• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Mengenal Lebih Dekat Sosok Rais Syuriyah PCNU Indramayu Terpilih, KH Ahmad Baidhowi Bilal

Mengenal Lebih Dekat Sosok Rais Syuriyah PCNU Indramayu Terpilih, KH Ahmad Baidhowi Bilal
Rais Syuriyah PCNU Indramayu Terpilih, KH Ahmad Baidhowi Bilal
Rais Syuriyah PCNU Indramayu Terpilih, KH Ahmad Baidhowi Bilal

Indramayu, NU Online Jabar
Konferensi Cabang (Konfercab) XX PCNU Indramayu yang digelar digelar di Aula Gedung Dakwah Nahdlatul Ulama Jalan Gatot Subroto No. 09 Indramayu, Sabtu (08/01) berhasil memilih Rais Syuriyah melalui mekanisme Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA). Lima orang anggota Ahwa tersebut yakni KH. Ahmad Baidhowi Bilal, KH. Tasrifin, KH. Sidiq, KH. Abdul Azis dan KH. Ilyas setelah melakukan musyawarah menghasilkan keputusan bahwa yang diamanati untuk menjadi Rais Syuriyah PCNU Indramayu masa khidmat 2022-2027 adalah KH. Ahmad Baidhowi Bilal.

 

KH. Ahmad Baidhowi Bilal adalah sosok kiai yang alim, sederhana dan bertutur kata halus namun selalu tegas untuk urusan organisasi dan suaranya penuh wibawa ketika menyampaikan pandangan keagamaannya. 

 

Kiai Baidhowi demikian beliau biasa dipanggil, adalah putra dari pasangan KH Bilal bin Ilyas dan Nyai Hj. Rehanah yang dilahirkan pada tahun 1958. Kiai Bilal adalah ulama besar Indramayu pendiri Pesantren Raudlatul Mutaallimin Blok Kepolo Desa Singaraja. 

 

Ia merupakan anak kedua dari 8 bersaudara, yakni masing-masing KH. Mujahidin, KH. Ahmad Syaeroji Bilal, Kiai M. Noor, Hj. Mahmudad, Hj. Fatimah, KH. Ibnu Ubaidillah dan KH. Ahmad Fauzan Adhim. 

 

Kiai Baidhowi sejak kecil telah dididik oleh orang tuanya dengan ilmu agama dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren, setelah lulus sekolah dasar dirinya mesantren di Babakan Ciwaringin Cirebon pada tahun 1971sampai 1973, kemudian melanjutkan ke Pesantren Arjawinangun Cirebon pada tahun 1973-1975 yang diasuh oleh KH. Syatori, selanjutnya untuk lebih memperdalam ilmu agamanya, Kiai Baidhowi mesantren di Lirboyo-Kediri-Jatim.

 

Kiai Baidhowi  menikah dengan Nyai Hj. Mufatikhah putri ulama besar asal Kecamatan Sliyeg Indramayu, KH. Ahyad Syaefudin. Dari pernikahannya tersebut beliau memiliki 3 orang putra dan 1 orang putri, yaitu Yayat Hidayatuddin, Cecep Saepullah, Maki Muhammad dan Imama Mawaddah.

 

Saat ini KH. Ahmad Baidhowi Bilal saat ini menjadi pengasuh di Pesantren Roudhotul Ma'arif yang beralamat di Jl. KH. Ahyad Saefudin Blok Mangir, Desa Kasmaran Kecamatan Sliyeg- Indramayu. 

 

Kiai Baidhowi bukanlah sosok baru di PCNU Indramayu, selama sepuluh tahun terahir, dirinya telah dipercaya memegang amanah sebagai Katib Syuriyah sejak masa KH. Masduqi hingga KH. Syarif Tahmid, maka tidak aneh kalau kemudian Kiai yang dikenal sebagai macannya bahtsul masail ini dipilih oleh Ahwa menjadi Rais Syuriyah PCNU Indramayu untuk masa khidmat lima tahun ke depan.

 

Beberapa pemikiran Kiai Baidhowi tentang NU juga dikenal sangat bernas, menurutnya peran dan fungsi Nahdlatul Ulama adalah menciptakan khaira ummah atau umat terbaik. “Kita ingat pada Muktamar NU di Magelang1939 ditetapkanlah prinsip-prinsip pengembangan sosial dan ekonomi yang tertuang dalam Mabadi Khaira Ummah, yaitu pertama, ash-shidqu (benar) tidak berdusta; kedua, al-wafa bil ‘ahd (menepati janji) dan ketiga at-ta’awun (tolong-menolong). prinsip ‘adalah (keadilan) dan istiqamah (konsistensi, keteguhan),” ungkap Kiai jebolan Pesantren Lirboyo ini. 

 

Menurut Kiai Baidhowi, tantangan yang dihadapi NU saat ini sangat besar. Namun, semua itu bisa dihadapi dengan menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

 

“Saat ini berkembang medsos yang digunakan oleh kelompok-kelompok takfiri dan aliran yang anti NKRI. Maka saya berharap kepada generasi muda NU untuk turun menguasai medsos karena dakwah NU juga harus berbasis medsos, jangan sampai medsos dikuasai oleh kelompok-kelompok takfiri yang menyebarkan ajaran dengan kebencian serta menyalahkan bahkan mengkafirkan sesama umat Islam. Apalagi jika dilihat gerakan radikal dan para pengusung ideologi menyimpang yang dapat mengancam keutuhan NKRI, maka sudah saatnya Nahdliyin bergerak menyelamatkan umat agar mendapatkan materi dakwah yang sejuk, mempersatukan serta mendamaikan,” ujar Kiai Baidhawi.

 

Ia berharap, warga Nahdliyin untuk menumbuhkan kebanggaan terhadap NU, aktif dalam jam’iyah Nahdlatul Ulama di berbagai tingkatan maupun juga lembaga dan banom, karena NU jelas-jelas sejak zaman penjajahan dahulu hingga sekarang ini telah membuktikan diri sebagai organisasi yang berjuang membela bangsa dan negara ini. 

 

“Mencintai NU dan aktif dalam jam’iyah ini adalah sebagai wujud kecintaan kita kepada NKRI, karena NU telah terbukti sebagai penjaga gawang bangsa dan negara ini. NU adalah rumah besar kita karena di sini disediakan berbagai wadah perjuangan dalam berbagai bidang dan keahlian, tinggal bagaimana caranya aktualisasi diri itu diwujudkan,” pungkas Rais Syuriyah PCNU Indramayu, KH. Ahmad Baidhawi Bilal.

 

Pewarta: Iing Rohimin


Daerah Terbaru