• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 17 Mei 2024

Daerah

LIPSUS COVID-19

Perjuangan Kiai Pengasuh Pesantren di Masa Pandemi Covid-19

Perjuangan Kiai Pengasuh Pesantren di Masa Pandemi Covid-19
Pengasuh Pondok Pesantren Laa Tahzan Desa Wanguk Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Kiai Rosim M Nur
Pengasuh Pondok Pesantren Laa Tahzan Desa Wanguk Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Kiai Rosim M Nur

Indramayu, NU Online Jabar
Pengasuh Pondok Pesantren Laa Tahzan Desa Wanguk Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Kiai Rosim M Nur terpaksa harus menjual mobil kesayangannya untuk menutupi kebutuhan biaya makan santri dan operasional pesantren serta operasional lembaga pendidikan yang ada dalam pesantren. Pasalnya pesantren tersebut menggratiskan seluruh biaya kepada santrinya dan hanya mengandalkan donatur tidak tetap serta usaha yang dibangun oleh sang kiai untuk membiayai seluruh kebutuhan santri.

Sementara semenjak terjadinya pandemi Covid-19, perekonomian para donatur terganggu sehingga sumbangan untuk pesantren tersendat dan usaha kiai juga mengalami penurunan, maka demi menyelamatkan para santri, Kiai Rosim M Nur harus bertindak cepat dengan menjual asset berupa mobil.

“Kasihan para santri, jangan sampai mereka tidak bisa makan dan jangan sampai operasional pesantren terganggu, maka saya ikhlaskan mobil tersebut untuk dijual dan Alhamdulillah untuk sementara waktu aman, entah ke depannya seperti apa, kita pasrahkan saja kepada Allah SWT,” ungkap Kiai Rosim kepada NU Online Jabar, Kamis (30/09).

Pesantren Laa Tahzan didirikan oleh Kiai Rosim M Nur bersama istrinya pada tahun 2006  yang lalu dan saat ini sudah ada puluhan santri yang nota bene anak yatim piatu serta fakir miskin, mereka datang dari Indramayu, Subang, Karawang dan Jawa Tengah untuk mencari ilmu di pesantren dan sekolah umum yang sudah didirikan oleh pesantren berupa Paud,  MI, MDTA dan  SMK Nusantara. Pesantren Laa Tahzan menggratiskan seluruh biaya bagi santri sampai dengan makanpun ditanggung oleh pihak pesantren. 

“Terus terang saja saya merasa prihatin melihat anak yatim piatu yang terlantar juga melihat masyarakat yang kurang mampu dan tidak bisa mensantrenkan serta menyekolahkan anaknya, akhirnya saya bersama isteri bertekad dengan sepenuh hati untuk mendirikan pesantren gratis dan pendidikan gratis, Alhamdulillah berdirilah Pesantren Laa Tahzan dengan filosofi agar mereka tidak khawatir bersama kami, karena Allah pasti menolong kita. Pesantren ini akhirnya terwujud dan bisa berjalan kemudian banyak santri yang berdatangan baik dari Indramayu sendiri maupun dari luar kabupaten hingga dari luar provinsi,” ujar Kiai Rosim.

Terkait dengan dampak Covid-19 yang mengakibatkan terganggunya pasokan dana dari donatur dan usaha yang dibangun oleh Kiai Rosim sendiri, pengasuh pesantren Laa Tahzan menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah tidak akan tinggal diam juga para aghniya akan tergerak hatinya untuk membantu para santri. 

“Dalam situasi serba susah seperti ini dengan adanya pandemi Covid-19, maka kita harus sabar dan ihlas menerima menerima semua ini, kita harus berani berkorban untuk menyelamatkan nasib para santri, jangan sampai mereka kelaparan, tidak lupa juga saya mengajak kepada semuanya untuk berdoa kepada Allah SWT, semoga musibah ini segera berlalu dan perekonomian warga juga bisa pulih kembali,” tutup Kiai Rosim M Nur.

Sementara Sekretaris MWCNU Kecamatan Anjatan, KhozinulAsror merasa prihatin melihat kondisi pesantren yang diasuh oleh Kiai Rosim. Dirinya juga merasa sangat takjub melihat pengorbanan kiai untuk membiayai pesantrennya sampai harus menjual mobil untuk biaya makan para santri.

“Kami atas nama pengurus MWCNU Anjatan ingin mengetuk hati para aghniya dan donatur untuk bersama-sama bergerak membantu pesantren yang terkena dampak Covid-19, lebih jauh kami juga berharap agar pemerintah daerah, provinsi maupun pusat  memperhatikan kondisi para kiai di pondok pesantren, terutama pesantren yang menggratiskan seluruh biaya kepada santri, karena dampak pandemi Covid-19 ini sangat terasa, seharusnya ada bantuan khusus dari pemerintah kepada pesantren dan kiai. Kalau pihak lain saja mendapat bantuan, kenapa pesantren dan kiai tidak?” pungkas Khozinul Asror.

Pewarta: Iing Rohimin
Editor: Abdullah Alawi

 


Daerah Terbaru