Khutbah KHUTBAH IDUL FITRI

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Jadikan Momentum Idul Fitri untuk Muhasabah Diri

Jumat, 28 Maret 2025 | 15:43 WIB

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Jadikan Momentum Idul Fitri untuk Muhasabah Diri

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Jadikan Momentum Idul Fitri untuk Muhasabah Diri

Khutbah I


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
(×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ


اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ

اَلْحَمْدُ للهِ الذى اتم لنا شهرالصيام ، و اعا ننا فيه علي القيام، وختمه لنا بيوم هو من اجل الايام  ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلَّا الله، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ  الطيبين الطا هرين وسلم وعظم  الي يوم الدين، 
أَمّا بَعْدُ 
 
فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ۞ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.


Hadirin Jama’ah Idhul Fitri  yang dirahmati Allah
Pertama dan yang paling utama, saya ingin berwasiat khusunya untuk pribadi saya  sendiri dan umumnnya untuk semua jama’ah Sholat Idul Fitri yang hadir disini, marilah kita semua senantiasa meningkatkan kualitas  iman dan taqwa kita kepada Allah Swt. Dengan cara apa? Dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang diharamakan. Karena itulah hakikat taqwa kepada Allah Swt yang sesungguhnya.


Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud radiyallahu anhu beliau mengatakan:


ليس تقوى الله بصيام النهار ولا بقيام الليل والتخليط فيما بين ذلك، ولكن تقوى الله ترك ما حرم الله وأداء ما افترض الله


Artinya: ”Takwa kepada Allah bukanlah dengan berpuasa di siang hari, bukan pula dengan cara beribadah di malam hari, juga tidak dengan cara mengerjakan keduanya sekaligus. Tetapi, hakikat taqwa  adalah meninggalkan setiap apa yang diharamkan oleh Allah dan menunaikan hal-hal yang diperintahkan oleh-Nya.”


Hadirin Jama’ah Idhul Fitri  yang dirahmati Allah
Hari ini segenap kaum muslinin di seluruh penjuru dunia sedang merayakan hari kemenangan. Kemenangan dari apa?   Kemenangan dari sebuah jihad akbar karena selama sebulan penuh kita mampu berjihad melawan hawa nafsu kita. Sebagaimana sabda Nabi: 


المجاهد من جهدا نفسه في طاعة الله


“Seorang Mujahid yg sesungguhnya adalah orang yang mampu berjihad melawan Hawaa Nafsunya”


Kemenangan dari apa? Kemenangan  karena selama sebulan penuh kita  telah mampu menjaga mata, mulut, tangan dan anggota tubuh kita yang lain untuk tidak melakukan kemaksiatan dan dosa kepada Allah Swt maupun dosa kepada sesama manusia. Adalah wajar jika kedatangan hari Raya Idul Fitri 1 Syawwal 1446 H. ini sangat dinanti-nanti banyak orang sebagai bentuk rasa syukur mereka atas ibadah puasa Ramadhan yang telah mereka kerjakan selama sebulan penuh. 


Hadirin Jama’ah  Idhul Fitri  yang dirahmati Allah.
Ramadhan baru saja pergi meninggalkan kita, apa yang kita rasakan? Apa kita  mersa bersedih dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan atau justru sebaliknya kita meras gembira dengan berakhirnya bulan Suci Ramadhan untuk kemudian kita luapkan dengan pesta makanan, minuman dan pakaian yang serba istimewa. Atau biasa-biasa saja?


Dalam kitab Dlurrotun Nashihin  ada sebuah hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW. Pernah bersabda. Bahwa apabila sudah dating malam terakhir dari bulan Ramadhan, maka langit, bumi dan para Malaikat semua menangis dan menjerit karena melihat akan ada sebuah musibah besar yang akan menimpa umat Muhammad. Para sahabat sama bertanya musibah apa itu ya Rasul? Rasulullah SAW menjawab: Karena Ramadhan akan segera pergi, Ramadhan akan segera berakhir. Kenapa dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan dikatakan sebuah musibah besar bagi umat Muhammad? Karena dalam bulan suci Ramadhan doa kita dikabulkan oleh Allah Swt, Amal ibadah kita dilipat gandakan pahalanya, segala dosa diampuni dan azab Allah dijauhkan. Semua itu tidak akan pernah kita dapatkan pada selain bulan suci Ramadhan. Pantas saja dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan dikatakan sebuah musibah bagi umat Muhammad. Tentu dikatakan musibah dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan tentu bagi mereka yang punya kualitas keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, bagi mereka orang awam yang kualitas keimanan dan ketaqwaanya rendah dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan dianggap biasa-biasa saja, bukanlah sebuah musibah.  


Tapi sungguh sangat ironis dan menyedihkan sekali, ketika berakhir bulan suci Ramadhan datang 1 Syawwal banyak saudara-saudara kita yang merayakan Hari raya Idul Fitri yang bisa menjerumuskan kepada kemaksiatan dan dosa. Seharusnya Idul Fitri ini jadikanlah sebagai momentum untuk muhasabah diri kita masing-masing, apakah setelah sebulan penuh kita melaksanakan puasa Ramadhan kualitas ibadah, keimanan dan ketakwaan kita jauh lebih baik dari sebelum Ramadhan atau biasa-biasa saja tidak ada perubahan?. 


Hadirin Jama’ah  Idhul Fitri  yang dirahmati Allah
Bahwa Allah SWT tidak sekali-kali memerintahkan/ mewajibkan  sebuah amal perbuatan kepada hambanya, pasti dibalik perintah itu ada maksud, tujuan dan hikmah yang tersembunyi didalamnya. Ketika Allah Swt memerintahkan hambanya untuk melaksanakan sholat 5 Waktu, membayar zakat, menunaikan Ibadah haji dan atau amal sholeh lainnya, semua itu ada maksud/hikmah yang tersembunyi didalamnya, demikian pula Allah Swt memerintahkan kita agar melaksanakan puasa Ramadhan dibalik perintah itu mengandung sebuah hikmah agar kita semua menjadi orang yang bertaqwa. Sesuai firman Allah Swt. 


يا ايهاالذين امنوا كتب عليكم الصيام كما كتب علي الذين من قبلكم لعلكم تتقون.


Artinya: "Wahai orang-orang yg beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa (Ramadhan)  sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yg bertaqwa". 


Bahkan lebih jauh Asy-Syeh Jamaluddin Al-Qosimi Ad-dimisky dalam Kitab Mauidzotul Mukminin mengatakan bahwa salah satu rahasia hikmah dibalik perintah puasa Ramadhan adalah melatih mata, mulut dan anggota tubuh yang lain agar tidak melakukan kemaksiatan dan dosa kepada Allah SWT. Maupun dosa kepada sesama  manusia, karena jika kita telah mampu menjaga mata, mulut, tangan dan anggota tubuh yang lain dari kemaksiatan dan dosa-dosa dengan sendirinya kita akan menjadi orang yang bertaqwa.


Hadirin Jama’ah  Idhul Fitri  yang dirahmati Allah.
Ramadhan adalah sebuah madrasah untuk membentuk kepribadian seseorang agar menjadi manusia yang bertaqwa. Kenpaa dalam al-Qur'an Allah Swt berulang-ulang memerintahkan kepada kita semua agar senantiasa menjadi orang yang bertaqwa, karena dengan ketaqwaan seseorang bisa meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat nanti. Bahkan tidak hanya itu, sebuah desa, sebuah kabupaten, sebuah negara jika penduduknya senantiasa menjadi orang yang bertakwa kepada Allah Swt, maka akan dijamin oleh Allah menjadi desa, kabupaten dan negra yang subur,  makmur, aman tentram atau dengan Bahasa lainya menjadi “BALDATUN TOYYIBATUN WAA ROBBUN GHOFUR


Semoga dengan ibadah puasa Ramhdan yang kita kerjakan kita semua tergolong Al- Muttaqin (orang-orang yg bertaqwa), Al-Muqorrobin (orang-orang yang selalu dekat dengan Allah), dan al-Maghfuriin (orang-orang yang senantiasa mendapatkan ampunan dari Allah). 


Khutbah II 

اللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×)


اَلْحَمْدُ ِلله رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ . اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلَى نِعْمَةِ الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانْ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْ جَعَلْتَـــنَا مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامْ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.
أَمَّا بَعْدُ، 


فأيها المسلمون، اِتَّقُوا االلَه فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَـهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلـمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.


رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. 


عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


KH. Abdul Rofi’ Afandi, MA, Pengasuh Pondok Pesantren Asy-syafi’iyah​​​​​​​ Kedungwungu Krangkeng Indramayu