkapnya. 

Secara khusus, ia meminta kepada LPBINU Jawa barat agar menjadi dirigen dalam menangani dan menanggulangi jika ada musibah yang terjadi. Jika ada kekompakan dan dikerjakan secara bersama-sama, pekerjaan akan lebih mudah dibanding kerja-kerja yang sporadis yang tak teratur. 

Lebih lanjut Gus Hasan mengajak untuk mengambil pelajaran dari musibah yang terjadi hari ini sebagai antisipasi di masa yang akan datang. 

Menurut dia, musibah ada yang terjadi karena kerusakan alam yang merupakan ulah dari manusia itu sendiri. Musibah seperti banjir dan longsor, meskipun hakikatnya dari Allah, tapi ulah manusia bisa menjadi sebabnya karena mengabaikan sunatullah. 

Ia menjelaskan, jika pohon-pohon di gunung dan bukit ditebang habis-habis di musim kemarau maka hukum sunatullah berlaku, pada musim hujan kemungkinan akan longsor. Kalaupun tidak longsor, beberapa kemudian, warga yang berada di kaki bukit akan kehilangan sumber air di musim kemarau. 

Musibah banjir, lanjutnya, bisa jadi disebabkan karena ulah manusia juga, misalnya membuang sampah sembarangan ke saluran air seperti sungai. Kemudian terjadi pendangkalan di aliran sungai tersebut. Akibatnya pada musim hujan, air meluap ke pesawahan, kolam-kolam, dan pemukiman di sekitarnya. 

“Mari kita jaga lingkungan. Saya teringat hadits Nabi hadits riwayat An-Nasai, Ibnu Hibban, dan Ahmad, ‘Barangsiapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Apa yang dimakan oleh binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekah’,” kutip pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 3 Cilamaya, Kabupaten Karawang ini.

Dari hadits itu, lanjut Gus Hasan, betapa Nabi Muhammad menganjurkan untuk memelihara tanah, di antaranya dengan menanam pohon. Bahkan itu bernilai pahala. 

Pewarta: Abdullah Alawi 


Nasional Terbaru