• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Kota Bandung

UN Indonesia Sebut Aktivitas Manusia Jadi Faktor Pemicu Perubahan Iklim, Yuk Ubah Perilaku dengan Cara Berikut

UN Indonesia Sebut Aktivitas Manusia Jadi Faktor Pemicu Perubahan Iklim, Yuk Ubah Perilaku dengan Cara Berikut
UN Indonesia Sebut Aktivitas Manusia Jadi Faktor Pemicu Perubahan Iklim, Yuk Ubah Perilaku dengan Cara Berikut. (Foto: freepik)
UN Indonesia Sebut Aktivitas Manusia Jadi Faktor Pemicu Perubahan Iklim, Yuk Ubah Perilaku dengan Cara Berikut. (Foto: freepik)

Bandung, NU Online Jabar
Isu perubahan iklim saat ini sedang menjadi topik pembicaraan serius di seluruh dunia. Enviromental Protection Agency (EPA) mengartikan perubahan iklim sebagai perubahan suhu secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Atau dengan kata lain, perubahan iklim bisa juga diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis atau ekstrem, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya.


Berdasarkan data dari United Nations in Indonesia menyebutkan, sejak tahun 1800-an, penyebab utama dari perubahan iklim adalah aktivitas manusia, di antaranya akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas.


Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat, Dadang Sudardja mengatakan, contoh nyata dari hal di atas adalah emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim termasuk karbon dioksida dan metana. Kemudia juga diakibatkan oleh pembukaan lahan dan hutan yang dapat melepaskan karbon dioksida, pembuangan sampah, dan lainnya.


“Dampak perubahan iklim bagi lingkungan dan manusia adalah akibatnya saat ini bumi mengalami peningkatan suhu 1,1°C. Konsekwensi dari perubahan iklim saat ini antara lain kekeringan hebat dan masif, kelangkaan air, kebakaran hutan dan lahan naiknya permukaan air laut di Wika pesisir, banjir, pencairan es kutub, badai dahsyat, dan penurunan keanekaragaman hayati. Bahkan kondisi seperti dapat mengakibatkan bencana,” ujarnya, Selasa (15/3/2023). 


Perubahan iklim, kata dia, juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, sektor pertanian merupakan sektor yang paling terdampak. Petani tidak bisa mengolah lahan dikarenakan tidak ada air. Gagal panen terjadi di mana-mana. Begitu juga Sektor lainnya akan mengalami penurunan kualitas terutama yang menyangkut keselamatan manusia.


“Yang menyebabkan perubahan iklim terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca,” terangnya.


Untuk meminimalisasi risiko tersebut harus ada upaya untuk melakukan perubahan perilaku. “Gaya hidup sangat menentukan dan memiliki dampak besar pada planet kita. Sekitar dua pertiga dari emisi gas rumah kaca global terkait dengan rumah tangga pribadi. Sektor energi, makanan, dan transportasi masing-masing menyumbang sekitar 20 persen dari emisi gaya hidup,” ucapnya. 


“Dari listrik yang kita gunakan, hingga makanan dan cara kita bepergian, kita bisa membuat perbedaan,” sambung dia.


Sementara itu, menurut UN Resident Coodinator Office Indonesia, ada 10 langkah atau tindakan untuk membantu mencegah terjadinya Krisis Iklim, di antaranya:


1. Hemat energi di rumah dan kantor tempat bekerja

2. Jalan kaki, bersepeda atau naik transportasi umum

3. Perbanyak makan sayuran

4. Pertimbangkan perjalanan terutama untuk perjalanan jarak jauh yang mempergunakan pesawat terbang. Karena pesawat terbang membakar bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan.

5. Buang lebih sedikit makanan.  Artinya jangan sering membuang makanan. Dengan membuang makanan sama dengan membuang sumber daya dan energi untuk dipergunakan menanam, memproduksi, mengemas,dan mengangkutnya.

6. Kurangi,dan gunakan kembali, perbaiki & daur ulang.

7. Ubah sumber energi rumah anda dengan energ yang terbarukan.

8. Beralih ke kendaraan listrik

9. Pilih produk yang ramah lingkungan.

10. Utarakan/Ungkapkan. Ungkapan-ungkapkan dan ajaklah orang lain untuk bergabung dalam mendukung tindakan.

“Ini merupakan cara yang paling efektif untuk membuat perubahan dalam merespon krisis iklim,” pungkasnya.


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru