• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Resep Ibnu Hajar Al-Haitami untuk Perkuat Jamaah dan Jam’iyah NU

Resep Ibnu Hajar Al-Haitami untuk Perkuat Jamaah dan Jam’iyah NU
Ustadz Khoeru Faruq di hadapan pelajar putri dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung (Foto: NU Online Jabar/Abdullah Alawi)
Ustadz Khoeru Faruq di hadapan pelajar putri dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung (Foto: NU Online Jabar/Abdullah Alawi)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Kabupaten Bandung Ajengan Khoeru Faruq mengatakan untuk memelihara kekuatan jamaah dan jam’iyah, pengurus NU di berbagai tingkatan bisa berkaca kepada ungkapan Ibnu Hajar Al-Haitami.

“Ada dua Ibnu Hajar yang dikenal dalam khazanah pesantren. Pertama Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Ibnu Hajar Al-Haitami,” katanya saat mewakili MWCNU Pacet pada Temu Alumni dan Silaturahim IPPNU Se-Kabupaten Bandung dengan tajuk Memperkuat Persaudaran dan Solidaritas Pelajar NU Lintas Generasi di Kantor MWCNU Kecamatan Pacet, Sabtu (17/10).  

Ustadz muda yang akrab disapa Kang Heru ini menjelaskan makna perkataan Ibnu Hajar Al-Haitami tersebut yang artinya, tak akan ada kekuatan tanpa ada kebersamaan. Tak akan ada kebersamaan tanpa ada persaudaraan. Tak ada persaudaraan tanpa ada pertemuan. 

Ajengan yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Syifaus Salam Maruyung ini menekankan secara khusus tentang perlunya kebersamaan. 

“Kebersamaan itu harus terus dilakukan dan bisa dirawat dengan 3K,” kata ajengan yang pernah nyantri di Pesantren Cijantung (Ciamis), Bantargedang (Tasikmalaya), Cikalama (Sumedang), An-Nidzom dan Darul Hikam (Sukabumi) ini. 

K yang pertama, menurutnya, adalah komunikasi. Menurut dia, antara pengurus di struktur (jam’iyah) harus terus-menerus melakukan komunikasi dengan jama’ah. 

“Lepas komunikasi maka akan terjadi mufaraqah (perpisahan, red.). Si A dan si B menjalin asmara, tapi kalau tidak ada komunikasi, maka akan mufaraqah. Begitu juga dengan jamaah dan jam'iyah. Maka harus dibangun dengan komunikasi,” tegasnya.  

K yang kedua, lanjutnya, adalah koordinasi, sementara K yang ketiga adalah konfirmasi. Karena Ajengan Khoeru Faruq tidak menjelaskan secara khusus terkait K yang satu ini, NU Online Jabar menelusurinya pada KBBI daring. Artinya, adalah mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. 

Begitu pula dengan K yang terakhir atau konfirmasi, Kang Heru tidak menjelaskan secara detil. Lagi-lagi NU Online Jabar menelusurinya melalui KBBI daring, yakni penegasan; pengesahan.  

Sepertinya, terkait dua K yang terakhir ini relevan dengan apa yang dikatakan PCNU Kabupaten Bandung KH Asep Jamaluddin yang hadir pada kesempatan tersebut. Menurutnya, di dalam tubuh organisasi NU di tiap tingkatan harus ditumbuhkan sikap loyalitas.

Pewarta: Abdullah Alawi 
 


Daerah Terbaru