Nasional

Gencatan Senjata Israel-Hamas Dimulai 19 Januari, Gus Ulil: Ada Tiga Hal Mendesak yang Harus Diselesaikan

Jumat, 17 Januari 2025 | 16:02 WIB

Gencatan Senjata Israel-Hamas Dimulai 19 Januari, Gus Ulil: Ada Tiga Hal Mendesak yang Harus Diselesaikan

Ketua PBNU Gus Ulil Abshar Abdalla (Foto: NU Online/Suwitno)

Bandung, NU Online Jabar
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas dijadwalkan berlaku mulai Ahad, 19 Januari 2025. Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani sebagai mediator utama pada Kamis (16/1/2025).


Menanggapi kabar tersebut, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil), menyoroti tiga hal mendesak yang harus segera diwujudkan dalam gencatan senjata tahap pertama yang berlangsung selama 42 hari.

1. Pembebasan Tawanan Perang
Menurut Gus Ulil, prioritas utama adalah pembebasan tawanan perang dari kedua belah pihak, Hamas dan Israel, guna menghentikan penderitaan akibat konflik berkepanjangan. "Poin paling krusial dari gencatan senjata ini adalah melepaskan tawanan perang baik dari pihak Hamas maupun Israel," jelasnya kepada NU Online, Jumat (17/1/2025).


2. Pemenuhan Hak-Hak Masyarakat Palestina
Isu mendesak lainnya adalah pengupayaan kembali hak-hak rakyat Palestina yang terusir dari Gaza akibat peperangan. Gus Ulil menegaskan pentingnya dialog tentang hak kembali bagi warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal selama konflik.


3. Pengiriman Bantuan Kemanusiaan
Blokade yang dilakukan pasukan pendudukan Israel telah memperparah penderitaan warga Gaza. Gus Ulil mengungkapkan, bantuan kemanusiaan dari berbagai negara masih tertahan di perbatasan Rafah, Mesir, sehingga gencatan senjata ini perlu dimanfaatkan untuk memperlancar distribusi bantuan.


“Nasib warga Palestina kini sangat kesulitan. Gencatan senjata tahap awal ini harus digunakan sebaik mungkin untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan,” tegasnya.


Meski mengapresiasi gencatan senjata ini sebagai pencapaian positif, Gus Ulil tetap skeptis tentang keberlanjutannya. 


“Bagaimanapun penghentian perang ini adalah sesuatu yang bagus, meskipun kita belum tahu apakah ceasefire ini akan berlanjut ke negosiasi damai yang menjamin kemerdekaan Palestina,” ujarnya.


Namun, situasi masih mencekam. Laporan dari Aljazeera mengungkapkan bahwa sejak pengumuman gencatan senjata pada Kamis (16/1/2025), Israel tetap melancarkan serangan yang menewaskan 87 orang, termasuk 21 anak-anak dan 25 wanita.


Publik menaruh harapan besar bahwa gencatan senjata ini dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian, meskipun jalan menuju solusi jangka panjang konflik Israel-Palestina masih penuh ketidakpastian.