FKUB Sukabumi Gelar Saresehan Tokoh Agama untuk Penguatan Moderasi Beragama
Rabu, 2 Oktober 2024 | 17:00 WIB
Amus Mustqim
Kontributor
Sukabumi, NU Online Jabar
Forum Kerukunanan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi menggelar Saresehan Tokoh Agama untuk Penguatan Moderasi Beragama di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, Jalan Palabuhan II Lembursitu, Kota Sukabumi pada Rabu (2/10).
Ketua FKUB Kabupaten Sukabumi, Daden Sukendar dalam sambutannya mengatakan bahwa saresehan tersebut bertujuan untuk membumikan paham moderasi beragama.
Karena menurutnya, dengan menggali nilai-nilai universal, seperti kasih sayang, perdamaian, dan kesetaraan, benang merah dari setiap perbedaan akan saling menguatkan sehingga mampu terhindar dari paham ekstrimisme.
"Moderasi beragama bukan hanya untuk islam, karena sikap ekstrimis ada di setiap agama. Bagaimana mempertahankan negara dan keberagamaan kita sesuai dengan sikap wasathiyah," ucap Kang Dasuk, sapaan akrab Daden Sukendar.
Pria yang juga terpilih sebagai salah satu dari 150 Instruktur nasional moderasi beragama di Indonesia ini, mengajak kepada seluruh elemen khususnya tokoh agama untuk melakukan (Mainstraming) mengarusutamakan paham ini.
"Dalam surat alfaatihah kita harus bisa seperti apa yang sudah Allah tauladankan kepada kita, yaknu seperti pengasih dan penyayang," terangnya.
Meski, kata dia, manusia tidak akan sampai pada titik sempura, karena yang sempurna hanya milik Allah, paling tidak ada upaya untuk menginternalisasi sikap tersebut dalam laku hidup keseharian.
"Kemudian dalam kitab nasoihul ibad manusia diperintahkan, kasih sayangilah semua yang ada di bumi, niscaya di langit semuanya akan menyayangi kita," terang Kang Dasuk yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kabupaten Sukabumi itu.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kemenag Kabupaten Sukabumi, Dadang Ramdani menyebut bahwa kerukunan tanpa moderasi itu kurang efektif. Karena itu, ia bersyukur segala masalah di Sukabumi biasa diatasi dengan cepat.
"Dalam penanganan kerukunan, kita dituntut untuk menyatukan seluruh komponen umat, khususnya tokoh beragama di tengah dinamika yang terjadi. Potensi ini senatiasa bisa dikomunikasian, dimusyawarahkan.
Keberhasilan tersebut, kata Dadang, karena bangunan kolaborasi yang kokoh. Mulai dari forkopimda, tokoh ulama, serta unsur terkait lainnya.
"Fenomena yang juga biasa muncul, perizinan pendirian rumah ibadah. Ini harus betul-betul dikelola dengan baik, sesuai prosedur," sambung Dadang.
Dadang menegaskan, dalam menjaga kerukunan, ada sejumlah sikap kunci yang harus senantiasa dilakukan, mulai dari silaturahmi, bijak dalam menyikapi fenoma. Selain itu, kata dia, membangun hubungan hati (silatulqolbi, hubungan pemikiran (silatulfikri), serta silatul'amal atau selalu berbuat kebaikan di tengah masyarakat.
Karena kata dia, benih-benih perpecahan juga muncul bukan hanya antar umat beragama, tetapi di intenal umat beragama juga bisa saja lahir.
Terakhir, ia menekan agar tokoh agama di Kabupaten Sukabumi bijak dan bersikap netral dalam menghadapi Pilkada 2024.
"Dalam Menghadapi Pilkada, tokoh agama mampu menjadi kunci dalam menjaga kerukunan. Tidak saling merugikan. Mengajak bijak menyikapi setiap problem di tengah masyarakat," pungkasnya.
Terpopuler
1
DPR RI Setujui Usulan Kemenag soal Tambahan Anggaran untuk BOS Madrasah dan Tunjangan Profesi Guru
2
Dikukuhkan Rais 'Aam PBNU, Inilah Susunan Struktur Idaroh Aliyah JATMAN 2025-2030
3
Pererat Ukhuwah, PCNU Kabupaten Bogor Gelar Istighotsah dan Silaturahmi Pendekar Pagar Nusa
4
Ketika 14 Siswa Tak Diakui Negara: Kebijakan Tambah Rombel 50 Siswa Mengandung Bom Waktu
5
Perkuat Ukhuwah dan Semangat Dakwah di Masyarakat, GP Ansor Cigerenem Gandeng Latansa 2 Gelar Pengajian Syahriahan
6
Aklamasi, Nyai Hj Minyatul Ummah Terpilih Pimpin Fatayat NU Jawa Barat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua