• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Nasional

GP Ansor Jabar Bedah Buku Habib Luthfi bin Yahya Cahaya dari Nusantara

GP Ansor Jabar Bedah Buku Habib Luthfi bin Yahya Cahaya dari Nusantara
Habib Luthfi bin Yahya (Foto: NU Online)
Habib Luthfi bin Yahya (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar 
Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Barat membedah buku baru berjudul Cahaya dari Nusantara di Aula PWNU, Bandung, Kamis (4/1). Bedah buku tersebut menghadirkan penulisnya, Habib Muhdor Ahmad. 

Habib Muhdor mengungkapkan, buku tersebut berawal dari upaya dirinya sebagai murid untuk menggembirkan gurunya, yaitu Maulana Habib Luthfi bin Yahya, dengan tulisan. 

“Kita yang mengikuti beliau sekian tahun ini kan ingin menggembirakan beliau, kalau tidak dengan lisan, dengan ucapan, dengan tulisan, makanya ulang tahun beliau yang terakhir kemarin Sebenarnya buku ini adalah kado kami sebagai penderek, santri beliau, makanya kemarin buku ini muncul persis 10 November 2020,” ungkapnya.

Habib Muhdor juga menjelaskan, salah satu referensi yang melatarbelakangi penulisan kisah Habib Luthfi bi Yahya, di antaranya kitab Tahqiqush Shofa li Muhammadin at-Thobari secara tinjauan keagamaan.

“Kata beliau (Imam Ath-Thabari), barang siapa yang mentarikhkan, mengumpulkan riwayat seorang ulama, karena kealimannya, maka seakan-akan menghidupinya. Barangsiapa yang menghidupi orang mukmin maka seperti menghidupkan semua orang,” jelasnya. “Inilah istilahnya supaya kita tidak kepaten obor, jas merah,” sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Katib Syuriyah PCNU Pemalang ini juga menjelaskan proses terbentuknya buku ini.

“Sejak 2000 kami bai’at tharikat Syadziliyyah sama beliau, 5 tahun jadi santri luar, kemudian 2005 – 2020 kami alhamdulillah jadi penderek beliau, kemanapun bersama beliau, ikut kemanapun bersama beliau, sampai-sampai kadang beliau istirahat pun kita menemani disamping beliau,” kata Beliau.

“Jadi itu data kita peroleh selama 15 tahun dan akhirnya jadi buku ini,” lanjutnya. 

Lalu Habib Muhdor juga memberikan gambaran umum tentang buku yang dikarangnya, setidaknya ada 5 poin yang dibahas didalam buku tersebut. Pertama buku ini dikte langsung dari Habib Luthfi bin Yahya, yang terkadang beberapa orang santri dipanggil untuk menuliskan apa yang beliau sampaikan.

“Ada 80 halaman di halaman terakhir, itu adalah dikte beliau selama tiga tahun tentang konsep tarekat secara umum,” terang Habib Muhdor.

Kedua, ada asbabul wurud yang menurutnya tulisan itu ada karena peristiwa. Seperti yang dicontohkan oleh Habib Luthfi ketika berdakwah dengan TNI dan Polri. Itu dituliskan oleh beliau karena ada peristiwanya. Ketiga ada saksi sejarahnya. 

“Karena saya mengikuti beliau sampai 15 tahun, kita tidak hanya mengikuti tapi saksi sejarah,” kata Habib Muhdor.

Keempat adalah haaliyah beliau. Sebagai santri dan sangat dekat dengan beliau tentunya mengetahui haaliyah yang dilakukan oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Dan yang Kelima adalah catatan ngaji, seperti kliwonan, Ramadhan, dan lain sebagainya itu ditulis.

“Kalo tema ceramahnya tidak berulang-ulang dan itu menarik selalu kami tulis, kemudian kami bukukan disini,” tuturnya.

Ia berharap, dengan adanyaa buku ini tidak hanya jadi sebuah tulisan, namun juga bisa mampu mengikuti jejak beliau bagaimana membangun kehidupan dalam berbangsa, bernegara, dan beragama.

“Sehingga menciptakan kondisi yang aman tentram damai dan rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru