• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Jajaki Kerjasama dengan AWS, RMI PBNU Gelar Kick Off Kompetisi Santri 4.0

Jajaki Kerjasama dengan AWS, RMI PBNU Gelar Kick Off Kompetisi Santri 4.0
Gus Rozin
Gus Rozin

Bandung, NU Online Jabar 
Rabithah Ma'had Islamiah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menggelar Kick Off Kompetisi Santri 4.0 dengan tema Dari Santri untuk Pesantren dan Umat Islam, Minggu (11/7).  Kegiatan tersebut digelar bekerja sama dengan Amazone Web Services (AWS), untuk mengenalkan kepada santri mengenai dunia digital.

Ketua RMI PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin, menyampaikan, RMI merupakan asisoasi pesantren yang berafiliasi dengan NU. Dirinya mengklaim, santri NU saat ini merupakan generasi Z.

"Santri yang ada di Nahdlatul Ulama tidak kurang dari 5 juta, dan semuanya saya kira semuanya dari Gen Z, generasi Z. Semuanya adalah anak-anak yang hampir tidak ada, santri-santri kita yang digenerasi milenial, mereka sudah pulang, sudah menjadi ustadz-ustadz muda, sedangkan para santri kita sekarang itu generasi Z," ujarnya.

Ia menuturkan, ada jarak yang cukup besar antara guru dan santri yang dididik dalam dunia tradisional dan tidak berkaitan langsung dengan teknologi. Ketika teknologi datang, maka ada jarak yang harus dijembatani agar para santri mampu beradaptasi dengan dunia digital.

"Ini menjadi konsen kita pertama, bahkan semenjak saya 4th yang lalu bergabung di Rabithah Ma'ahid Islamiyah menjadi ketua di Pengurus Pusat, Kita menjadi konsen yang cukup besar bahwa Ternyata mungkin 99% pesantren kita itu masih melarang gadget itu dipesantren, dan memang ada listen yang sangat kuat, tetapi ada nilai kurangnya, adalah ketika gadget atau perangkat -perangkat yang lain itu dilarang dipesantren yang kemudian dampaknya adalah adanya hambatan bagi para santri untuk belajar dunia digital," tutur Kiai Rozin

Dalam kesempatan yang sama, ia menginginkan agar pesantren dan santri mengejar ketertinggalan, agar ada sesuatu terobosan yang luar biasa, mengingat saat ini kita berada dilintasan dunia yang serba digital. Hal ini tentu diperlukan upaya yang jauh lebihs serius lagi untuk mengejar ketertinggalan para santri

"Terutama ketika dunia digital ini menjadi sangat penting, tidakhanya untuk menyambut revolusi industri yang terakhir tidak hanya untuk menyambut persaingan individual tetapi juga dunia digital ini menjadi sangat penting ketika kita berbicara dalam konteks mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kita tahu ini menjadi konsen utama di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," jelasnya.

Kiai Rozin juga mengatakan, selain dunia digital bisa menjauhkan individu-individu, juga harus mampu merekatkan individu-individu dengan cara, pendekatan, niat yang benar serta kemauan yang kuat.
 
"Maka saya kira dunia digital bisa berfungsi untuk merekatkan dan menyatukan negara kesatuan republik indonesia sesuai dengan arahan, sesuai dengan cita-cita Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Kami mempunyai cita-cita, saya kira dalam waktu jangka pendek, menengah, dan jangka panjang agar para santri ini lebih dekat dengan dunia digital,  tidak hanya menjadi penikmat, tidak hanya menjadi komsumen, tetapi juga menjadi pemain, menjadi orang-orang yang mengambil peran didalam dunia digital ini dlam bidang apapun," lanjutnya.

Selain itu, mulai dari sekarang para santri juga harus diakrabkan dengan dunia digital, agar konsep pendidikan kedepan tidak terjadi ketimpangan dan ketertinggalan lebih jaub dengan dunia digital.

"Konsen kita kepada para santri kita, santri-santri secara bertahap, RMI ini bekerja sama dengan AWS ini menjadi awal yang baik untuk menjadi pintu masuk yang strategis untuk melangkah ke tahap-tahap yang selanjutnya yaitu melibatkan para santri Untuk berlatih kepada hal-hal yang lebih mendalam, yang lebih technical, yang berkaitan dengan dunia digital," kata Kiai Rozin.

Menurutnya, banyak santri ataupun alumni yang telah menempuh pendidikan S2, S3, sangat berkaitan erat dengan dunia digital. Jika rasionya ketika dibandingkan dengan santri-santri yang berada di tersebar diseluruh indonesia, ketimpangannya masih jauh.

"Karena itu, RMI sesedikit apapun ingin mendorong awarness ini kepada para santri agar bisa masuk lebih cepat lagi kedalam dunia digital didalam apapun, dalam issue apapun termasuk didalam kompetisi santri 4.0  yang kita akan buka, akan kita mulai hari ini," jelasnya dalam sambutan.

Ia berharap, santri-santri yang mengikuti program ini mampu berkompetisi dengan sehat dan menguji kesabaran sekaligus memompa semangat dan spirit untuk menguasai dunia digital.

"Terakhir kami memohon doa restu kepada para pengasuh pesantren yang hadir, para pengurus Rabithan Ma'had Islamiyah yang hadir pada siang hari ini agar kegiatan semacam ini bisa kita lakukan dan berhasil serta memberikan manfaat ke para santri diseluruh indonesia, terutama bagi santri2 yang mengikuti kompetisi ini, dan terutama bermanfaat bagi masing-masing pesantren, Sehingga, apapun judulnya yang diikuti kompetisi ini itu memberikan sumbangsih, baik sumbangsih langsung maupun tidak langsung kepada individu-individu santri yang mengikuti, maupun kepada pesantren yang diwakilinya," pungkas Kiai Rozin.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru