• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Depok

Perlu Perhatian Serius, Perubahan Iklim Menjadi Ancaman Nyata Bagi Manusia

Perlu Perhatian Serius, Perubahan Iklim Menjadi Ancaman Nyata Bagi Manusia
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) TB Ace Hasan Syadzily pada pembukaan Rakornas LPBINU di Pesantren Al-Hamidiyah
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) TB Ace Hasan Syadzily pada pembukaan Rakornas LPBINU di Pesantren Al-Hamidiyah


Bandung, NU Online Jabar
Lingkungan menjadi isu yang sangat populer saat ini, terlebih perubahan iklim yang tak menentu yang menjadikan kondisi bumi tidak ramah untuk ditinggali, seperti akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas. Perubahan iklim (climate change) menjadi ancaman nyata bagi manusia seperti kesehatan, keselamatan, serta aktivitas ekonomi. 


“Cuaca ekstrem hingga bencana alam yang sering terjadi terkait erat dengan perubahan iklim, menimbulkan kerugian yang begitu besar baik korban jiwa, hilangnya aset, serta menurunnya aktivitas produksi khususnya di sektor pertanian telah dirasakan akibat perubahan iklim yang saat ini terjadi,” ujar Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) TB Ace Hasan Syadzily pada pembukaan Rakornas LPBINU di Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Sabtu (3/6/2023). 


Maka untuk mengatasi hal tersebut, perlu respons kebijakan adaptasi dan mitigasi. Menurutnya, perubahan iklim perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.


“Persoalan perubahan iklim bukan hanya soal kemanusiaan, tetapi isu universal yang menyangkut eksistensi bumi sebagai tempat planet hidup, dampaknya bisa kita rasakan. Cuaca ekstrem saat ini menyebabkan banjir, longsor, kekeringan, pemanasan global, dan lain-lain, apalagi Indonesia berada pada cincin api yang dihantui dengan berbagai jenis-jenis bencana," katanya.


 “Dalam Rakornas LPBINU ini kami akan membahas aksi konkret dan nyata baik di tingkat pusat maupun daerah untuk ikut serat berkontribusi bagi merawat jagad ini. Mungkin di antara kita ingat pemikir Sayyid Hossein Nasr, seorang guru besar, bahwa krisis lingkungan dan kerusakan alam tidak serta merta disebabkan oleh alam itu sendiri, ada intervensi manusia dan sains yang turut menyebabkan degradasi lingkungan,” imbuhnya.


Ia menjelaskan bahwa untuk mengatasi problem tersebut, Sayyid Hossein Nasr menawarkan dengan mencoba agama hadir melakukan rekontektualisasi niilai-nilai agama dan kearifan lokal. 


“LPBINU siap berkontribusi besar dalam upaya menyelamatkan bumi yang kita cintai ini. Kegiatan Rakornas ini tujuan yang paling utama adalah kami ingin melakukan konsolidasi penguatan, kelembagaan LPBI se Indonesia. Kami ingin bahwa melalui penugasan yang diberikan oleh Ketua Umum PBNU kepada kami, LPBINU dapat terkonsolidasi dengan baik dan hadir di tengah masyarakat di kala masyarakat sedang mengalami bencana,” ujarnya. 


Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tujuan berikutnya yaitu untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam penanggulangan bencana serta perubahan iklim dalam rangka membangun dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana serta perubahan iklim.


“Rakornas ini menindaklanjuti apa yang menjadi arahan ketua umum yaitu spiritual ekologi, sejalan dengan apa yang telah dihasilkan dari rekomendasi tokoh-tokoh agama yang dilaksanakan di Bali yang tergabung dalam R20 yang salah satunya memperkenalkan konsep spiritual ekologi dan ini sejalan juga dengan semangat 1 Abad NU yang mengusung tema merawat jagad,” pungkasnya.
 


Depok Terbaru