• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Doa

Terdampak Kekeringan, Ini Doa-doa Pilihan Atasi Kemarau Panjang 

Terdampak Kekeringan, Ini Doa-doa Pilihan Atasi Kemarau Panjang 
Terdampak Kekeringan, Ini Doa-doa Pilihan Atasi Kemarau Panjang  (Foto: freepik)
Terdampak Kekeringan, Ini Doa-doa Pilihan Atasi Kemarau Panjang  (Foto: freepik)


Musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan hampir di seluruh Indonesia terdampak kekeringan dan susahnya mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


Pada situasi demikian, ada sejumlah doa yang dapat diamalkan oleh setiap hamba agar bisa tetap bertahan hidup ditengah kekeringan melanda. Doa tersebut disampaikan oleh Wakil Sekretaris LBM PBNU, Ustadz Alhafiz Kurniawan dilansir NU Online, doa itu adalah doa Rasulullah saat kemarau panjang 


Pertama, doa yang dikutip dari pembukaan khutbah Shalat Istisqa Rasulullah saw. Sebagaimana berikut:

 
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ عَلَيْنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ


Alhamdulillāhi rabbil ālamīn. Arrahmānir rahīm. Māliki yaumid dīn. Lā ilāha illallāhu yaf‘alu mā yurīd. Allahumma antallāhu. Lā ilāha illā anta. Antal ghaniyyu wa nahnul fuqara`. Anzil ‘alainal ghaitsa waj‘al mā anzalta ‘alainā quwwatan wa balaghan ilā hīn.


Artinya, "Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Kau adalah Allah. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Engkau. Kau Maha Kaya. Sementara kami membutuhkan-Mu. Maka turunkanlah hujan kepada kami. Jadikanlah apa yang telah Kauturunkan sebagai kekuatan dan bekal bagi kami sampai hari yang ditetapkan," (HR Abu Dawud).


Kedua, doa yang dibaca Rasulullah saw saat sedang khutbah Jumat. Seorang sahabat datang ke dalam masjid menceritakan bencana kekeringan dan meminta Rasulullah yang sedang khutbah Jumat untuk berdoa kepada Allah.


اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا, اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا
 

Allāhumma agitsnā, allāhumma agitsnā.


Artinya, "Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami," (HR Muttafaq Alaih).


Doa yang ketiga ini adalah lafal doa istisqa yang pernah dibaca oleh Rasulullah menurut riwayat Abu Awanah dari Sahabat Sa‘ad ra.


اَللَّهُمَّ جَلِّلْنَا سَحَابًا, كَثِيفًا, قَصِيفًا, دَلُوقًا, ضَحُوكًا, تُمْطِرُنَا مِنْهُ رَذَاذًا, قِطْقِطًا, سَجْلًا, يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ


Allāhumma jallilnā saḥāban, katsīfan, qashīfan, dalūqan, dhaḥūqan, thumthirunā minhu radzādzan, qith-qithan, sajlan, yā dzal jalāli wal ikrām.


Artinya, "Ya Allah ratakanlah hujan di bumi kami, tebalkanlah gumpalan awannya, yang petirnya menggelegar, dahsyat, dan mengkilat; sebuah awan darinya Kauhujani kami dengan tetesan deras hujan yang kecil, rintik-rintik, yang menyirami bumi secara merata, wahai Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mulia," (HR Abu Awanah). 


Adapun doa yang keempat adalah doa istisqa seekor semut di zaman Nabi Sulaiman As sesuai dengan cerita Rasulullah saw dalam riwayat Imam Ahmad.


اَللَّهُمَّ إِنَّا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِكَ, لَيْسَ بِنَا غِنًى عَنْ سُقْيَاكَ


Allāhumma innā khalqun min khalqika, laysa binā ghinan ‘an suqyāka. 


Artinya, “Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu,” (HR Ahmad).


Dengan merujuk kepada sebuah hadits riwayat Ahmad, Ustadz Alhafiz menjelaskan bahwa meski hanya doa seekor semut, Nabi Sulaiman As bersama rakyatnya membatalkan rencana istisqa karena Nabi Sulaiman As merasakan keistimewaan doa tersebut.
 


Doa Terbaru