• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Kota Bandung

Gus Ulil: NU Punya Ciri Khas Tersendiri Mengenai Konsep Waktu dan Penghormatan Terhadap Guru 

Gus Ulil: NU Punya Ciri Khas Tersendiri Mengenai Konsep Waktu dan Penghormatan Terhadap Guru 
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil. (Foto: NU Online Jabar/Agung)
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil. (Foto: NU Online Jabar/Agung)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil menyebut bahwa NU mempunyai ciri khas tersendiri di dalam masyarakatnya yang biasa disebut Nahdliyin. 

 

Gus Ulil mengungkapkan bahwa ada hal-hal yang unik di dalam tradisi Nahdliyin terutama di kalangan pesantren salah satunya adalah konsep mengenai waktu yang berkembang di kalangan warga NU. 

 

Berbeda dengan orang-orang yang berada di luar komunitas NU yang mengenal jenis waktu tunggal dan seragam yakni Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) bagi yang tinggal di wilayah Barat misalnya. Maka, warga Nahdliyin mengenal dua jenis waktu yakni waktu istiwa dan waktu WIB, kedua jenis waktu ini berbeda sifatnya. 

 

Gus Ulil menjelaskan jika waktu istiwa itu bersifat sakral karena erat kaitannya dengan hal-hal seperti masalah peribadatan. Sementara, waktu WIB bersifat keduniawian karena erat kaitannya dengan masalah-masalah pekerjaan pada umumnya. 

 

“Kemudian tahun juga tidak tunggal atau serama, ada tahun Miladiyah ada tahun Hijriah. Jadi konsep waktu di kalangan santri itu agak berbeda dengan konsep waktu yang berkembang di luar kalangan santri,” ujar Gus Ulil saat mengisi Lailatul Ijtima dengan tema Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama Jelang 1 Abad NU, yang diselenggarakan PWNU Jabar pada Senin (5/9/22). 

 

“Ini kadang-kadang yang tidak diketahui oleh orang-orang yang tidak menjadi bagian dari komunitas Nahdliyin,” sambungya.

 

Gus Ulil berujar bahwa artinya hal ini berlaku juga dalam hal-hal yang lain. Contoh lain misalnya seperti cara menghormati guru di kalangan pesantren. Di dalam lingkungan Nahdlatul Ulama,lanjutnya, ada tradisi yang khusus dalam menghormati para guru dan kiai yang tidak dijumpai dalam komunitas yang lain di luar NU. 

 

Gus Ulil menerangkan bahwa di dalam kitab Ihya Ulumuddin dijelaskan Imam Ghazali menyebut gurunya dengan dua istilah yang saling terkait yakni almursyidul mu’allim atau almua’allimul mursyid yang berarti guru yang menunjukkan jalan kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 

 

Masyarakat Nahdliyin punya caranya tersendiri untuk memperlakukan dan menghormati guru. Dalam pandangan masyarakat NU, guru dianggap bukan hanya seseorang yang mengajarkan kitab-kitab keislaman yang bersumber dari teks-teks tertulis. Akan tetapi, juga guru yang disebut sebagai mursyid. 

 

Secara harfiah almu’allim berarti orang yang melakukan ta’lim (pengajaran) yang menyampaikan pengetahuan yang berasal dari kitab atau pun buku. Sementara, almursyid lebih dari sekadar mu’allim yakni seorang mursyid tidak hanya sekadar mengajarkan ilmu tetapi juga memberi petunjuk kepada jalan kebahagiaan yang abadi. 

 

“Musryid adalah guru yang menjadi sumber keberkahan. Mursyid adalah guru yang menunjukkan jalan. Oleh karena itu, setiap mursyid pasti mu’allim tetapi tidak setiap mu’allim adalah mursyid. Setiap mursyid adalah guru, tetapi tidak setiap guru adalah mursyid,” ujarnya. 

 

“Istilah guru dan muryid dalam pandangan kalangan pesantren itu saling terkait. Karena guru dan mursyid itu jadi satu. Jadi mengajarkan ilmu sekaligus mengajarkan jalan kepada kebahagiaan yang abadi. Karena itu perlakuan para santri terhadap gurunya ini istimewa sekali,” pungkasnya. 

 

Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru