• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Daerah

Pesantren Al-Huda, Ponpes Terkemuka di Garut

Pesantren Al-Huda, Ponpes Terkemuka di Garut
Pesantren Al-Huda, Ponpes Terkemuka di Garut. (Foto: Rudi Sirojudin Abas).
Pesantren Al-Huda, Ponpes Terkemuka di Garut. (Foto: Rudi Sirojudin Abas).

Oleh: Rudi Sirojudin Abas
Garut termasuk wilayah kabupaten berbasis pendidikan pesantren. Dilansir dari Kementerian Agama Kabupaten Garut yang tercatat dalam data Education Management Information System (EMIS), sebanyak 1.055 Pondok Pesantren (Ponpes) telah masuk data EMIS. Jumlah ini belum termasuk untuk Ponpes yang belum mempunyai izin operasional.

 

Sebagaimana diketahui, Ponpes yang terdata dalam EMIS merupakan lembaga yang telah mempunyai izin operasional.

 

Dari data di atas, maka terdapat kurang lebih 25 Ponpes telah tersebar di tiap masing-masing kecamatan dari 42 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut. Sementara, dari 421 desa yang ada di Kabupaten Garut, maka terdapat 3 Ponpes di setiap desanya. Ini artinya, Kabupaten Garut memang termasuk wilayah yang kaya akan lembaga pendidikan berbasis pesantren.

 

Dari sejumlah Ponpes di atas, baik yang tercatat dalam EMIS maupun tidak, terdapat satu Ponpes terkemuka yakni Ponpes Al-Huda yang beralamat di Jln. Oto Iskandar Dinata No.24 Telp. (0262) 232067-234400 Kecamatan Tarogong Kaler-Garut.

 

Pada awalnya, Ponpes Al-Huda menitik beratkan pada pendidikan pesantren salafiyah (kajian kitab kuning) dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIH). Namun seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman, pada tahun 2008/2009 pesantren Al-Huda mengkombinasikan dua sistem pendidikan, yaitu pendidikan salafiyah dan pendidikan formal (modern) seperti TK/PAUD, SMP, dan SMK.

 

Pesantren Al-Huda termasuk salah satu pesantren tua di Kabupaten Garut. Pesantren Al-Huda berdiri pada tahun 1939, bersamaan dengan berdirinya Pesantren Darussalam Wanaraja (1939) dan delapan tahun lebih muda dari Pesantren Cipari Sukawening (1931). Dari usianya yang hampir 82 tahun, pesantren Al-Huda telah banyak melahirkan para santri yang menyebar ke beberapa daerah.

 

Menurut KH. Wildan Hilmi (Cucu KH. Sirojuddin), pesantren Al-Huda resmi berdiri setelah KH. Sirojuddin mendirikan dua pesantren terdahulunya, yakni pesantren di Babakan Palah Cibolerang dan pesantren di Kampung Nagrak Paledang. KH. Sirojuddin mendirikan pesantren ketika berada pada usia 15 tahun dengan bimbingan orangtuanya Syekh Adroi dan gurunya Kyai Abdul Malik.

 

KH. Sirojuddin Ama Biru, pendiri Ponpes Al-Huda merupakan sosok pribadi yang alim. Pada waktu usia yang terbilang muda tersebut, KH. Sirojuddin telah menguasai ilmu-ilmu kitab kuning bercorakan tasawuf, tauhid, alat, dan hadits. Berdasar keilmuannya ini lah ia kemudian menciptakan syarah ilmu alat jurumiyah yaitu Jurumiyah Assirojiah. Keberadaan Syarah Jurumiyah Assirojiah kemudian menjadikan pesantren Al-Huda menjadi pesantren yang menitik beratkan kajiannya pada ilmu alat (balagoh).

 

Pesantren Al-Huda merupakan pesantren pencetak ulama di Kabupaten Garut. Setelah KH. Sirojuddin wafat, estafet kepemimpinan pesantren A-Huda beralih ke puteranya yaitu KH. Ulumuddin Banani (1945-2009). Dari masa kepemimpinan ini lah pesantren Al-Huda mengalami perkembangan pesat. Ribuan, bahkan puluhan ribu alumni telah tersebar ke seluruh daerah baik di dalam maupun di luar Kabupaten Garut. Salah satu alumni pesantren Al-Huda yang berpengaruh di Kabupaten Garut adalah KH. M Nuh Addawami (Rois Syuriah PWNU Jawa Barat 2016-2021).

 

“KH. M Nuh Addawami paling lama nyantri di pesantren Al-Huda, Tarogong, Garut, dibawah pimpinan KH Sirojuddin (Mama Siroj),” dikutip dari NU Jabar Online, (12/10) beberapa bulan lalu.

 

Setelah KH. Ulumuddin Banani wafat pada tahun 2009, pesantren Al-Huda kini diteruskan oleh para putera-puterinya yakni: KH. Wildan Hilmi (Pimpinan Ponpes), Hj. Nenden, KH. Irfan Hadian Banani (Ketua KBIH Al-Huda), Hj Lina Nuraeni, dan Aceng Muhammad Rifki Banani (Pimpinan Sekolah Formal Al-Huda).

 

Penulis adalah seorang peneliti kelahiran Garut.
 


Daerah Terbaru