Harlah Ke-93, LP Ma’arif NU Jabar Deklarasikan Anti Perundungan dan Kekerasan
Bandung, NU Online Jabar
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Jawa Barat memperingati hari lahir (Harlah) yang ke-93 pada Senin (19/9/2022). Rangkaian acara harlah dimulai dengan pemotongan tumpeng dan doa bersama di Masjid Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan oleh Ketua LP Ma’arif Jabar Hj Ifa Faizah Rohmah diikuti oleh para guru, staf, beserta siswa-siswi Ma’arif NU Jabar dari tingkat SMP, SMA/SMK.
“Semoga LP Ma’arif NU bisa bangkit untuk menjadi yang terdepan dalam menghadapi tantangan global saat ini. Karena tentunya kita harus bisa bersaing dengan berbagai elemen pendidikan bahkan bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri dengan tidak terlepas dari nilai-nilai keaswajaan,” ujarnya.
Dikatakan, hal ini tentunya harus bisa beriringan dengan apa yang menjadi cita-cita pemerintah tentang profil pemuda pancasila. “Itu adalah gambaran dari pendidikan NU yang sudah terejahwantahkan sejak dulu bahwa pendidikan NU harus senantiasa terdepan dalam pendidikan dan dinamis dalam pengetahuan tetapi juga tetap menjaga kultur para ulama salaf,” sambungnya.
Ifah juga mengungkapkan bahwa deklarasi ini bagian dari LP Ma’arif NU Jabar dalam menjalankan akidah Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah untuk menebar kasih sayang kepada semua makhluk yang ada di muka bumi.
“Saya kira itu sudah sangat jelas sekali di NU, tetapi tentunya penguatan dan kolaborasi serta komitmen bersama dari berbagai elemen harus terus kita giatkan,” tandasnya.
Adapun berikut ini bunyi Deklarasi Anti Perundungan dan Kekerasan LP Ma’arif NU se-Jawa Barat di Harlah LP Ma’arif NU ke-93.
Dengan ini kami menyatakan:
1. Meyakini bahwa perundungan dalam bentuk apapun adalah perilaku akhlak tercela yang sangat bertentangan dengan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.
2. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda.
3. Menjaga ucapan dan tindakan dari sikap yang menyakiti perasaan atau fisik orang lain.
4. Mencegah, menghentikan, dan melaporkan perundungan oleh siapapun dan dimanapun.
5. Menghargai keberadaan orang lain dan menerima kehadirannya tanpa membeda-bedakan agama, ras, suku, dan golongan.
Pewarta: Agung Gumelar